The Mission

155 4 2
                                    

"Ni - "

"Apa?"

"Gue bahagia."

"Tau," seru Agni. "Tanpa loe bilang pun gue udah tau, kelihatan jelas dari muka loe."

Rio tersenyum tipis. Dia tau, meski jawaban Agni terkesan galak tapi dia yakin gadis itu bisa merasakan kebahagiaannya dan mungkin juga merasa bahagia.

"Ni - "

"Apalagi?" Seru Agni kesal, bukan apa, Rio bisa saja langsung pada topik pembicaraan, tapi sahabatnya itu justru memulai dengan panggilan ditambah nada suara yang bikin dia pingin banget dorong tuh anak dari atas. Bohong deng, nggak akan tega juga.

Intinya dia cuma nggak suka basa basi!

"Loe nggak cemburu kan?"

Agni langsung menoleh, "Ngaco banget, ngapain gue cemburu."

"Ya - kali aja kan."

"Nggak!" Tegas Agni.

Rio tersenyum lalu dengan tanpa beban menjatuhkan kepalanya di pundak Agni. "Gue senang bukan hanya karena kami akhirnya jadian Ni, tapi - "

"Tapi karena akhirnya Ify menyadari apa yang ada jauh di dalam lubuk hatinya, dia nggak lagi denial tentang rasa sayang yang dia punya ke loe. Iya kan?" Sahut Agni yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Rio. "Cewek emang gitu, yo. Kita terlalu sering melihat yang jauh tanpa sadar kalau ternyata disekitarnya ada orang yang sayang dan tulus banget sama kita."

"Ni - " seru Rio.

"Apa?"

"Loe nggak lagi ngomongin diri sendiri kan?" Tanya nya to the point, dia bahkan sudah menatap Agni sekarang.

"Maksudnya?"

"Loe pasti tau maksud gue."

Agni mendesah pelan. "Gue bukan peramal yang bisa paham apa yang loe maksud tanpa loe jelasin, yo."

"Gue yakin loe paham," seru Rio. "Jangan sok polos sama gue."

"Yo - "

"Masih belum terlambat kok."

Agni menggeleng pelan, "Gue nggak mau - "

"Akan lebih sakit kalau - "

"Yo - " potong Agni. "Bisa kita jangan bahas ini?"

Rio hanya bisa menghela nafas pelan, "Oke. Gue nggak akan bahas itu."

"Maaf."

"Kenapa minta maaf? Gue yang salah kok."

"Nggak, loe nggak salah."

"Tapi, Ni - "

Agni menghela nafas panjang, membuat Rio seketika menoleh. "Kenapa hela nafas panjang banget dah?"

"Karena gue tau pembicaraan ini bakal tetep panjang meski udah coba gue per-pendek."

Rio tersenyum tipis, "Habisnya gue nggak pernah lihat loe kayak gini sebelumnya, Ni. Gue emang nggak tau pastinya tapi gue rasa loe mulai ragu."

"Kalau menurut loe gimana?"

"Kok nanya gue?"

"Ya terus gue nanya sama siapa kalau bukan sama loe, Mario!" Tegas Agni. "Cuma ada loe disini dan loe yang mulai bahas duluan."

"Ya gue kan cuma - "

"Nggak butuh alasan nggak bermutu, jawab aja pertanyaan gue."

"Tapi ya itu emang beneran jawaban gue," seru Rio. "Kenapa loe malah nanya sama gue sedangkan yang tau jawabannya itu diri loe sendiri."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRUE FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang