Sonya dan Waras terisap ke dalam pusaran dahsyat lubang kecil dasar terdalam kolam hitam. Sebelum sepenuhnya tertelan, seisi kolam berubah putih menyilaukan. Mereka terasa dimampatkan menjadi titik paling kecil yang bisa dibuat, lalu diempaskan dengan kecepatan tak manusiawi.
Ruang hitam kosong.
Mendadak saja mereka berhenti di tengah-tengah ruang hampa yang teramat gelap. Namun keduanya berhenti di tempat yang teramat beda. Keduanya terpisah.
Sonya memasrahkan dirinya. Dia hanya ingin kebenaran paling sejati. Dihadapkan pada ruang seperti yang dilihatnya dalam mimpi, dia yakin, inilah tempat yang benar untuk mendapatkan segala kebenaran itu.
Kau harus dimurnikan dahulu.
Terdengar suara yang menggetarkan jiwanya. Sonya mengangguk.
Dia dihadapkan pada awal penciptaan semesta. Segalanya dahulu kala sebelum waktu dimulai dan ruang tercipta, adalah ruang kosong. Segalanya sepi dan hening. Yang ada hanyalah Sang Pencipta, Yang Tak Terlihat.
Awal mula waktu karena ada pergerakan. Sonya menyaksikan segala kegelapan ini bergerak ke satu titik. Zat-zat memampat pada satu titik. Terlalu penuh dan akhirnya meledak. Ledakan dahsyat yang memungkinkan segala sesuatu yang awalnya tidak ada, mulai terbentuk satu per satu. Dari ledakan itu semesta tergelar dan seiring waktu terus membentang dan berkembang.
Dari ledakan itu muncul mustika-mustika yang berpencaran. Dari ledakan itu muncul entitas-entitas kekuatan langit, salah satunya adalah Baureksa Luhur yang selanjutnya menciptakan kekuatan cahaya Astacakra. Dari ledakan itu tercipta semesta-semesta alternatif. Dunia-dunia paralel. Semua saling terhubung pada jalur perak adiluhung yang merangkum segala realita. Semua percabangan dari pilihan-pilihan yang diambil oleh setiap makhluk hidup berkumpul pada satu jalur.
Planet-planet, bintang-bintang, galaksi-galaksi tercipta.
Lalu Sonya dibawa ke penglihatan penciptaan dirinya. Dari janin terbentuk hingga lahir. Dia berada di suatu tempat di alam percabangan yang disebut Watukayu, alam tempat dia lahir bernama Asta Lawang. Dunia yang berbentuk cakram. Alam datar. Dia lahir di desa pintu kelima. Pancaraya. Penghuninya adalah siluman Watukayu dan manusia Watukayu.
Inilah kenyataan sesungguhnya yang dia cari. Potongan ingatan-ingatan yang tergelar di depan mata sangat pas menempati relung-relung kosong dalam dirinya. Dia tidak lagi sepi. Tidak lagi sunya. Dia utuh.
Proses itu membuat tubuhnya menyala. Cahaya kehijauan serupa gugusan rasi bintang berbentuk ular menaunginya. Dari titik kosong, muncul sesosok putih sangat besar. Matanya hitam kelam, seperti ada kumpulan galaksi di sana. Tangan sosok itu menangkup Sonya.
"Aku Prewangan Astacakra. Sudah waktunya kau digodog sebagaimana mestinya."
"Godog aku menjadi Astacakra." Pinta Sonya.
Sonya lenyap dari tempat itu.
Sementara roh Waras masihterkatung-katung di ruang hampa lain.
![](https://img.wattpad.com/cover/234655621-288-k818178.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTACAKRA #5 PANCA SONYA
FantasyWaras si Pendekar Putih, dijemput siluman dari masa depan untuk menyusup ke suatu padepokan. Tugasnya adalah untuk mengawasi seorang anak siluman berdarah campuran, Sonya Ruri, agar tidak salah menempuh jalan kehidupan di bawah asuhan antek Kalong I...