Sei il grande amore della mia vita
(Kau adalah cinta terbesar dalam hidupku)
♥♥♥
Verona, kota indah yang begitu terkenal akan kisah cinta sejati nan romantis berakhir tragis antara Romeo dan Juliet.
Selama ini, impian seorang Roseanne hanyalah tinggal di kota romantis. Alih-alih memilih kota Venesia yang sudah sangat terkenal dengan sebutan 'the city of love'. Ia pikir Verona adalah opsi paling baik, karena tujuan utamanya datang ke Italia adalah berkunjung ke rumah Juliet Capulet. Tempat dimana Romeo dan Juliet sering bertemu secara diam-diam untuk memadu kasih.
Sejak di sekolah dasar, hobby Rose adalah membaca novel romance dari berbagai penjuru dunia. Salah satunya adalah Romeo dan Juliet karya William Shakespeare, yang hingga kini mampu membuatnya hanyut dalam kisah cinta romantis tersebut. Kisah yang mampu membawa angannya terbang setinggi langit, namun setelahnya dihempas ke bumi dengan begitu elegannya. Novel dengan kisah cinta klasik yang mampu menghipnotisnya, dan mampu membuatnya berkeingan besar untuk berkunjung ke setiap tempat yang ada di dalam sana.
Dan kini, disinilah seorang Roseanne Belle. Berdiri di depan bangunan bergaya khas Eropa dengan warna coklat dan merah bata yang mendominasi, sambil menuntun koper besar dan tas ransel yang digendongnya. Senyuman bahagia terpatri di bibirnya yang indah dengan warna kemerahan, hasil polesan liptint dari brand kesukaannya. Rambut pirang panjangnya tergerai indah tanpa hiasan. Serta tubuh putih dan tinggi semampai yang membuatnya menjadi perhatian para pria lokal disana. Matanya sibuk mengedarkan pandangan pada setiap sisi bangunan. Ia melangkahkan kakinya untuk masuk lebih dalam.
"Ah finally." gumannya pelan sambil menatap pada patung berbentuk wanita berwarna emas, yang beberapa bagiannya sudah agak berubah warna akibat sudah lama atau sering disentuh oleh turis.
Tangan gadis itu perlahan terulur untuk menyentuh bagian dada pada patung Juliet tersebut. Sebagian warga Italia percaya tentang mitos yang mengatakan bahwa: jika kita menyentuh bagian dada patung Juliet lalu mengucapkan keinginan kita, maka keinginan itu akan terwujud, atau kita akan mendapatkan keberuntungan. Sebagian lagi mengatakan bahwa, jika kita menyentuhnya, maka kita bisa mendapatkan cinta sejati. Sejujurnya Rose bukanlah orang yang mudah percaya pada hal berbau mitos seperti itu, namun apa salahnya mencoba. Barangkali ia bisa benar-benar mendapatkan cinta sejati dari pria Italia tampan, lalu menikahinya, dan mereka mempunyai anak cucu yang lucu. Finally, hidup bahagia sampai tua nanti hingga maut memisahkan di kota Verona. Sungguh angan-angan yang indah.
Setelah selesai dengan patung Juliet, Rose mengedarkan pandangannya pada serangkaian sticky note dan gembok beraneka warna yang terpasang pada pagar besi hitam, dengan berbagai nama dan pesan cinta. Tangannya memilih satu persatu gembok dan sticky note tersebut, sedangkan bibirnya sibuk berguman, membaca satu persatu nama yang ada disana.
"Happy anniversary 2nd, Jennie and Theo."
Rose tersenyum, ia juga ingin menulis namanya dengan sang kekasih di gembok tersebut. Kemudian ia kunci disini agar menjadi bukti bahwa ia dan sang kekasih pernah bertukar janji untuk saling mencintai. Siapa tau cintanya dan sang kekasih akan menjadi cinta sejati layaknya Romeo Montague dan Juliet Capulet. Namun sayang, jangankan kekasih, teman pria pun ia tak punya.
Rose menghela nafas berat, ia melepas genggaman tangannya pada salah satu gembok berbentuk hati dengan warna pink fanta tersebut. Tangannya kini sibuk mengutak-atik ponsel miliknya, membuka sebuah alat translator online.
"Huh, harusnya aku belajar bahasa Italia dulu sebelum benar-benar pergi kesini. Sekarang jadi bingung mau nanya ke siapa?" tanya Rose pada diri sendiri.
Rose menundukan kepalanya. Tubuhnya agak oleng ke belakang saat ada suatu senggolan pada tubuh kurusnya. Hampir saja ia benar-benar terjatuh ke bekalang, kalau saja tidak ada tangan kekar yang menahan tubuhnya dengan rengkuhan erat yang terasa hangat.
Rose mendongakkan wajahnya. Manik mata hazelnya bertemu tatap dengan manik mata hijau zamrud milik seorang pria. Rose menelisik wajah pria tersebut. Rambut dark brown dengan sedikit warna pirang di beberapa helai, alis tebal yang terlihat tegas, mata hijau zamrud nan jernih dengan kilauan yang indah, hidung mancung yang berdiri kokoh, rahang tegas 360 derajat, serta bibir tebal yang... Mmm--kissable.
"Are you oke, signorina?" tanya pria tersebut, yang kemudian mampu membuat Rose mengalihkan fokusnya pada wajah tampan pria itu.
Rose menggelengkan kepalanya pelan seraya memberikan senyuman terbaiknya. "Grazie," Rose berterimakasih dalam bahasa Italia yang baru ia pelajari saat di pesawat tadi.
"Ck, cari kesempatan dalam kesempitan!"
Cibiran seorang pria dalam bahasa Indonesia membuat Rose dengan sigap menoleh ke sumber suara.
"Are you from Indonesia?"
♥♥♥
Hallo semua, kali ini aku kembali dengan new story about love life. Mungkin buku ini ceritanya akan ringan saja dan minim konflik, atau mungkin tidak akan ada konflik. Karena aku hanya ingin membuat yang manis-manisnya saja untuk kalian. Awas diabetes!
Anyway, aku mendapatkan inspirasi untuk menulis buku ini karena menonton film Romeo dan Juliet. Juga Letters to Juliet. Karena kedua film itu aku jadi berkeinginan besar untuk membuat cerita dengan latar tempat di Verona.
Untuk jalan ceritanya, of course akan sangat berbeda dari kedua film itu. Karena disini aku hanya mengambil setting kota Verona saja.
Hope you enjoy this story, see yaa in the first chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
Juliet's House
FanfictionCita-cita seorang Roseanne Belle dari kecil hanyalah tinggal di kota cantik dan romantis dengan kisah cinta klasik, seperti Verona. Semua itu berawal dari kegemarannya membaca novel romance berjudul Romeo dan Juliet karya William Shakespeare. Setel...