Di meja itu memang bukan hanya ada mereka bertiga, ada beberapa orang lagi yang ada di sana dan kebanyakan dari mereka adalah pria, hanya ada seorang wanita separuh baya di meja itu yang datang dengan pria separuh baya juga yang Eve anggap suaminya, tetapi pasangan ini tidak memperhatikan apa yang terjadi sama sekali dan hanya memperdulikan urusan mereka sendiri, jadi Eve hanya duduk diam disana ketika Dante menatapnya dengan tatapan yang penuh makna. Beberapa saat sebelum acaranya dimulai, Dante akhirnya membuka mulutnya, namun pandangannya kini ditujukan kepada Elliot, auranya berubah menjadi sedikit lebih gelap, tetapi sepertinya hanya Eve yang menyadari hal itu.
"Kau tau, paparazzi dan para jurnalis selalu senang menulis artikel yang melenceng demi mendapatkan views dan reads, bukan? Aku tidak tahu apa yang mereka katakana tentangku tetapi aku bisa menjamin semua yang buruk yang mereka katakana tentangku itu salah." Balasnya dengan ekspresi serius dan kali ini ia sudah memposisikan tubuhnya sehingga ia terlihat lebih authoritative, dengan kedua lengannya terbuka dan bersandar di kursi, sementara kakinya disilangkan.
"Tentu saja, kudengar kau sudah membuat progress yang baik untuk perusahaanmu walaupun kau baru menjabat selama satu bulan, koreksi aku jika aku salah. Ya, tapi aku bisa belajar satu atau dua hal darimu." Balas Elliot, tidak menyadari bahwa setiap kata yang keluar dari bibir Dante.
"Jadi, siapa wanita cantik yang sedang berada di sampingmu ini?" Oh, kelihatannya Dante ingin memainkan suatu permainan saat itu. Eve tidak dapat menebak apa yang sedang ada di dalam pikiran Dante ketika ia menanyakan hal itu kepada Elliot. Mereka berdua saling mengenal, tetapi sepertinya Dante ingin berpura – pura tidak mengenal Eve hanya untuk melihat reaksi wanita itu.
"Oh, ini sekretaris baruku, namanya Genevieve, Genevieve Hummington." Dante berani bersumpah ketika ia mendengar hal itu, jantungnya langsung berdegup dengan sangat kencang, bukan karena ia gugup atau semacamnya, melainkan karena ia tidak sanggup menerima pernyataan itu. Eve memang telah mengatakan bahwa ia sudah bekerja di tempat baru, tetapi Dante tidak pernah menyangka bahwa tempat kerja baru yang dimaksudnya adalah kantor Elliot, yang ia kenal dari koneksi bisnisnya. Elliot dikenal sebagai salah seorang direktur muda yang cukup memiliki nama di beberapa lingkaran kelas atas di New York, itu memang pertama kalinya mereka berdua bertemu secara langsung, namun ia sudah mendengar beberapa hal tentang Elliot walaupun tadinya ia tidak begitu meperdulikannya, tetapi karena mereka bisa dikatakan semi rival secara bisnis, ia harus mempelajari beberapa individual dan kebetulan ia adalah salah satunya.
Dante terlihat tidak senang. Raut mukanya mulai terlihat gelap dan Eve tidak yakin bahwa pria itu akan duduk diam saja disana, untungnya sebelum terjadi sesuatu yang diinginkan, MC segera mengambil alih suasana dan memulai acaranya. Di pesta bisnis itu, semua orang mengobrol satu sama lain, terkadang mereka akan berjalan dari satu tempat ke tempat lainnya untuk menemui orang lain dan setelah acara formalitas nya selesai, barulah makan malam dimulai. Ketika makan malam, Eve merasa tidak enak, bukan karena santapan yang disajikan tidak enak, tidak. Justru kebanyakan hidangan yang disajikan adalah hidangan yang biasanya Eve sukai.
Yang membuatnya tidak nafsu adalah tatapan Dante yang menghakiminya selama ia makan, seolah - olah pria itu marah kepadanya karena datang ke sana dengan pria lain. Terbongkar sudah identitas professionalnya. Eve hanya berharap Dante tidak akan melakukan sesuatu yang gila.
Setelah acara santap malam selesai, waktunya bagi mereka semua untuk saling berkomunikasi satu sama lain, ketika yang lain sedang berbicara, Eve mempersilahkan dirinya untuk keluar dari sana, karena ia benar – benar membutuhkan waktu sejenak dari Dante yang selama makan tadi sering menatapnya dan membuatnya merasa gerah.
Eve berjalan melalui lobby untuk menuju ke kamar mandi dan ketika ia sampai, ia langsung menutup pintu dan perlahan berjalan menuju tempat cuci tangan. Sebenarnya ia tidak ingin ke toilet, ia hanya ingin menjauh dari Dante. Ia berjalan menuju ke tempat cuci tangan lalu mencuci tangannya sambil menatap cermin, melihat refleksinya sendiri di sana. Ia melihat raut wajahnya menjadi tegang dan memutuskan untuk menarik nafas dalam – dalam dan merileksasikan otot wajahnya, ia mencoba tersenyum agar dirinya terlihat lebih segar dan itu berhasil, karena moodnya saat itu menjadi jauh lebih baik.
Ia menyemprotkan ulang parfumnya dan mengaplikasikan lipsticknya kembali yang tadi sempat memudar saat ia makan, lalu mengaplikasikan sedikit touch up powder di bagian dahi, hidung dan dagunya.
"Ayo, Eve, kau lebih baik dari ini." Katanya pada dirinya sendiri sambil menatap cermin. Ia menarik nafas sekali lagi, kemudian berjalan keluar dari kamar mandi, hanya untuk menemui seseorang sudah berdiri di sana menunggunya. Orang itu tidak lain adalah Dante. Eve tidak tahu apakah pria itu mengikutinya ke kamar mandi atau bagaimana, tetapi dia sedang berdiri di sana dengan punggungnya bersandar pada dinding. Lobby saat itu sedang sepi karena semuanya sedang menikmati acara, jadi hanya ada mereka berdua di dekat kamar mandi yang dilalui oleh lorong privat sebelum menuju ke lobby.
"Dante, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Eve dengan nada terkejut. Dante berjalan mendekatinya, ia menyilangkan lengannya dan dari ekspresi wajahnya, sepertinya ia cukup kesal. Sekali lagi ia berdiri berhadapan dengan pria itu. Entah kenapa setiap kali hal ini terjadi, Eve menjadi gugup, jantungnya selalu berdebar dnegan kencang ketika ia menunggu apa yang pria itu akan lakukan selanjutnya.
"Ketika kau bilang bahwa kau sudah memiliki pekerjaan baru, kau tidak pernah mengatakan bahwa kau sekarang bekerja untuk Elliot Carliston."
"Aku tidak merasa bahwa aku perlu memberitahumu siapa bosku. Lagipula tidak ada yang spesial dari hubungan kami, aku hanya bekerja untuknya, itu saja." Balas Eve, ia tahu yang baru saja keluar dari bibir cantiknya adalah kebohongan, tetapi itu adalah kebohongan yang harus ia katakan untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
"Tetap saja Eve, aku tidak suka melihatmu bersamanya." Balas Dante.
"Ini bukan urusanmu, Dante. Ini adalah hidupku. Aku tidak perlu menjelaskan apapun padamu. Kau juga bukan siapa – siapa bagiku!" Akhirnya Eve mulai kesal. Ia paling tidak suka diatur – atur seperti itu. Dante tidak menyukai jawaban ini, ia mengambil tangan Eve, menariknya, lalu langsung menempelkan bibirnya pada bibir wanita itu.
Eve terkejut akan gestur singkat ini, ia langsung mendorong Dante dan menampar pria itu. Kali ini adalah giliran Dante untuk terkejut. Ia menatap Eve dengan pandangan tidak percaya. Eve terlihat sangat malu dan kesal, wanita itu langsung meninggalkannya begitu saja, sementara Dante masih membeku di sana, menyentuh pipinya yang masih memanas akibat tamparan dari Eve.
Eve berjalan masuk kembali ke ruangan dan menemukan Elliot sedang tertawa sambil mengobrol dengan seorang pria yang duduk di sampingnya, ketika melihat Eve, pria itu memanggilnya dan mengajaknya untuk bergabung di percakapan namun Eve menggelengkan kepalanya.
"Maafkan aku, Elliot, tetapi sepertinya aku akan pulang lebih awal, aku merasa tidak enak badan, kau tidak perlu mengantarkanku, aku akan mengambil taksi saja." Katanya sambil berusaha untuk tersenyum. Elliot tidak mengerti apa yang sedang terjadi, tetapi sebelum ia bisa membalasnya, Eve sudah mengucapkan perpisahan dan berjalan keluar dari ruangan untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Obsession
Romans"Apa yang kau mau, Dante?" Tanyanya pada pria itu. "Pertanyaan bagus, sayang" balasnya sesaat sebelum menempelkan bibirnya ke bibir wanita itu. Ia berusaha melawan namun pria itu jauh lebih kuat darinya. Hingga bibir mereka terpisah dan wanita itu m...