SILUMAN BERDARAH CAMPURAN

50 7 0
                                    


Waras menahan hasrat untuk bertindak tidak senonoh dengan tubuh barunya. Ada alasan kenapa dia diberi tubuh ini oleh Abah. Karena tentu saja, murid teladan Ki Jugo dan Nyi Ratapi yang perempuan, punya waktu berlebih dengan Sonya Ruri. Dia akan memandikannya, menemaninya tidur, mendongenginya, dan lain-lain, begitu dekat dengan si calon Astacakra.

Sebelum mengecek lebih jauh tubuh barunya, Waras mencoba memejamkan mata dan menyelami pikiran Wati, si murid teladan perempuan. Dari ingatan-ingatan Wati, Waras jadi tahu seluk beluk kolam hitam dan bagaimana dia bekerja mempengaruhi pikiran Sonya. Setiap kali Sonya ditanami fakta-fakta palsu seputar jadi dirinya, dia direndam ke kolam itu. Sehingga fakta-fakta palsu yang didengar Sonya menjadi realita baru baginya. Saat ini Sonya sudah benar-benar percaya apa yang dikatakan Wati dan Wisana.

Waras mencoba menggali lebih dalam lagi tentang apa saja yang bisa dilakukannya untuk mengembalikan ingatan Sonya. Ada semacam jampi-jampi yang dapat ditiupkan ke wedang jahe yang biasa disajikan setiap malam untuk Sonya. Waras akan memanfaatkan itu untuk menanami fakta-fakta sebenarnya seputar jati diri Sonya.

Siluman berdarah campuran.

Waras segera mendalami lagi rutinitas Wati si pemilik tubuh. Apa yang dilakukannya tiap pagi. Seperti dia mandi di mana, mencuci di mana, makan di mana dan apa, dan hal-hal apa saja yang kiranya tidak bakal bikin penghuni padepokan curiga. Terutama Ki Jugo dan Nyi Ratapi yang Waras akui cukup sakti.

Sonya tampaknya cukup dekat dengan mereka.

Waras atau Wati, atau Waraswati, mandi di sendang khusus pendekar perempuan. Sendang untuk mandi dipisah berdasarkan level murid. Sendang tempat Waraswati mandi adalah sendang yang paling besar serta dinaungi pohon beringin paling rindang. Airnya bening dengan dasar berupa kumpulan batu-batu alam kebiruan. Waraswati bertemu dengan murid-murid teladan lainnya.

Waraswati menutup mata agar tidak melihat tubuh-tubuh telanjang teman seperguruannya. Ah, tapi itu hanya akan menimbulkan kecurigaan. Jadinya dia tetap melek saja. Abah Depe pasti maklum. Waraswati jadi deg-degan. Tak pernah dia melihat begitu banyak perempuan telanjang di hadapannya.

Wajah yang terpantul di air bening, bagi Waras cukup jelita. Dia mengaguminya. Setelah selesai mandi dan bercengkerama dengan teman seperguruan, Waraswati langsung bergabung di balai santap sarapan. Dia bertemu dengan Wisana. Mereka berdua tidak banyak bicara karena memang tidak disarankan. Masing-masing memiliki versi cerita yang berupa bagian-bagian terpisah. Itu disengaja oleh Ki Jugo dan Nyi Ratapi. Agar ketika kepingan itu utuh, mereka akan meminta Sonya merapal ulang ingatan yang telah ditanam. Waraswati mesti hati-hati merangkai kepingan kebenaran untuk Sonya.

Saat santap bersama Waraswati banyak mendengar murid-murid padepokan mendaraskan manifesto padepokan. Kali ini sedikit ditambahi harapan. "Sang juru selamat sudah hadir, menunggu waktu jati dirinya bangkit, kunci menjadi siluman di depan mata."

Selepas santap bersama Waraswati langsung menyiapkan peralatan mandi dan sarapan untuk Sonya. Wisana sudah menunggunya di jalan berbatu menuju kamar Sonya.

"Semalam Ki Jugo dan Nyi Ratapi mendapatkan informasi baru kiriman Kalong Ireng melalui jalur telepati." Info Wisana.

"Ohya? Apa katanya?"

"Kemungkinan pintu makam Eyang Dayadigda akan terbuka dalam waktu dekat."

Itu artinya Waraswati hanya punya waktu sebatas itu untuk menanamkan ingatan baru yang asli punya Sonya.

Dia mesti ekstra hati-hati.

Inilah Waraswati untuk pertama kalinya bertemu Sonya secara langsung. Kecantikannya selalu dibahas di balai-balai pendekar. Kini Waraswati mendapatkan kehormatan untuk memandikannya.

ASTACAKRA #5 PANCA SONYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang