8

725 97 29
                                    

Para idol masih terdiam. Membeku pada tempatnya dengan berbagai pikiran memenuhi isi kepala mereka kecuali Riku yang hanya memandang mereka dengan tatapan bingung.

"Emm..teman-teman? Ada apa dengan kalian?" Tanya Riku.

Hening. Tak ada jawaban. Membuat Riku mengerutkan dahi sementara Ichiro melebarkan senyumnya.

"Hee, kalian kenapa diam seperti itu anak-anak? Silahkan duduk. Kita minum teh terlebih dulu," ajak Ichiro masih mempertahankan senyumnya.

Gak pegel apa tuh bibir-author.

"M-maaf Watanabe-san-,"

"Ichiro,"

"Ah. M-maaf Ichiro-san. S-sepertinya kami harus pergi karena ada urusan," ucap Iori gugup menjurus takut yang diangguki oleh idol lain.

"Ah, benarkah? Sayang sekali," ucapnya dengan wajah yang dibuat sedih.

Tak Tak Tak

Perlahan Ichiro mendekat membuat para idol waspada. Entah sadar atau tidak mereka mundur secara perlahan dengan Tenn yang menarik Riku ke sisinya.

Akhirnya Ichiro sampai ke depan para idol lalu membisikkan sesuatu kepada mereka.

"Ada urusan atau memang sudah tau?" Bisiknya membuat idol membulatkan mata.

"Hah? Tau tentang apa?" Ucap Riku polos.

"K-kami benar-benar harus pergi sekarang, Ichiro-san. Kami minta maaf," setelah mengucapkan itu para idol bergegas keluar dengan Tenn yang menarik ralat menyeret Riku yang masih tak mengerti situasi.

Tapi, tepat saat mereka keluar mansion itu, mereka dikejutkan oleh kemunculan trio ubur-ubur. Yaitu, Ken, Ten, dan si loli, Hana beserta beberapa butler yang tadi mereka lihat. Oh, dan jangan lupakan Yami yang berada di atas kepala Hana.

"Haruuuuuu! Kau sudah datang?? Aku sangat merindukanmu," ucap Ten yang diabaikan oleh Riku.

"Hana-chan? Kau sudah kembali?" Tanya Riku diangguki Hana.

"Haru~ jangan abaikan aku,"

"Haru, hadiahmu benar-benar bagus. Bahkan, teman-temanku sampai menangis saking senangnya," ucap Hana dengan mata berbinar.

"Haha, syukurlah jika kau suka,"

"Haru~"

"Diam Ten-nii. Suaramu terlalu cempreng membuat telingaku sakit," ucapnya membuat Ten mengeluarkan aura suram.

"N-nanase-san, kita harus pergi sekarang. Ini mendesak," ucap Iori.

"Rikkun, ayo pergi sekarang! Aku ingin pipis," rengek Tamaki.

"Kau bisa buang air kecil di dalam, Tamaki," ucap Riku menawarkan dibalas gelengan oleh Tamaki.

"Tidak mau! Aku tidak mau Rikkun~ orang itu seorang pembunuh. Aku belum mau mati," ucap Tamaki membuat jantung idol yang hampir lepas saking terkejutnya dengan ucapan Tamaki yang tak tau situasi.

'Tamaki/Tamaki-kun/Yotsuba-san!,' batin seluruh idol minus Riku dan Tamaki.

"Hah? Tadi, kau bilang apa Tamaki-kun?" Tanya Riku.

"Jadi, benar sudah tau ya. Pfft hahaha, ini akan menyenangkan," ucap Ichiro dengan senyum yang kian melebar.

"Lari semuanya!!" Teriak Gaku lalu melarikan diri lebih dulu diikuti oleh yang lain.

Namun, mereka dihalangi oleh trio ubur-ubur dan butler yang lain. Mereka dikepung.Beberapa butler mendekat dan menahan para idol. Tentu mereka memberontak.

Don't Know //Nanase RikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang