9. 정말로 그것을 의미 - Really Mean It

125 23 0
                                    

Annyeong Haseyo👋🏻
Maaf telat banget updatenya:'(

Jangan lupa vote and commennya🤗

Yang belum follow akun author segera di follow ya Fadila2311

Happy Reading:)
____________________
.
.
.
.
.
Brakk.

Dengan nafas tersenggal-senggal Soo Bin menendang pintu itu dengan keras. Lalu pandangannya menyusuri seluruh ruangan untuk mencari seseorang. Ternyata pamannya dan para bodyguard sudah sampai lebih dulu. Pandangannya langsung terarah pada sosok gadis yang terduduk lemas dengan tiang sebagai sandarannya.

Soo Bin langsung berlari menghampiri Eun Ra. Kemudian ia berjongkok dan memegang kedua bahu Eun Ra pelan. Gadis itu masih menundukkan kepalanya dengan kedua bahu yang bergetar.

Soo Bin langsung menarik Eun Ra ke dalam pelukannya. Dan mengelus punggung gadis itu dengan pelan berusaha menenangkannya, pasalnya gadis itu masih terisak.

"Sshh. Aku di sini." Bisik Soo Bin seraya mengelus surai panjang Eun Ra dengan lembut.

Eun Ra mengeratkan pelukannya pada Soo Bin "Hiks hiks. Museowo." Gadis itu benar-benar merasa ketakutan. (Aku takut)

"Tenanglah." Soo Bin menghela nafasnya lalu menepuk-nepuk punggung Eun Ra pelan.

Setelah dikira Eun Ra sudah sedikit tenang, Soo Bin melepaskan pelukannya. Lalu menatap Eun Ra yang masih menunduk.

"Gwaenchanha?" Tanya Soo Bin lembut yang hanya di balas anggukan oleh Eun Ra. (Kau baik-baik saja)

"Sudah jangan menangis lagi. Sekarang kau aman." Ucap Soo Bin tersenyum hangat sambil mengelus puncak kepala Eun Ra.

Tanpa di duga Eun Ra yang masih terisak kembali memeluk Soo Bin dengan erat. Soo Bin pun membalas pelukan itu. Tiba-tiba Soo Bin merasakan pelukan yang tadinya erat kini sedikit melonggar. Dan benar saja, ketika Soo Bin menundukkan kepalanya, ia melihat jika Eun Ra ternyata pingsan.

"Eun Ra. Cho Eun Ra." Panggil Soo Bin lembut sambil menepuk-nepuk pipi Eun Ra yang basah karena air mata.

Soo Bin kebingungan mencari pamannya. Dari tadi ia melihat ke sekeliling ruangan ini tapi tidak menemukan siapapun. Sekarang sudah tidak ada pilihan lain. Dengan sekuat tenaga Soo Bin mengangkat tubuh Eun Ra. Lalu, ia pun segera berjalan keluar dari ruangan gelap itu. Dengan nafas tersenggal-senggal Soo Bin berhasil membawa Eun Ra keluar dari sana.

"Eun Ra. Bangunlah!" Panggil Soo Bin sekali lagi. Tidak ada jawaban sama sekali. Gadis itu masih terpejam dalam gendongan Soo Bin.

Soo Bin kebingungan bagaimana cara membawa Eun Ra ke rumah sakit. Sedangkan jalanan di sini benar-benar sepi. Ia menghela nafas ketika mendongak ke atas dan melihat langit yang gelap. Seketika ia lupa jika hari sudah malam. Pantas saja jalanan benar-benar sepi.

Setelah itu, ia menurunkan Eun Ra dan menyandarkan tubuhnya di pohon yang berada di pinggir jalan. Ia pun berjongkok di samping Eun Ra, lalu merogoh sakunya mengambil sebuah benda pipih. Dengan lihai jari-jari Soo Bin menari di atas benda pipih itu, lalu menempelkannya di telinga pertanda ia menghubungi seseorang.

Soo Bin menepuk-nepuk pipi Eun Ra pelan berharap gadis itu membuka matanya. Tapi tetap tidak ada pergerakan sama sekali. Ia bernafas gusar dan tidak tenang. Apalagi teman-temannya belum datang juga sampai saat ini.

Soo Bin terkejut saat menyadari ada sebuah goresan kecil di leher kiri Eun Ra. Ini pasti ulah si brengsek Kim Jang Hun itu. Soo Bin mengepalkan tangannya kuat-kuat dan menggeram kesal. Ia tidak akan memaafkan siapapun yang berani melukai Eun Ra. Lagi-lagi Soo Bin menghela nafas berat. Kenapa teman-temannya itu lama sekali?

Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang