36

989 42 0
                                    

Author_

Setelah kejadian memalukan itu, vinny selalu menghindar jika bertemu dengan dhante.
Harusnya dia tak melakukannya dan menikmatinya, tapi dia justru terbuai akan ciuman dhante, dan malah ikut menikmatinya.

Dikantin vinny sedang makan bersama arga, diselingi candaan dan tawa dari keduanya.
Sepasang mata melihatnya dengan tajam, tapi yang dilihat tak memperhatikannya.

Waktu itu dhante sudah mengatakan perasaannya terhadap vinny, tapi sampai sekarang dia belom mendapatkan jawaban atas pernyataannya. Apakah vinny juga mencintainya atau tidak.
Alih alih menjawab, vinny justru menghindarinya beberapa hari belakangan ini.

Pesta pertunangan agnes tinggal 2 hari lagi, tapi dhante belom juga berani mengajak vinny untuk datang bersama, dhante takut kalau sampai ditolak, harga dirinya akan anjlok, mengingat dhante adalah cowok tampan, dan kaya. Dia berpikir waktu itu vinny mau membalas ciumannya, berarti vinny juga mencintainya.

Bukan tanpa sengaja vinny dekat dengan arga, tapi vinny tidak enak menolak ajakan arga kekantin, karna mereka memang teman dekat, vinny juga masih merasa malu atas kejadian dikamar dhante beberapa hari yang lalu. Vinny berharap dia bisa menjelaskan siapa arga ke dhante. Tapi mungkin tidak saat ini, karna jujur saja vinny tidak ada keberanian berbicara bahkan menatap dhante.

Saat pulang sekolah, dhante sengaja nungguin vinny pulang.
Vinny yang melihat dhante nyender dimotornya pun, beralih menuju jalan lain, tapi pergerakannya diketahui oleh dhante.

"Vin, tunggu" teriak dhante

Mau tidak mau vinny menghentikan langkahnya, dan berbalik.
Vinny melihat dhante berjalan kearahnya. Vinny berusaha mengontrol detak jantungnya saat ini.
"Pulang bareng gue" ucap dhante datar dan langsung menarik tangan vinny menuju motornya.

"Eh, gue pulang sendiri aja"

"Ga ada penolakan" ucap dhante datar.

Vinny hanya bisa pasrah, dhante memberikan helm untuk vinny, entah nemu darimana helm itu.
Setelahnya vinny menerima dan memakainya, tapi entah kenapa dia kesulitan mengancingkan helm itu. Dhante yang mengetahuinya mendekat ke vinny, dan mengaitkan kancing helm vinny.

Sontak jantung vinny berpacu dengan cepat, dhantepun sama. Dengan jarak sedekat ini vinny dapat merasakan hembusan nafas dhante.
Bukan hanya vinny, dhante pun merasakan hal yang sama.

Setelah sama sama sadar akan kedekatan jarak, mereka sama sama mundur beberapa langkah.
"Ehem" dehem dhante mencairkan suasana.

"Ayok naik" lanjut dhante

Vinny pun segera naik, diperjalanan hanya keheningan, tiba tiba dhante membelokkan motornya ke tempat makan lesehan didekat taman kota.
Setelah turun, vinny yang bingung hanya diam ditempat.
"Lo ga mau masuk?" Tanya dhante

Vinny mengangguk, lalu berjalan mengekor dibelakang dhante.
Mereka duduk bersebelahan.
Setelah memesan makanan, dhante kembali bersuara
"Malem minggu ada acara ga?" Tanya dhante datar

"Kenapa?" Vinny tak kalah datar

"Gue duluan yang nanya, kenapa nanya balik" ucap dhante dengan ketus

"Lo kenapa sih marah marah mulu" vinny sewot

"Siapa yang marah coba, gue kan nanya" kata dhante

"..." vinny diam

"Gimana?" Tanya dhante lagi

"Apanya?" Jawab vinny dengan pertanyaan lagi

"Ck. Astaga" geram dhante

"Lo malem minggu ada acara ga?" Ulang dhante

"Lo mau ngajak gue jalan?" Tanya vinny kembali

"Ah. Tau lah" kesel dhante

"Ditanya malah nanya balik" gumam dhante yang masih bisa didengar vinny samar, namun vinny mengabaikannya

Setelah mereka selesai makan, mereka kembali melanjutkan perjalanan, sebelum menuju rumah dhante, mereka kerumah vinny dulu untuk berganti pakaian.

Dhante sedang menunggu vinny duduk dikursi teras depan.
"Ayok" ajak vinny yang sudah siap

"Udah?" Tanya dhante

Vinny memutar bola matanya malas, menurutnya dhante bertanya yang tidak membutuhkan jawaban.
Mereka menuju motor dhante, tiba tiba vinny buka suara
"Emm dhan" panggil vinny

Dhante pun menoleh dan menaikkan alisnya sebelah, vinny yang mengerti maksud raut wajah dhante melanjutkan ucapannya
"Malem minggu gue free"

"Oh" jawab dhante

Kemudian melanjutkan perjalanan menuju motor.
Vinny hanya bisa mengumpat dalam hati. "Tadi bukannya nanya, giliran dikasihtau cuma bilang oh, tau gitu kan diem aja" batin vinny kesal
Padahal vinny tadi sudah mati matian menahan malu nya, agar bisa bilang itu ke dhante, namun respon dhante membuat vinny semakin malu.

Tbc

Haii guys...
Sebelum next part
Please bantu vote and coment

Thanks you

Sehat selalu untuk kita semua


Guruku Papaku [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang