Setelah pertemuan singkatnya dengan Lola, Dante menjadi sedikit gelisah, karena melihat kondisi Lola yang seperti itu, ia tahu ada kemungkinan bahwa wanita itu akan mengetahui tentang Eve dan selama ia bersamanya, ia tahu terkadang wanita itu memiliki kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang gila.
Ya, sebenarnya ada suatu alasan kenapa saat itu Dante memutuskan hubungannya dengan Lola, ia tidak tahu kisah macam apa yang wanita itu ceritakan kepada semua orang disekeliling mereka setelah ia pergi, namun ia tahu bahwa wanita itu akan mengarang dan menambahkan adegan yang sebenarnya tidak pernah terjadi.
Ia ingat pertama kalinya ia bertemu dengan wanita itu adalah di sebuah restoran dimana ia sedang berkunjung bersama salah satu temannya di Ibiza. Tempat itu adalah salah satu tempat yang terbilang cukup elit dan ia masih muda saat itu, Dante mengakui, bahwa dulu untuk melupakan sisi pahit dari hidupnya, ia sering menyenangkan dirinya dengan hal – hal duniawi, termasuk bermain dengan wanita.
Saat itu kebetulan Lola adalah salah satu pelayan yang mengurusi meja mereka dan wanita itu memah terlihat sederhana dengan pakaian staffnya, namun ia memiliki wajah yang terbilang cukup cantik dan tubuh yang menarik. Dante yang saat itu baru saja putus dengan salah satu wanita lainnya karena ia bosan langsung tertarik kepada Lola, ia langsung mengajak wanita itu bertemu.
Dapat dikatakan bahwa pertemuan pertama mereka berlangsung secara singkat, namun sejak itu ia sering menemui wanita itu dan sebagai balasan, ia memberikan beberapa barang mewah dan mengajaknya ke beberapa tempat, yang sebelumya tidak mungkin wanita itu kunjungi jika ia tidak bersama dengannya. Awalnya Dante senang menghabiskan waktu dengan wanita itu, hanya saja ia mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang benar – benar salah dengan wanita itu.
Ternyata dia bukan hanya wanita ceria dan sensual dengan fitur unik, dia juga memiliki masalah ketergantungan emosional. Dante mulai menyadari bahwa semakin lama wanita itu semakin bergantung kepadanya, baik secara fisik maupun emosional dan perasaan suka yang awalnya ia rasakan terhadap wanita itu lama – lama berubah menjadi rasa benci dan muak dengan sikapnya.
Akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan wanita itu, karena pikirnya ia tidak mungkin bisa kembali ke dalam hidupnya lagi, ia masih ingat betapa shocknya wanita itu ketika ia meninggalkannya begitu saja, bisa dikatakan wanita itu sempat sedikit histeris, mengancam akan melakukan macam – macam terhadap dirinya sendiri jika Dante meninggalkannya. Sebegitu terobsesinya Lola dengan dirinya. Namun Dante tidak peduli, memang sejak awal ia tidak pernah mencintainya. Yang ia butuhkan dari wanita itu hanyalah kesenangan sementara, tidak lebih, ia tidak memiliki perasaan yang mendalam, makanya meninggalkannya begitu mudah.
Namun sekarang wanita itu kembali. Ia tahu persis bahwa wanita itu tidak akan bisa menyentuh atau menyakitinya. Karen dante bukanlah seorang pria yang mudah disakiti seperti itu. Sepanjang hidupnya, ia sudah terbiasa menerima rasa sakit dari orang disekelilingnya, ia 9sudah kebal, namun ada satu hal lagi yang sekarang ia takuti.
Ia hanya takut jika wanita itu menemukan Eve dan berusaha menyakitinya. Ya, Lola bukanlah wanita paling waras yang pernah ia temui, kenyataan bahwa wanita itu masih berusaha mencarinya, artinya ada kemungkinan bahwa ia akan berusaha menyingkirkan saingannya, termasuk Eve.
Ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Tidak ada yang boleh menyakiti Eve.
Selain itu, ia rindu dengan Eve, memang mereka baru saja bertemu beberapa hari yang lalu, namun ia sudah sangat merindukannya. Karena mereka berdua sama – sama sibuk dengan pekerjaan, banyak hal yang tidak bisa mereka lakukan bersama dan mereka juga jarang berbicara selama itu. Dante berpikir untuk mengundang Eve ke rumahnya. Karena ia tinggal sendiri, tidak aka nada masalah jika Eve datang dan berkunjung.
Dengan senyuman lebar, seolah ia telah melupakan semua masalah di dunia, Dante mengambil teleponnya lalu menelepon Eve. Seharusnya wanita itu berada di apartemennya. Benar saja, beberapa detik kemudian, telepon tersebut terangkat. Suara Eve yang lembut terdengar dari sisi lain. Dante tidak bisa menahan rasa senang dan semangatnya ketika ia mendengar suara Eve.
Eve bertanya apa yang ingin ia bicarakan karena sebenarnya ia tidak sedang ingin berbicara dengan siapapun, namun karena rasa sayangnya dengan Dante, ia masih membiarkan pria itu meneleponnnya. Nanti Eve akan mempelajari bahwa menerima panggilan tersebut adalah salah satu kesalahan yang ia buat. Namun ia belum mengetahuinya.
"Apa yang kau ingin bicarakan, Dante?" Eve masih lelah hari itu, semenjak ia telah mengakui semuanya kepada Elliot tentang kenyataan bahwa dirinya memiliki yang lain, Elliot mulai berubah, sikapnya menjadi lebih dingin. Jelas bahwa pria itu berusaha menjauh dari dirinya. Eve tidak terkejut sama sekali melihat perlakuannya yang seperti itu, namun ia hanya tidka suka dengan udara yang ada di sekitar mereka. Ruangan kantor yang tadinya terasa tenang menjadi sesak karena intensitas antara keduanya.
Itu juga mempengaruhi performa kerjanya karena sejak saat itu ia tidak merasa nyaman berada di ruangan yang sama dengan Elliot. Itulah sebabnya kenapa kau tidak pernah boleh menggabungkan antara bisnis dan kehidupan personal, jika keduanya tercampur terlalu jauh, semuanya akan menjadi tidak enak. Dalam kasus Eve dan Elliot, sulit untuk mendapatkan suasana seperti sebelumnya kembali.
Dante sepertinya tidak menyadari hal ini dan Eve memang belum memberitahu Dante soal apa yang ia katakana kepada Elliot, sehingga masih ada benih – benih kecemburuan di dalam diri Dante. Namun ia menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengan nada bicara Eve hari itu. Ia terdengar sedikit lelah.
"Eve, apakah kau baik – baik saja?" tanyanya dengan penuh rasa khawatir.
"Aku hanya lelah, Dante, itu saja." Balasnya lagi. Dante tidak mempercayai Eve tetapi ia juga tahu bahwa menanyakan hal itu melalui telepon hanya akan membuat Eve lebih malas berbicara dengannya. Ia juga harus pandai dalam hal ini.
"Eve, sebenarnya aku menelepon karena aku ingin mengajakmu berkunjung ke penthouse ku. Aku ingin menunjukan beberapa hal kepadamu dan aku juga sudah merindukanmu. Kita sudah lama tidak bertemu." Eve diam sejenak mendengar tawaran itu. Ia kurang tahu apakah ia harus menerimanya atau tidak. Berkunjung ke apartemen Dante akan menjadi salah satu langkah yang cukup besar. Tetapi Dante ada benarnya, jika mereka nanti memutuskan untuk bersama, maka tentu saja cepat atau lambat ia memang akan pergi ke tempat Dante juga. Ia yakin bahwa Dante tidak akan melakukan apapun yang ia tidak inginkan.
"Baiklah, tetapi tidak minggu ini, Dante. Aku akan ke rumahmu minggu depan, masih banyak yang harus aku selesaikan sebelum itu." Balasnya. Dante mengangguk, setidaknya ada tanggal dimana mereka berdua bisa bertemu.
"Hingga saat itu, aku akan menunggu." Dante serius dengan perkataannya ini. Untuk Eve, menunggu seminggu bukanlah masalah yang besar. Untuknya, tahun pun akan ia lalui untuk menunggu Eve asalkan pada akhirnya wanita itu akan menjadi miliknya.
Hanya saja Eve tidak akan pernah menyangka, bahwa pada akhirnya, ia akan menemukan suatu rahasia di tempat Dante yang merubah cara pandangnya terhadap pria itu nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Obsession
Romance"Apa yang kau mau, Dante?" Tanyanya pada pria itu. "Pertanyaan bagus, sayang" balasnya sesaat sebelum menempelkan bibirnya ke bibir wanita itu. Ia berusaha melawan namun pria itu jauh lebih kuat darinya. Hingga bibir mereka terpisah dan wanita itu m...