Kalian.

533 111 26
                                    

(Y/N)'s POV

Aku terbangun dilantai yang dingin dan lembab, menatap langit langit kamar mandi yang terasa sama seperti sebelumnya, namun banyak kelopak bunga bertebaran dan... lebih gelap.

.
.
.

"JAM BERAPA INI!!??" Teriakku namun saat itu benar benar gelap dan sepi, mengingat aku takut gelap aku segera berlari keluar kamar mandi sekolah. Namun suasananya tidak jauh beda dengan yang didalam kamar mandi, tapi sedikit terang akibat lampu jalanan.

'Jadi kayak game horror ini mah' batinku mengeluh, aku mengambil tasku yang masih didalam kelas. Tak usahku jelaskan kelas ini gelap semuanya gelap, gausah banyak mikir aku langsung turun dan keluar sekolah lewat gerbang belakang.

Ya, gerbang belakang dan utama dikunci cuma bedanya gerbang belakang lebih sepi ketimbang gerbang utama. Aku memanjat pagar belakang sekolah.

"(Y/N)?" Ucap seseorang.

"Kyaaaaaaa" teriakku.

"O-oi tunggu jangan teriak ini aku Luz."

"Luz-senpai! Jangan lihat kesini dulu, mesum! Aku belum turun dan lagi aku pakai rok mini" Luz-senpai pun segera berbalik badan, tangan kirinya memegang tengkuk nya, aku lompat sembari menarik rok ku kebawah.

"Luz-senpai kenapa kesini?" Tanyaku. Dan dia berbalik badan menatapku.

"Aku sedang jogging malam, biasanya sih nggak sampai sejauh ini tapi ntah kenapa malam ini aku ingin jogging lebih jauh."

"Kamu sendiri ngapain? Malem malem jam setengah 7 duduk di pagar, masih memakai seragam?" Sambung Luz-senpai, aku pun merasa lega karena belum lewat jam orang tuaku pulang.

"Ya... aku... ngerjain tugas tadi bareng temen dikelas, nggak sadar ternyata udah malem." Jawab ku berbohongku.

"Heee? Masa? Temanmu mana?" Tanya Luz-senpai menganalisis.

"Tadi dia sudah pulang duluan"

"Oooh trus udah izin? Kok gerbangnya di kunci? Seharusnya kalau kamu sudah izin ke guru gerbangnya masih di buka dan satpam masih berjaga?" Aku dihujani seribu pertanyaan.

"Uhhhh IYA IYA! Tadi aku pingsan dikelas!" Jawabku menyerah.

"Kenapa?"

"Gatau ah, aku capek mau istirahat. Duluan ya Luz-senpai" aku pun kabur dari si senpai yang kepo an.

"(Y/N)!!" Luz-senpai mengikutiku.

"Kenapa Luz-senpai?"

"Nggak, aku takut kamu kenapa napa, ini udah malem dan kamu pake rok mini..." Luz-senpai.

"...Kalau kamu nggak mau ngasih tau kenapa kamu pingsan ya gapapa, setidaknya biarkan aku nganterin kamu sampai pintu rumahmu." Sambung Luz-senpai.

"Iya senpai... iya... makasih ya Luz-senpai." Ucapku tak memalingkan pandangan dari jalanan didepan. Selama diperjalanan tidak ada salah satu dari kami yang mencoba membuka percakapan.

"Terimakasih Luz-senpai sudah mau nganterin sampai gerbang, dan maaf udah ngerepotin."

"Santai aja kali. Hahaha. Duluan ya (Y/N), makan yang bener biar nggak pingsan lagi"

"Iyaa Luz-senpai."

Aku merogoh tasku mencari kunci pagar, namun...

Ohok ohok

Oh tidak, jangan kambuh diluar tolong. Kelopak dan bunga utuh Adenium mulai berjatuhan warnanya sudah tertutup oleh darah.

"(Y/N)!!!" Teriak Luz-senpai.

"Kamu kenapa?" Aku tidak bisa menjawab pertanyaan nya dan terus batuk batukkan, Luz-senpai yang mengerti keadaannya dia segera merebut kunci pagar dan membukakan untukku.

Tak perduli baju Luz-senpai yang ikut kotor terkena darah, ia mengangkat ku ala bridal style. Membawaku masuk dan meletakkanku di sofa, pergi ke arah dapur membawakan baskom plastik kecil dan handuk kecil. Lalu duduk disebelahku dan mengelus elus punggungku.

(N/A: Ya tuhan sisakan senpai seperti ini untukku :'))

Akupun mencoba untuk menahan agar tidak semakin parah, rasanya sesak perih. Beberapa menit kemudian rasanya sudah membaik, lalu Luz-senpai beranjak lagi ke dapur dan membawakan segelas air putih.

"Sudah enakkan?" Tanya Luz-senpai kembali duduk di sampingku. Aku anggukan kepalaku pelan dan menerima gelasnya meneguk airnya perlahan.

"Kamu sudah berapa lama terkena Hanahaki byou?" Tanya Luz-senpai yang ternyata sudah mengerti keadaannya.

"Sekitar 1 minggu lebih, Luz-senpai kenapa bisa tau? Penyakit ini... kebanyakan orang beranggapan kalau Hanahaki byou hanya khayalan" jawabku.

"Hm... gimana ya.... pacarku saat ini dulunya mengidam Hanahaki byou, tapi untungnya aku... 'si orang yang menyebabkan dia terkena Hanahaki byou' segera tau akan penyakitnya itu, dan mulai menumbuhkan perasaan ke dia, jadi nggak terlalu parah. Tentu aku suka sama dia bukan hanya karena ingin tanggung jawab tapi karena memang sifatnya yang seperti pemimpin, tegar dan disaat yang bersamaan dia juga sabar dan penyayang." Melihat Luz-senpai menceritakan tentang pacarnya sambil tersenyum membuatku merasa ingin menghilangkan perasaan ini ke Sora-kun dan mencari seseorang yang tepat.

Masa bodoh sama Sora-kun, yang penting saat ini aku harus melupakan dia!

"Oh iya... (Y/N)..." Luz-senpai

"Hm?"

"Mandi sana kamu bau"

"・・・ ya tuhan, untung aku berhutang nyawa ke senpai. Kalau tidak sudah ku patahkan lehermu" jawabku beranjak dari sofa meletakkan baskom kecil isi darah dan Adenium tadi di atas meja, ke kamar mandi dan... mandi.

"Hah? Maksudku kan bau amis darah?" Luz-senpai.





Setelah mandi aku meminjamkan kaus ayah ke Luz-senpai sebagai salinan karena baju dia yang tadi kotor terkena darahku. Sekarang aku sedang mencucinya sebagai balas budi.

"(Y/N)!! Aku laper, minjem dapur ya" teriak Luz-senpai dari ruang tamu.

"3 tahun kamu main ke rumahku asal masuk ke dapur, baru sekarang minta izin? Pakailah sesukamu." Tak lama mesin cucinya berbunyi menandakan sudah selesai, lalu aku memasukkan bajunya ke mesin pengering agar cepat kering dan cepat bisa di pulangin.

Beberapa menit berlalu dan kini mesin pengeringnya sudah berbunyi.

"Luz-senpai, ini bajunya." Aku mencarinya di ruang makan, dan disitu sudah tersedia beberapa makanan dan nasi juga.

"Luz-senpai? Kau memasaknya?" Tanyaku menyodorkan bajunya.

"Iyalah siapa lagi, hehe."

"Kamu kan tadi udah keluar banyak darah... jadinya aku siapin makanan agar kamu nggak kekurangan darah" sambung Luz-senpai.

"A-arigatou... Luz-senpai."

"Ayo silahkan dimakan, kalau sudah dingin tidak enak" ucapnya mengambil piring dan menyendokkan nasi untuk dia sendiri.

Aku juga meniru apa yang dia lakukan dan makan, agar tidak sakit.












君の心と 共鳴するように
Seolah bersimpati atas keadaan hatimu
-Hibiwareta sekai- Majiko











❈Hanahaki Byou 『mafumafu x reader』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang