Chapter 44

1.4K 259 72
                                        

Sringgg!!

Bruk!!

"TUAN PUTRI!!!"

Semua orang di taman sontak terkejut saat melihat Athanasia yang tiba tiba saja bermuntahkan darah dan pingsan.

Lilian, Hannah, Seth, juga beberapa pelayan lain segera mengerumuni Tuan Putri mereka itu. Ijekiel pun sama, ia menghampiri Athanasia dengan raut wajah khawatir nan terkejut.

Seth berdiri dan berjalan menuju meja, ia mengendus cangkir yang Athanasia gunakan untuk meminum teh lippe. Anehnya dia tidak menemukan bau racun apapun, bau teh ini sama saat pertama kali ia membuatnya.

Wanita bersurai ungu itu berjalan menuju menara penyihir. Jika ini bukanlah racun pada umumnya, maka pastilah ini adalah sihir.

Dan satu satunya jawaban adalah menanyakan hal ini pada penyihir.

Beberapa pelayan pria datang, mereka mengangkut Athanasia untuk kembali ke dalam Istana Emerald. Diikuti dengan pelayan wanita lain.

Lilian, ia menangis tersedu sedu melihat Athanasia. Kejadian ini persis seperti 8 tahun lalu. Lilian benar benar merasa takut sekarang, jika 8 tahun lalu tidak ada seorangpun yang bisa menyembuhkan Athanasia, bagaimana dengan sekarang?

Lucas belum kembali dari perjalanannya. Dan Claude...?

Oh tidak! Lilian tidak tau bagaimana harus menjelaskan hal ini pada Sang Kaisar. Claude sedang berada di luar istana untuk suatu urusan, entah apa yang akan dilakukan pria itu saat mengetahui kondisi putrinya sekarang.

Jennette.....

Ia masih terdiam di tempatnya. Manik biru nya masih membelalak, mengingat kejadian aneh yang tiba tiba terjadi.

"Jennette hosh.... Jennette! Hosh... Hosh"

Pandangan Jennette teralih ke belakang, tepatnya ke arah Kent yang menghampirinya.

"K-Kent....?"

"Hei ada apa? Aku mendengar teriakan sangat kencang, dan cahaya menyilaukan dari arah sini. Apa yang terjadi? Dan dimana semua orang?"

Jennette tertunduk, "A-Aku tidak tau..... A-Athanasia.... Tiba tiba dia muntah darah hingga pingsan saat meminum teh"

Kent bisa merasakan bahwa tubuh Jennette bergetar hebat. Dia tidak melihat kejadiannya secara langsung. Tapi dari ucapan Jennette sepertinya tadi cukup mengejutkan.

"Hei, sudahlah tak apa. Lalu dimana sekarang Tuan Putri? Juga Tuan Alphaeus?", Kent mengelus punggung Jennette guna menenangkan gadis itu.

"I-Istana... Istana Emerald"

"A-Aku harus kesana!"

Jennette berdiri dari duduknya, dan beranjak pergi ke arah Istana Emerald.

"Jennette aku ikut!"

Pada akhirnya kedua orang itu berjalan bersama ke arah Istana Emerald.

Mereka kini berada di dalam kamar Tuan Putri. Hanya ada Lilian, Hannah, Ijekiel, dan juga Jennette serta Kent.

Tak lama kemudian beberapa penyihir hebat dari menara tiba ke kamar Athanasia, bersama Seth tentunya.

Evan, penyihir yang paling hebat diantara penyihir menara lainnya, dengan segera ia menghampiri Athanasia dan mulai memeriksanya.

"P-Putri....."

"T-Tu-Tuan Putri.....", Evan terbata bata.

"Ada apa Tuan Evan? Apa yang terjadi pada Putri?", tanya Seth.

Jennette [Suddenly I Became A Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang