TRENTUNO
♥
Jeffrey masih setia menatap chatroomnya dengan Rose. Nomor gadis itu tidak aktif semenjak Jeffrey menginjakan kaki di Surabaya. Haruskah ia menghubungi nomor Italia Rose? Tapi ia yakin Rose sudah pulang ke Indonesia. Itu sebabnya Jeffrey menghubungi nomor Indonesia Rose.
"Hah... lo kemana si bayi? Gak tau apa kalau gue kangen."
Sekarang malam Natal, harusnya Jeffrey pergi ke Gereja bersama dengan yang lainnya. Seperti Jerry misalnya, yang pergi bersama gebetan barunya. Tapi Jeffrey sangat malas, dibanding pergi ke gereja saat malam Natal, ia lebih baik mengurung diri di kamar.
Bruk!
Jeffrey mengelus dada saat seseorang membuka pintu kamarnya dengan sangat kencang, hingga membuat Jeffrey dengan reflek bangun dari posisi berbaringkan.
"Eiy koko Jeffrey, dicariin tuh sama Akong... kenapa kok gak ikut ke Gereja sama ko Jerry?"
Jeffrey memutar bola matanya, ternyata si manusia setengah jadi--Meiling yang membuka pintu kamarnya. Pria setengah wanita dengan kaos pink dan celana jeans ketat itu tersenyum pada Jeffrey.
"Bisa pelan-pelan gak sih Mei-Mei?" tanya Jeffrey.
"Meiling ko Jeffrey bukan Mei-Mei... koko bos, itu Akong nyariin.. Katanya pengen ngobrol juga," jelas Meiling lalu keluar dari kamar Jeffrey dengan gaya centilnya.
"Meiling... Meiling... orang namanya aja Supardjo!"
Jeffrey menghampiri Akong, rumah memang sedang sepi. Karena sebagian besar dari keluarganya sedang merayakan malam Natal ke Gereja.
"Cucu Akong, sini duduk!" panggil Akong.
Jeffrey menurut, ia duduk di samping Akongnya.
"Beuh, cucuku yang hiji iki, wes guanteng puol!" puji Akong.
"Iya Kong, udah tau kok."
Akong berdehem, "Sopo... wedhok kui?" (siapa perempuan itu?) tanya Akong tiba-tiba, to the point sekali.
Jeffrey menatap Akong curiga, kalau sudah begini jadinya. Pasti akan ada pertanyaan-pertanyaan menjurus. Dan lagi--perempuan yang mana yang dimaksud Akong?
"Ya---yang mana?"
Akong tertawa kencang melihat bagaimana wajah bingung sekaligus panik Jeffrey. "Rupanya banyak ya pacar kamu?"
"Eh maksudnya gimana nih, Akong? perempuan yang mana dulu?"
"Yang koyo wong Londo, rambutne pirang terang koyo lampu neon." (Yang kaya orang Belanda, rambutnya pirang terang kayak lampu neon).
"Yang di Verona?"
"Ya, yang tinggal di flat kamu? Sopo deweke?" (siapa dia).
Jeffrey menganga tak percaya, dari mana Akong bisa tahu tentang Rose? Seolah bisa membaca isi pikiran Jeffrey, Akong kemudian menjawab. "Akong tau dari Jerry, katanya kamu bikin story WhatsApp pake foto perempuan itu yang lagi tidur di kamar kamu, pake caption: emoticon hati merah. Kamu tinggal serumah sama dia?"
Jeffrey menepuk dahinya, rupanya Jerry sudah tahu. Padahal ia sudah menyembunyikan story itu dari semua kontak keluarganya, termasuk Rose tentunya. Tapi rupanya Jerry malah terlewat. Padahal story itu sudah lama sekali.
"Cuma temen, Akong."
Akong memberikan tatapan menggodanya pada Jeffrey. "Sudah tinggal bareng, memang gak pernah terjadi apa-apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Juliet's House
Fiksi PenggemarCita-cita seorang Roseanne Belle dari kecil hanyalah tinggal di kota cantik dan romantis dengan kisah cinta klasik, seperti Verona. Semua itu berawal dari kegemarannya membaca novel romance berjudul Romeo dan Juliet karya William Shakespeare. Setel...