EXTRA PART

83 10 8
                                    


- This is Destiny -

_________________

Di pagi hari yang begitu cerah dengan cuaca yang tak begitu dingin, disertai suara kicauan burung. Banyak pohon besar di pinggir jalan yang daun-daunnya sudah mulai menguning, menambah kesan kesejukan di pagi hari. Sinar matahari ikut menyusup ke sela-sela ranting dan dedaunan. Perpaduan antara warna sinar matahari dan warna daun yang mulai menguning semakin menambah keindahan disana. Pemandangan yang sangat memanjakan mata.

Seorang gadis sedang berjalan seorang diri dibawah pepohonan disana. Kedua tangannya memeluk beberapa buku di depan dadanya. Sesekali mulutnya bersenandung kecil seiring dengan kicauan burung. Gadis itu tiba-tiba menghentikan langkahnya, lalu perlahan menengadahkan kepalanya menatap langit biru di atas sana. Kedua sudut bibirnya melengkung ke atas, menimbulkan senyum kecil yang begitu manis. Tersenyum karena cuaca hari ini yang bagus.

Setelahnya, gadis itu kembali melanjutkan langkahnya. Kembali bersenandung ria dan sesekali memejamkan mata. Rambutnya yang tergerai berayun-ayun karena hembusan angin. Dia terlihat begitu cantik dengan baju santainya, juga dengan tas kecil yang tersampir di bahu kanannya.

* * *

Brukk.

"Aduh."  Tak sengaja kaki Eun Ra tersandung batu berukuran sedang yang membuat dirinya jatuh terduduk di jalanan, buku yang di bawanya pun jatuh tercecer di depannya.

Eun Ra segera bangkit dan membersihkan pakaiannya yang kotor terkena tanah, ia mengambil tisu basah di dalam tasnya dan mengelap kedua tangannya menggunakan tisu itu. Lalu Eun Ra berjongkok dan segera mengambil buku-bukunya yang terjatuh, sesekali jarinya menyelipkan anak rambut ke belakang telinga yang sempat menutupi penglihatannya.

Tiba-tiba sebuah tangan terulur ikut membantu Eun Ra merapikan buku-buku itu. Eun Ra sedikit terkejut dan mendongakkan kepalanya. Dapat Eun Ra lihat ada seorang lelaki di depannya yang kini tengah mengangkat kedua alis menatapnya bingung.

"Jae Sung?" Eun Ra telah selesai dengan bukunya yang terjatuh, lalu dirinya segera bangkit berdiri.

"Kenapa bisa jatuh semua?" Pertanyaan Jae Sung membuat Eun Ra yang masih merapikan bajunya itu terkesiap.

Eun Ra mengangkat kepalanya dan menatap lelaki yang sudah berdiri santai di depannya. "Ah. Tadi aku tersandung batu hehe." jawabnya sambil menggaruk belakang lehernya yang tak gatal.

Jae Sung menggelengkan kepalanya, ia heran dengan gadis di depannya ini. Selalu saja bersikap menggemaskan. "Makanya kalau jalan hati-hati." ucapnya lalu berjalan santai dengan satu tangannya yang di masukkan dalam saku celana, dan meninggalkan Eun Ra memasuki gerbang kampus di depannya.

"Ne ne." Eun Ra langsung berlari kecil mengikuti Jae Sung dan ikut berjalan di samping lelaki jangkung itu. (Iya iya)

* * *

Tidak terasa setahun telah berlalu, hari ini adalah hari peringatan kematian Choi Sang Dol. Lelaki paruh baya itu dimakamkan di tempat yang sama seperti Choi Tae Kyung dan istrinya, makam mereka sengaja di sandingkan. Bagian barat adalah Ibunya Soo Bin, Choi Tae Kyung berada ditengah, sedangkan Choi Sang Dol di sampingnya.

Jika kalian mempertanyakan apakah Choi Sang Dol mempunyai anak atau tidak. Jawabannya adalah tidak. Karena Choi Min Young telah di diagnosis mandul yang menyebabkannya dia tidak bisa hamil. Mereka sudah berusaha, namun tetap saja tidak ada keajaiban yang mereka harapkan. Sampai akhirnya mereka menyerah dan berpikir mungkin saja mereka tidak di takdirkan mempunyai anak. Karena itulah mereka menyayangi Soo Bin dan sudah menganggapnya seperti anak mereka sendiri. Soo Bin pun juga sangat menyayangi mereka.

Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang