Bismillahirrahmanirrahim.
•Prolog•
Dia yang dulu memintaku pada Ayah dengan bangga, kini perlahan mulai melepaskan genggaman.
Dia yang dulu berjanji akan menjagaku, kini mulai melepaskan.
Dia yang dulu dengan manis berucap akan selalu mencintaiku, kini menyakitiku tanpa perasaan.
Benarkah dia imam yang selama ini aku impikan?-(Bukan) Imam Impian-
Written by AayuuSR🍂🍂🍂
Aku menahan sesak di dadaku ketika ucapan itu mengalir begitu saja dari bibirnya. Aku bahkan tidak bisa lagi mengeluarkan air mata karena sudah terlalu lelah menangis. Dia masih saja berjongkok di hadapanku, menggenggam tanganku, dan menatap tepat di mataku yang mungkin sudah berubah warna menjadi merah. Ingin sekali rasanya aku berteriak marah padanya, namun nyatanya mulutku bungkam. Otakku tidak mampu menyusun kata-kata, semua saraf tubuhku hanya fokus pada satu rasa yang kini menyesakkan hatiku. Aku tidak pernah menduga jika Allah memberikan ujian seberat ini untukku, tapi aku tau jika Allah percaya bahwa aku bisa melewatinya.
Aku menggelengkan kepalaku ketika dia hendak menangkup kedua pipiku. Sungguh aku merasa sesak hanya dengan menatap wajahnya. Wajah yang dulu mampu mengukirkan senyuman bahagia di wajahku, namun kini mataku enggan menatapnya. Wajah yang dulu selalu tersenyum jahil ketika menggodaku, kini memelas meminta izinku.
Maksudnya izin untuk melukaiku?
Allah ... bolehkah aku mengatakan jika aku tidak sanggup lagi? Kenapa Engkau memberi hamba lemah sepertiku cobaan seberat ini? Apa benar aku mampu melewatinya? Melewati jalan berduri yang disediakan oleh suamiku sendiri?"Sayang, aku tau ini melukaimu–"
"Lalu, kenapa kamu melakukannya?" Aku memotong.
Dia nampak bungkam.
"Apa kesalahanku? Apa kekuranganku? Apakah selama ini aku tidak menyenangkan hatimu?"
Dia terlihat semakin tidak bisa berkata-kata. Aku tetap melanjutkan, namun sebelum itu aku melepaskan genggaman tangannya dan berdiri membelakangi dirinya.
"Aku tidak pernah menyangka hal ini darimu. Aku kira kamu mencintaiku–"
"Aku mencintaimu."
"Bohong!"
Aku kembali berbalik, menatap wajahnya dengan tatapan marah. Aku bahkan tidak tau seberapa kacaunya wajahku saat ini. Aku yang selalu ada untuknya, aku yang selalu menemani hari-harinya, aku yang rela pergi jauh dari tempat kelahiranku hanya untuk bisa selalu bersamanya. Namun, apa yang aku dapatkan?
"Bukankah Islam mengizinkannya? Aku benar, kan?"
"Iya! Kamu benar! Benar-benar menyakitiku!"
Aku berbalik. Berjalan menuju kamar, membiarkannya masih berdiri kaku di sana. Setelah ini aku serahkan padanya. Apa dia masih tidak menyerah meminta izinku atau mungkin sadar dan berubah pikiran.
Aku harap kemungkinan kedua yang menjadi jawabannya.
🍂🍂🍂
📝 Senin, 12 Muharram 1442 H / 31 Agustus 2020 M
📖 (Bukan) Imam ImpianAssalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh semuanya.
Ini cerita baru aku dengan genre Romance-Islami seperti biasanya. Aku harap kalian tidak bosan dengan karyaku😭
Bagaimana sama prolognya?
Nyesek? Ada yang kepikiran ini cerita sad? Gak dulu dong, ada bapernya kok. Kan, butuh proses ea.Boleh minta yellow love nya?
Kasih dong💛💛💛💛
HeheAku belum nentuin jadwal up sih, tapi kemungkinan bakalan up hari Sabtu dan Selasa. Mungkin juga akan sering update.
Sayang kalian semua 💛
SALAM GAK MANIS-MANIS AMAT DARI AKU YANG BIASA AJA.
AayuuSRWassalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Bukan) Imam Impian✓ (SEGERA TERBIT)
Spiritual(Persiapkan uang untuk PO Kha dan Mas Irsyad) ⚠️ Cerita ini hanya untuk orang-orang yang sabar ⚠️ Ada banyak cara menuju surga, haruskah cara ini yang kupilih? Haruskah aku membagi cinta yang selama ini aku miliki sendiri? Apa aku harus pergi dan be...