Bismillahirrahmanirrahim.
Selamat membaca💛
Lembar Keenam Belas | Maaf, Kha.
Maafkan aku yang masih belum sempurna menjadi suami.
Maafkan aku yang tidak bisa seperti Baginda Nabi.
Aku telah melukai hatimu tanpa kusadari.- (Bukan) Imam Impian -
Written by AayuuSR🍂🍂🍂
"Kha, maafin Mas."
Aku memasang wajah datar ketika Mas Irsyad pulang dan langsung meminta maaf padaku. Sepulang dari rumah sakit, aku mengurung diri di kamar. Pesan-pesan yang dikirim Mas Irsyad hanya aku baca bahkan ada beberapa tidak lagi aku buka, telponnya juga tidak aku jawab. Hatiku masih terasa sesak mendengar bentakannya tadi siang, bahkan dia juga meninggalkanku di rumah sakit begitu saja. Tidak seperti Mas Irsyad yang aku kenal, Mas Irsyad yang lembut dan juga penyayang. Namun, tadi yang aku lihat adalah Mas Irsyad yang berbeda.
Kini Mas Irsyad berjongkok di hadapanku dan menggenggam tanganku erat, namun mataku masih enggan untuk menatapnya. Air mataku masih mengalir tanpa mampu aku cegah.
"Maafin Mas, Kha. Mas emang salah karena udah bentak Kha, udah teriak sama Kha. Maafin Mas, sayang." Mas Irsyad berucap lirih.
Aku masih diam dan tidak menatap ke arahnya. Aku tau Mas Irsyad sekarang menangis, bahunya bergetar dan tanganku yang dia pegang terkena tetesan air matanya. Aku menghembuskan napasku perlahan, lalu meminta Mas Irsyad berdiri.
"Maafin Mas dulu Kha."
"Kasih Kha waktu, Mas."
Mas Irsyad menatapku dengan tatapan menyesal, aku mengalihkan pandangan darinya.
"Apa kesalahan Mas gak bisa Kha maafin? Apa Mas bener-bener ngelukain hati Kha?"
Kali ini aku menatap matanya. "Kha gak suka dibentak, Mas. Kha rela dimarahin daripada harus dibentak. Itu ngelukain hati Kha, Mas. Dan apa yang Mas lakuin tadi juga menghancurkan kehormatan Kha di depan umum."
Mas Irsyad menatapku merasa bersalah, aku berdiri. Aku tau mungkin ini memang lebay, namun itu kenyataannya. Aku tidak suka dibentak apalagi di depan umum seperti tadi.
"Kha mau denger penjelasan Mas Irsyad besok pagi. Malam ini Kha mau tidur di kamar tamu aja."
Baru saja hendak berjalan, Mas Irsyad memegang tanganku. Dia kini berdiri di hadapanku dan menghalangi jalanku.
"Gak baik pisah ranjang dengan mudah, Kha."
Aku menatap Mas Irsyad, lalu berbalik arah menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi aku kembali meneteskan air mata. Aku tau setiap rumah tangga pasti akan dilanda masalah dan aku sepenuhnya sadar jika kali ini Allah sedang menguji rumah tangga kami. Aku tidak membenci Mas Irsyad atau berniat meninggalkannya karena satu kesalahan pertama yang dia lakukan, tapi aku hanya kecewa dan ingin menyembuhkan lukaku sendirian.
Aku mencuci wajahku ketika merasa sudah lelah menangis. Setelahnya, aku keluar dari kamar mandi. Begitu aku keluar, Mas Irsyad masih terduduk di atas kasur dengan kepala tertunduk lemah. Aku mencoba acuh dan langsung naik ke atas kasur untuk berbaring, karena kehadiranku Mas Irsyad mengangkat kepala lalu menatapku. Aku mencoba memejamkan mata dan tidur membelakangi dirinya. Tidak menunggu lama aku mendengar Mas Irsyad mematikan lampu dan ikut berbaring. Aku menahan isakanku ketika tangan Mas Irsyad memeluk pinggangku dari belakang, kepalanya dia letakkan di belakang kepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Bukan) Imam Impian✓ (SEGERA TERBIT)
Espiritual(Persiapkan uang untuk PO Kha dan Mas Irsyad) ⚠️ Cerita ini hanya untuk orang-orang yang sabar ⚠️ Ada banyak cara menuju surga, haruskah cara ini yang kupilih? Haruskah aku membagi cinta yang selama ini aku miliki sendiri? Apa aku harus pergi dan be...