17# Promnight

53 13 0
                                    


"Semesta, jika aku pernah membencimu, mungkin waku itu aku cuma kurang sabaran saja, atau sedang pura-pura bodoh tentang waktu yang selalu punya tempat baiknya. Terima kasih karena sudah mengembalikan Angkasa kepadaku"

Tyszah Dzafina



Hari ini tanggal 28 April. Akhirnya berakhir. Duniaku kembali kumiliki sendiri. Entah apa yang benar-benar terjadi semalam. Tapi syukur tidak henti aku ucapkan karena untuk pertama kalinya rumah tempat seseorang selalu pulang akhirnya kurasakan kehangatannya. Ibu kembali ke dirinya yang entah kapan terakhir kali aku melihatnya tersenyum bebas seperti sekarang, mukanya lebih cerah dan ramah. Ayah juga sama, tidak ada lagi beban diwajahnya yang harus selalu berusaha menjaga sikap agar aku dan Ibu tidak pernah merasa benar-benar sendirian. Kubiarkan hari ini jadi penanda tentang keluarga yang selalu jadi tempat terbaik untuk pulang.

Kini sudah pukul 15.00. Aku sekarang sudah berada diteras belakang rumah bersama Ayah dan Ibu yang sudah lama tidak dikunjungi karena pemiliknya pernah lupa cara menikmati hidup. Ditemani cokelat hangat dan bolu pisang buatan Ibu. Jika kalian masih mengingatnya, aku pernah bilang bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan rasa bolu pisang buatan Ibunku di Bogor, sayangnya kini aku menemukan saingannya.

Sore itu kami bercerita banyak. Tentang perguruan tinggi yang akan aku masuki, tentang jurusan yang aku pilih, tentang 5 sahabatku, tentang Yoedra yang kini akan menjadi salah satu teman baikku, juga tentang Angkasa yang selalu menjadi laki-laki yang paling kusenangi didunia setelah Ayah. Ibu dan Ayah juga tak lupa memberi selamat untukku karena sudah berhasil menjadi siswa terbaik 2 dijurusanku, dan rencana Ayah yang akan memasang piagamnya diruang tengah agar aku selalu tahu bahwa seberat apapun hariku besok, aku pasti bisa menghadapinya karena aku sudah pernah cukup lama berjuang sendirian.

Senja hari ini rasanya lebih sejuk, ingin kunikmati lama-lama. Senja pertama yang disaksikan olehku bersama Ayah dan Ibu, senja pertama yang akan mengistirahatkan perjuangan ini malam nanti, senja pertama yang akan membawaku ke tidur yang tak butuh musik lagi agar bisa terlelap. Untuk semesta yang menghadirkan senja indah sore ini, terima kasih.

***

Adzan maghrib berkumandang. Notif dihpku tiba-tiba terus berbunyi tanpa henti. Sudah kutahu pasti apa yang sedang terjadi dan siapa pengirim chat yang tidak sabaran itu. Ya, malam ini adalah acara promnight sekolahku. Tapi dari awal aku memang terlalu malas untuk pergi, meskipun aku juga sudah dapat baju dari butik Ibun, namun itu karena paksaan kelima sahabatku yang tidak ingin pergi jika tak lengkap. Hal aneh lain dari persahabatan perempuan.

Aku memutuskan untuk mengecek hp, tidak ingin merasa bersalah dengan mereka. Yang benar saja, sudah ada 200 lebih pesan yang masuk digrup chat yang ada aku dan 5 sahabatku didalamnya. Lucunya, dipesan terakhir yang tertera dari layar notifikasiku tertulis "Kalau Fina nggak mau datang, kita jemput paksa dirumahnya." Seketika aku langsung membuka chat dan membalas pesan Keisha bahwa aku benar-benar tidak tertarik untuk datang. Namun, tidak bisa tidak. Keisha terus memohon karena ini akan jadi momen seru yang mungkin jadi terakhir kalinya buat kami setelah nanti harus berpisah karena kuliah.

Dea menelfonku, bisa kutebak akan ada petuah darinya lagi karena aku tidak mau datang.

"Halo, Fin"

"Iya kenapa, De?"

"Cuma sebentar kok, asal datang aja"

"Lo tahu kan, gue nggak terlalu suka sama keramaian"

"Bukannya perpisahan kemarin juga rame?"

PAMRIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang