Bismillahirrahmanirrahim.
Selamat membaca 💛
Lembar Kesembilan Belas || Kecewa
Dia yang berubah atau sebenarnya aku yang tidak tau dia siapa?
- (Bukan) Imam Impian -
Written by AayuuSR🍂🍂🍂
"Kha, maaf Mas langsung pergi ya?"
Aku menatap Mas Irsyad dengan tatapan tidak ikhlas. Kami baru saja sampai di Jakarta, tapi Mas Irsyad bahkan tidak masuk ke dalam rumah. Mas Irsyad yang sadar dengan tatapanku dengan segera mengelus kepalaku lembut.
"Maaf sayang. Tapi, Mas buru-buru."
"Iya, Mas. Kha paham kok, kalau gitu hati-hati ya, Mas." Aku tersenyum.
Mas Irsyad mengangguk. Setelah aku menyalaminya, dia kembali masuk ke dalam mobil dan pergi. Aku bukannya masuk, tapi juga memasuki taksi yang sudah aku pesan dari tadi dan mengikuti Mas Irsyad dari belakang. Aku sebenarnya tidak ingin curiga, tapi ini salah satu cara bagiku untuk mempertahankan rumah tanggaku. Aku paham Mas Irsyad khawatir terhadap sahabatnya, tapi seharusnya Mas Irsyad juga sadar jika dirinya sudah mengikatkan diri pada ikatan suci dengan wanita lain yaitu aku.
Mobil Mas Irsyad berhenti di WhiteLove Cafe membuatku mengerutkan dahi karena heran. Tidak lama, Riana keluar dengan keadaan sama cemasnya seperti Mas Irsyad. Mereka berbincang sebentar mungkin membahas apa yang terjadi dan dilihat oleh Riana. Namun, hatiku tiba-tiba terasa dipukul kuat ketika Mas Irsyad menghapus air mata Riana dengan begitu lembut dan memeluknya juga. Mas Irsyad bilang dia bersikap dingin kepada semua perempuan, tapi sekarang dengan kedua mataku aku melihat Mas Irsyad memeluk wanita lain.
Setelah melepaskan pelukannya, tidak berhenti di sana kini Mas Irsyad mengenggam tangan Riana dan membawanya masuk ke dalam mobil. Aku menghapus air mataku dan meminta sopir taksi untuk terus mengikuti Mas Irsyad dari belakang. Aku tidak bisa berbohong jika rasanya aku sangat marah dan kecewa. Berbagai persepsi negatif yang selama ini aku coba untuk hilangkan kembali muncul menggoyahkan. Adegan Mas Irsyad yang menangisi wanita lain, dia yang bercerita bahwa masih menyayangi Melati, dan sekarang dia yang memeluk serta mengenggam tangan Riana berputar random di kepalaku.
"Astaghfirullahhal'azim, ya Allah jangan biarkan aku suudzan terhadap suami hamba sendiri."
"Neng, hp nya bunyi tuh. Kenapa gak diangkat?"
"Astaghfirullah, saya gak tau. Makasih, Pak."
Aku segera mengambil ponsel dan tertegun ketika melihat nama bang Musa di sana. Namun, aku tetap mengangkatnya agar dia tidak berpikir macam-macam.
"Assalamualaikum, Bang."
"Waalaikumussalam. Kha di mana? Sudah nyampe Jakarta belum?"
"Kha udah nyampe Jakarta, Bang."
"Bentar bentar. Kok Kha sengau gini? Kha nangis?"
Aku berusaha keras untuk tidak terisak. Tanganku menutup mulutku sendiri untuk menahannya, air mataku merembes begitu saja. Aku tidak tau kenapa mendengar suara bang Musa yang khawatir membuat dadaku semakin sesak. Namun, aku tidak ingin egois dan membuat bang Musa meninggalkan kewajibannya sebagai seorang suami. Setelah mencoba menenangkan hati, aku kembali bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Bukan) Imam Impian✓ (SEGERA TERBIT)
Spiritual(Persiapkan uang untuk PO Kha dan Mas Irsyad) ⚠️ Cerita ini hanya untuk orang-orang yang sabar ⚠️ Ada banyak cara menuju surga, haruskah cara ini yang kupilih? Haruskah aku membagi cinta yang selama ini aku miliki sendiri? Apa aku harus pergi dan be...