A Bitter Pill

94 7 0
                                    

"Fy - are you okay?" Tanya Indra khawatir karena sang adik belum lagi bersuara sejak perbincangan terakhirnya dengan pria bernama Riko itu. Adiknya itu bahkan langsung masuk ke dalam mobil dengan ekspresi wajah yang sulit untuk di jelaskan.

Ify menghela nafas pelan. "Ify cuma masih belum percaya aja kak."

"Kenapa?"

"Dia minta aku milih," kata Ify. "Antara dia dan Stev." Lanjutnya.

"Dia bodoh atau gimana? Masa iya kamu harus memilih dia yang masih tergolong orang baru di hidup kamu dibandingkan Stev yang sudah kamu kenal sejak kecil."

"Entahlah."

"Udah nggak usah difikirin orang kayak dia mah, lagian kakak juga nggak pernah suka sama dia."

Ify langsung menoleh saat mendengar penuturan sang kakak, ini pertama kalinya dia mendengar hal seperti itu keluar dari mulut kakaknya.

"Kak?"

"Heran ya? Sama. Kakak nggak pernah punya perasaan kayak gini sebelumnya tapi sepertinya dia pengecualian," kata Indra. "Entah kenapa, kakak merasa dia bukan orang yang tepat untuk kamu."

"Kenapa nggak bilang? Aku fikir kak Indra baik-baik aja sama kehadiran Riko."

"Karena kamu terlihat bahagia sama dia," balas Indra. "Kakak cuma nggak mau menghancurkan kebahagiaan itu."

Ify tersenyum, kata-kata itu berhasil membuat hatinya tersentuh.

"Lain kali bilang aja kak, feeling seorang kakak itu baik untuk adiknya."

"Seperti kata Andra ya?"

Ify mengangguk, memang benar, kata-kata yang baru saja dia ucapkan itu berasal dari ingatannya saat bersama Andra.

"Seandainya dia masih disini, dia pasti udah larang kamu dari awal."

"Iya, feeling kak Andra tuh kuat banget. Inget nggak waktu kak Indra terjebak di rumah kosong pas kita main ke rumah nenek? Itu kak Andra yang minta kita kesana."

"Oh ya? Kakak malah baru tau."

Ify tersenyum saat mengingat kembali kenangan di masa lalu bersama si kembar, Andra-Indra. Sayangnya kini dia hanya memiliki satu diantara si kembar.

"Ify kangen kak Andra."

"Kakak juga," balas Indra. "Oh iya, kakak sampe lupa - tentang Stev."

"Ah iya bener - Stev. Sebenarnya apa yang terjadi sama dia dan kemana kita pergi?"

"Pengadilan," jawab Indra. "Kamu pasti bisa nebak apa yang terjadi."

"Nggak mungkin," Ify menggeleng tidak percaya. "Nggak mungkin om sama tante - "

"Kenyataannya seperti itu."

"Kok bisa?"

"Sulit dipercaya kan? Kakak juga awalnya nggak percaya tapi memang benar mereka memutuskan untuk berpisah."

"Alasannya?"

"Om selingkuh," kata Indra. "Dan beliau punya anak lain selain Stev, usianya hanya terpaut satu tahun dari kalian."

"Yang bener kak?" Ify terlonjak kaget mendengar fakta yang baru saja dia dapat.

"Nggak percaya kan? Kakak juga, tapi ya - gitu."

"Trus Stev tau?"

"Tau, pasangan ayah-anak itu bahkan bertengkar hebat dirumah selingkuhannya om."

"Trus tante?"

"Beliau nggak bisa apa-apa selain menangis. Alasan kenapa beliau nggak kelihatan selama beberapa minggu ini - ya karena beliau butuh waktu untuk menerima kenyataan pahit itu."

TRUE FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang