Dante membalik lembaran – lembaran dokumen yang membosankan untuk kedual kalinya hari itu. Ia mulai merasa lelah dengan posisi yang ia harus jalani sehari – hari. Akhirnya ia memutuskan untuk beristirahat sejenak. Ia berdiri dan berjalan ke sudut kopinya dimana ia memiliki mesin kopi pribadi dan mulai menyeduh gelas kopi keempatnya hari itu. Selama beberapa hari ia kekurangan tidur karena ia terus memikirkan tentang Eve. Ya, memang konyol kedengarannya. Bagaimana mungkin seseorang bisa kekurangan tidur hanya karena seorang wanita, namun itu bukan hanya sembarang wanita. Dia adalah Eve. Bagi Dante, Eve itu spesial. Dan hari – hari yang ia lalui tanpanya terasa cukup hampa.
Ia tidak bisa melakukan itu dengan lebih lama lagi, pada akhirnya ia harus menemui Eve jika ia ingin kewarasannya bertahan. Setelah selesai minum kopi, ia kembali duduk untuk melanjutkan pekerjaan membosankannya. Tiba – tiba muncul sebuah ide yang brillian di kepalanya. Karena ia tidak bisa menghubungi Eve, ia berpikir akan lebih baik jika ia menemui Eve secara langsung. Tapi bagaimana?
Saat sedang memikirkan caranya, tiba – tiba pintu diketuk dan salah seorang kepala staff administrasi masuk ke dalam ruangan. Biasanya ia tidak terlalu suka jika diganggu saat bekerja, namun kali ini ia tidak begitu masalah karena memang ia sendiri yang sudah memanggilnya.
"Aku ingin seluruh dokumen lengkap mengenai mantan sekretarisku, Genevieve Hummington." Kepala administrasi itu terlihat sedikit kebingungan mendengar permintaannya karena jika wanita itu sudah keluar kenapa ia masih menginginkan dokumen mengenainya. Namun ia tidak berani juga untuk menolak, yang ia bisa lakukan hanyalah mengangguk dan menjalankan perintah. Sesaat sebelum ia keluar dari ruangan, staff itu juga memberitahu satu hal lainnya.
"Sekretaris baru anda sudah datang. Apakah anda ingin saya mengajaknya masuk ke sini?" Ya, ia hampir lupa bahwa mereka sudah mempekerjakan seorang sekretaris baru, memang butuh beberapa waktu untuk menemukan pengganti Eve, namun akhirnya salah satu dari mereka yang melamar diterima juga. Jujur saja sebenarnya Dante tidak terlalu suka ide untuk memiliki sekretaris baru setelah ia mengenal Eve namun demi berlangsungnya perusahaan, ia harus menerima hal itu.
Tidak lama kemudian, pintu dibuka dan seorang wanita masuk ke dalam ruangan. Rambutnya coklat tua, hampir hitam seperti ebony. Matanya berwarna hijau gelap, mirip warna hutan tropis dan kulitnya putih pucat, hampir terlihat sedikit dingin. Ia tidak begitu cantik, dibandingkan dengan Eve di mata Dante. Menurut standar sosial dia lumayan, namun yang Dante sadari adalah caranya berpakaian sedikit berbeda dengan Eve. Jika dulu Eve selalu berpakaian formal dan rapi. Wanita baru ini memiliki cara berpakaian yang sedikit sensual. Dia memang masih mengenakan jas, namun bagian dalam jasnya bukanlah kemeja, melainkan atasan model wrap dengan push up bra yang menonjolkan lipatan buah dadanya untuk semua orang. Roknya juga sedikit lebih pendek dari standar kerja yang etis. Terlihat Ia juga mengenakan high heels berwarna merah pekat, yang tingginya mungkin sekitar 11cm.
Ketika melihatnya saja, Dante sudah memiliki perasaan tidak enak terhadap wanita ini. Berbeda dengan Eve yang selalu tampak cantik, namun professional. Wanita ini terlihat seperti dia sedang ikut audisi akting salah satu role play film dewasa. Siapa yang membiarkan wanita ini masuk ke kantor dengan pakaian seperti itu? Apa yang dipikirkan para anggota HRD ketika mereka memutuskan untuk menerima lamaran kerja wanita ini?
"Mr. Winston. Namaku Leia. Leia Abridge. Aku akan menjadi sekretarismu mulai hari ini, aku harap kita bisa bekerja sama dengan baik." Wanita itu mengulurkan tangannya untuk Dante, namun ia hanya menatapnya dengan tatapan rata. Bibir wanita itu dipulas dengan lipstick merah, dilihat secara keseluruhan, kelihatan jelas bahwa wanita itu berusaha terlalu keras untuk menggoda dan berpura – pura baik dengannya. Hla itu justru membuat Dante jijik, namun ia merasa bahwa paling tidak ia harus memberikan wanita ini kesempatan untuk bekerja. Jika ia menjadi terlalu menjijikan, Dante berniat untuk langsung mengusirnya keluar dari sana.
Wanita itu membuka beberapa dokumennya yang sudah diberikan sebelumnya dan mulai membacakan jadwal Dante untuk hari itu. Suaranya seperti suara burung bersiul, memang terdengar enak namun Dante tidak peduli. Yang ia inginkan hanyalah Eve.
Saat itu pula bayangan Eve kembali muncul di pikirannya. Ya Tuhan, ia merindukan wanita itu. Tidak ada wanita lain yang ia rindukan seperti Eve. Suara wanita itu lama – lama menjadi semakin pudar, digantikan dengan suara Eve yang memanggilnya.
Hingga akhirnya waktu makan siang pun tiba. Ia tidak merasa lapar sama sekali saat itu, hal pertama yang dilakukannya adalah mengunjungi kantor kepala administrasi. Saat itu pria itu hendak keluar untuk mencari makan, namun ketika melihat Dante masuk ke dalam ruangannya, ia langsung mundur dan kembali ke tempat duduknya. Seorang Dante tidak akan pernah masuk ke kantor divisi lain jika ia tidak memiliki sesuatu yang penting yang ingin ia lakukan. Namun hari itu ia memiliki urusan yang sangat penting. Ia langsung menghampiri pria itu dan menanyakan apakah ia sudah mengumpulkan semua dokumen yang berhubungan dengan Eve. Karena tubuh Dante besar dan tinggi dibandingkan pria itu, ia memundurkan kursinya agar tidak terbentur dengan badan Dante dan mengangguk takut sambil berusaha berdiri dan mengambil dokumen tersebut di sela – sela lemari bukunya.
Ketika dokumen itu diserahkan, Dante langsung mengambilnya dan membawanya kembali ke kantornya. Ketika ia masuk sekretaris barunya sedang berada di sana mengatur beberapa berkas.
"Oh, Mr. Winston. Kau sudah kembali, kukira kau akan pergi makan siang!" katanya dengan senyuman lebar. Karena pikirnya pria itu kembali untuk menemuinya, namun ia salah besar, bukannya senyuman kembali yang ia dapatkan melainkan Dante langsung mengusirnya keluar. Ia tidak mengerti apa yang salah tapi dilihat dari tatapan pria itu, ia tahu bahwa ia tidak ingin membuatnya mengulangi perkataannya untuk yang kedua kali. Jadi dengan berat hati ia berjalan keluar dan membiarkan Dante sendirian.
Tanpa menunggu lama setelah wanita itu keluar dari ruangannya, Dante segera membuka dokumen yang berisi semua informasi yang ada tentang Eve, walaupun kebanyakan dari informasi yang ada cukup biasa, namun setiap kepingnya berharga bagi Dante. Karena dengan informasi yang ada, ia bisa mencari informasi lainnya hingga ia menemukan cara untuk bertemu dengan Eve lagi.
Ia menghabiskan seluruh jam makan siangnya untuk mengamati dokumen tersebut hingga akhirnya ia menemukan cara yang tepat untuk bisa bertemu lagi dengan Eve. Dia tahu bahwa ketika ia bertemu dengannya lagi, kemungkinan ia akan merasakan banyak sekali emosi yang akan ia rasakan. Namun ia tidak begitu peduli atau memikirkan hal itu. Ia akan mengambilnya sehari – sehari hingga ia bisa bertemu dengan Eve lagi.
Sambil tersenyum puas, ia menutup dokumen tersebut dan meletakannya di tas yang nanti akan ia bawa pulang. Memang sebenarnya ia tidak boleh melakukan hal itu, karena dokumen tersebut adalah dokumen perusahaan. Namun ia adalah Dante, siapa yang bisa menghentikannya? Ia terlalu kuat saat itu untuk dihentikan. Ia adalah Dante.
Apa saja yang ia inginkan, akan ia dapatkan.
Termasuk Genevieve Hummington.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Obsession
Romance"Apa yang kau mau, Dante?" Tanyanya pada pria itu. "Pertanyaan bagus, sayang" balasnya sesaat sebelum menempelkan bibirnya ke bibir wanita itu. Ia berusaha melawan namun pria itu jauh lebih kuat darinya. Hingga bibir mereka terpisah dan wanita itu m...