It's about the Time

98 5 4
                                    

Taman belakang sekolah. Kamu dan Prisil. Aku tunggu.

Ify hampir tidak berkedip saat membaca pesan yang masuk ke ponselnya. Riko akhirnya mengirim pesan kepadanya setelah menghilang selama beberapa minggu.

Rio yang menyadari gerak gerik aneh Ify lantas mendekat, menepuk pelan pundak sahabatnya itu.

"Hei - Kenapa?" Tanya Rio.

Ify menatap kearah Rio kemudian tangannya refleks menyerahkan ponselnya pada Rio.

"Yaudah - temui."

"Temui apa?" Sahut Stev.

"Riko ngajak ketemu di taman belakang sekolah. Ify dan Prisil." Jawab Rio.

"Ngapain?"

Rio angkat bahu. Sama seperti Ify yang masih diam, Prisil pun diam membeku. Keduanya baru sadar saat bahu mereka masing-masing di tepuk oleh Rio dan Dayat.

"Hah? Iya - kita kesana. Ayo Pris." Kata Ify.

Prisil mengangguk pelan kemudian keduanya berjalan menuju tempat dimana Riko telah menunggu mereka. Kedua gadis itu terlihat sibuk dengan pikiran mereka masing-masing, tidak ada yang berbicara selama perjalanan dari lapangan basket menuju ke taman belakang, tetapi mereka kompak berhenti setelah melihat punggung belakang lelaki itu. Baik Ify maupun Prisil menghentikan langkahnya kemudian kompak saling pandang.

"Kalian udah dateng?"

Kedua gadis itu tersentak kaget mendengar suara itu.

"Eh kenapa? Sorry sorry, gue ngagetin ya?" Keduanya mengangguk pelan. "Iya lagian ngapain berdiri disana? Sini."

"Kamu tiba-tiba nyuruh kesini, ada apa?" Tanya Ify hati-hati.

"Ada yang mau aku omongin sama kalian."

"A-apa?" Ucap Prisil sambil terbata.

"Biasa aja woi - nggak usah gugup gitu. Gue nggak akan ngapa-ngapain loe ini. Santai."

"Gimana bisa gue santai kalo loe tiba-tiba dateng minta ketemu setelah ngilang sekian lama." Batin Prisil.

"Fy - aku udah memikirkan ucapan kamu yang terakhir, aku rasa aku harus coba."

Ify tersenyum.

"Dan Pris, loe beruntung."

"Hah? Maksudnya?"

"Oik - dia mau ketemu sama loe."

Prisil kaget mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh pria di hadapannya itu.

"Ini beneran? Dia mau ketemu gue?"

"Iya - gue harap loe nggak macem-macem kali ini."

"Sumpah gue nggak akan berbuat sesuatu hal yang buruk ke dia."

"Gue pegang kata-kata loe."

Prisil mengangguk pelan. Tak lama dia terlihat ragu, "Loe - ngizinin gue ketemu dia?" Tanya nya hati-hati.

"Kalo nggak gue izinin terus kenapa gue ada disini sekarang? Come on Pris, stop act out like a fool."

"Sorry. Trus kapan kita bisa ketemu dia?"

"Sekarang kalo loe mau?"

"Mau." Sahut Prisil antusias. Dia sudah menunggu kesempatan itu jadi tidak mungkin dia mengabaikan kesempatan emas yang diberikan.

"Yaudah ayo."

Riko sudah membalikkan badannya - bersiap pergi - saat Prisil kembali bersuara, "Naik mobil gue aja."

TRUE FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang