Chapter 7

4.8K 205 1
                                    

Eve bangun lebih awal hari itu, satu minggu telah berlalu sejak ia memutuskan untuk keluar dari perusahaan Dante dan hal pertama yang ia pikirkan ketika ia bangun adalah, ia ingin mencari pekerjaan. Ia berjalan menuju komputernya dan membuka emailnya, menunggu balasan dari beberapa perusahaan yang sudah ia lamar minggu lalu, sementara itu ia mencari uang dengan cara berjualan produk secara online baik melalui dropshipping atau semacamnya. Namun tetap saja keinginannya untuk kembali bekerja di kantor sangatlah kuat.

Setelah melakukan rutinitas pagi harinya, ia berjalan ke depan laptopnya dan membuka emailnya. Ternyata ia menerima beberapa surat yang mengatakan bahwa ia diterima bekerja di sana, yang sebenarnya tidak begitu mengejutkan karena Eve tahu sejak awal bahwa ia akan diterima karena ia memiliki CV dan Resume yang sangat lengkap dan menarik, salah satu keuntungannya mempelajari bisnis, finansial dan marketing beserta psikologi selama bertahun – tahun. Yang ia harus lakukan saat itu hanyalah memfilter dan mempelajari semuanya tentang perusahaan – perusahaan yang sudah menerimanya dan memilih salah satu dari mereka yang ia anggap akan menjadi perusahaan yang cocok untuk tempatnya bekerja.

Sejak dulu Eve selalu menyukai finansial jadi tempat barunya harus berhubungan dengan hal itu. Ada beberapa yang menarik perhatiannya namun pada akhirnya ia memilih salah satu diantara mereka, itu bukan keputusan yang mudah tapi ia mengikuti intuisinya dan berharap yang terbaik. Setelah selesai menulis balasan, ia tersenyum lalu melompat kegirangan karena akhirnya ia bebas dari pria iblis bernama Dante itu, ya, dia memang agak sedih karena meninggalkan perusahaan lamanya namun hidup ini harus tetap berjalan, kan? Di email itu dikatakan bahwa ia sudah bisa mulai bekerja pada hari senin yang artinya ia memiliki dua hari, sabtu dan minggu untuk bersantai dan memperisapkan dirinya terlebih dahulu.

Akan tetapi Eve adalah wanita yang mencintai dirinya sendiri dan selalu mengikuti keinginan nya asalkan keinginan – keinginan tersebut bersifat positif dan untungnya saat ia mengecek teleponnya, ia mendapat pesan dari Elliot yang menanyakan kabarnya karena mereka sudah bertukar pesan selama satu minggu penuh sejak pertama kali mereka bertemu dan Eve mulai merasa nyaman berbicara dengan pria itu dan Eve memberitahunya bahwa ia sudah keluar dari perusahaan lamanya dan dalam proses melamar kerja baru, namun ia belum memberitahunya bahwa ia sudah mendapatkan pekerjaan baru. Pagi itu ia memberitahukam berita tersebut kepada Elliot dan dalam waktu kurang dari lima menit, ia membalas pesannya tersebut dengan nada gembira.

"Ini adalah berita bagus, Eve. Baiklah, karena aku ikut senang denganmu, maka sekarang aku akan mengajakmu keluar untuk merayakan ini. Apakah kau bisa menemuiku di Centrak Park nanti? Kita akan makan dan berjalan – jalan di sana." Balasnya. Ia berpikir sejenak untuk melihat apakah ia memiliki sesuatu yang harus ia lakukan hari itu dan tidak, ia tidak memiliki apapun yang harus ia lakukan saat itu jadi tanpa berpikir panjang ia langsung menerima tawaran tersebut.

Eve tidak membutuhkan waktu yang lama untuk bersiap – siap, ia hanya memakai makeup tipis dan membiarkan rambutnya tertata secara natural, ia mengenakan sebuah dress berwarna putih dengan lengan yang puffy yang membuatnya tampak elegan dan ia mengakhirinya dengan sepatu heels pendek berwarna nude dengan purse wara putih. Setelah itu ia menyemprotkan parfum dengan aroma tuberose dan neroli. Menyenangkan rasanya bisa sesekali lepas dari koleksi blazer kerjanya yang sedikit panas.

Ia memesan taksi dan segera menuju Central Park. Ya, itu memang salah satu spot hangout favoritnya di kota itu, karena itu adalah salah satu daerah paling hijau di kota besar seperti NYC dan terkadang ia membutuhkan perubahan skenario dari kehidupan urbannya yang sibuk dan selalu dipenuhi oleh jadwal yang bisa dibilang cukup gila. Walaupun ia menganggap dirinya seorang wanita yang feminin, namun Eve tetaplah seorang pekerja keras.

Saat ia sampa, ia melihat Elliot sudah menunggu di dekat tempat parkir. Mereka bertemu dan saat itu Elliot langsung mengeluarkan satu buah kotak, awalnya ia tidak tahu apa isi kotak itu, karena kotak tersebut hanyalah sebuah kotak hitam polos tanpa logo atau simbol apapun. Ia mengambil kotak itu lalu membukanya untuk menemukan beberapa jenis coklat yang sudah ditata dengan rapi.

"Coklat?" tanyanya kepada Elliot yang tersenyum bangga.

"Ya, aku membuat ini kemarin, aku suka membuat coklat, itu adalah salah satu hobi yang aku lakukan jika aku ada waktu luang. Kebetulan kemarin aku punya waktu luang jadi aku membuat beberapa jenis coklat. Kuharap kau menyukainya." Balasnya singkat. Eve tidak tahu kenapa tapi menurutnya hal itu sangat manis. Ia mengambil coklat tersebut dari tangannya dan mengucapkan terima kasih. Kemudian mereka berdua berjalan di sekitar area taman sambil mengobrol lagi. Biasanya wanita yang banyak berbicara, namun dalam percakapan mereka, justru Elliot lah yang lebih banyak bercerita dan hal itu membuat Eve yang seorang introvert untuk merasa lebih nyaman karena paling tidak ia tidak harus memutar otaknya untuk mencari topik pembicaraan.

"Aku sudah tinggal di New York hampir seumur hidupku, kau tahu. Aku lahir dan dibesarkan di sini. Aku melihat kkkota ini tumbuh dan berubah dari tahun ke tahun dan mungkin kau beroikir bahwa aku akan bosan di sini, namun sebenarnya tidak, aku tidak merasa bosan sama sekali. Aku merasa setiap hari selalu ada hal baru untuk dilihat, orang – orang baru untuk ditemui. Aku bisa mengatakan bahwa mungkin ini adalah salah satu kota terbaik untuk tinggal, ya, jika kau tidak masalah dengan harga properti yang tinggi, tetapi selain itu aku tidak menemukan masalah apapun di sini." Eve bisa melihat entusiasme di wajah Elliot ketika ia menceritakan tentang kota mereka tercinta.

"Oh ya, ngomong – ngomong, dimana nanti kau akan bekerja, well, jika kau tidak masalah memberitahuku nama perusahaan barumu." Katanya sambil memesan dua buah eskrim untuk mereka, satu es krim choco mint untuk dirinya dan satu eskrim strawberry sorbet untuk Eve.

Eve menyebutkan nama perusahaan baru tempatnya nanti bekerja dan Elliot sempat membeku sebentar ketika ia mendengar namanya, namun ia segera mengeluarkan dompet dan membayar eskrim untuk mereka berdua lalu menyerahkan eskrim jatah Eve kepadanya. Sementara mereka makan eskrim, gentian Eve yang bertanya pada pria itu, apa sebenarnya pekerjaannya.

"Ah, aku hanya pegawai biasa di sebuah perusahaan swasta, bukan sesuatu yang spesial." Katanya sambil menggigit eskrim. Eve hanya mengangguk. Mereka berdua berjalan melewati bow bridge dan memandangi danau yang terlihat cantik. Saat itu latar di belakang mereka sudah berubah menjadi merah karena musim gugur dan dedaunan berwarna oranye jatuh dan menghiasi beberapa bagian dari taman. Tempat itu benar – benar terlihat cantik.

Mereka berhenti sejenak di jembatan sambil menghabiskan eskrim. Kemudian Eve menatap Elliot dengan tatapan penasaran. Elliot berpaling untuk menatapnya balik dan bertanya. "Ada apa?" Namun Eve hanya menggelengkan kepalanya.

Yang pria itu tidak ketahui adalah jauh di dalam lubuk hatinya, Eve mulai tertarik dengan pria itu, walaupun ia sendiri tidak mengerti kenapa. Padahal mereka baru bertemu dua kali. Hal itu jadi membuatnya berpikir.

Hal gila apa lagi yang akan terjadi dalam hidupnya?


The Devil ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang