Chapter 9

3.3K 570 67
                                    

Acara Pesta Minum Teh Jilid 2

Aku disini lagi, diantara para gadis gadis bangsawan yang selalu berteriak kapan pun dan dimanapun.

Sekarang telingaku benar benar sudah mati rasa.

Kenapa mereka terus terusan membahas para Tuan Muda Bangsawan sih. Ayolah, bicarakan yang lain kek, gak diomongin sehari juga para Tuan Muda Bangsawan itu ketampanannya gak akan berkurang.

"A..... Aku istirahat sebentar", Athanasia pergi dan meninggalkan kerumunan kami.

Aku hampiri sajalah, daripada mendengarkan teriakan para gadis bangsawan itu. Toh juga memang ada yang ingin kubicarakan dengan Athanasia.

"Cuacanya bagus sekali ya?", sangat panas sampai rasanya kulitku terbakar.

Gapapa, demi menemui Tuan Putri Athanasia yang menawan jalan di gurun pasir yang panas tanpa sendal pun aku rela.

Aku duduk tepat di sebelahnya.

"Iya. Padahal aku agak khawatir katanya hari ini akan hujan. Tapi untunglah ternyata cerah"

"Nona Margarita, apa obrolan dengan putri lainnya tidak menyenangkan"

"Mana mungkin begitu. Mereka semua pandai berbicara sampai tidak terasa waktu berlalu begitu saja"

Apa hal itu perlu ditanyakan lagi? Tentu saja sangat membosankan. Rasanya sama persis seperti saat sahabatku selalu membahas tentang kpop grup idol di depanku setiap saat dan setiap waktu.

Aku kan sukanya drama korea, bukan kpop grupnya!

"Tapi jujur saya agak merasa jenuh dengan topik pembicaraannya. Tapi bukan berarti topik obrolan tersebut tidak menyenangkan", celetuk ku.

"Tuan Putri, ada yang ingin saya katakan?"

Athanasia menatap ku bingung, sedetik kemudian dia berkata. "Apa yang ingin Nona Margarita katakan?"

"Begini, saya itu-"

Baru saja aku akan mengucapkan kebenaran, seakan alam tak mendukung. Seketika turun hujan yang sangat deras.

Ingin ku berkata kasar! Padahal di komik sampai akhir pertemuan kan cerah, kenapa sekarang tiba tiba hujan!?

"Nona Margarita! Tuan Putri! Ayo segera berteduh", ujar Helena dan segera berlari bersama para gadis bangsawan lainnya menuju istana.

"Ayo Nona Margarita", Athanasia memayungi tubuhnya dan juga diriku.

Emmm, mohon maaf nih Tuan Putri, tapi payung situ payung kain. Dipakai nya buat nahan sinar matahari, bukan nahan air adohhh

"Tuan Putri...., ini kan payung kain"

Pofff.

Wajah Athanasia berubah merah seketika. Aku tau, kau pasti sangat malu.

"Ayo Tuan Putri, istana cukup dekat. Kita berlari saja"

Aku menggenggam tangan Athanasia dan segera berlari menuju istana. Disana sudah terdapat Lilian dan beberapa maid lain yang membawa handuk.

Kami pun dipersilahkan masuk dan menghangatkan diri di dalam istana.

"Maaf, tapi sebaiknya anda semua berganti baju, kalau tidak nanti terkena flu. Aku akan pinjamkan gaun ku untuk kalian gunakan. Mari, ikuti saja para maidnya"

Ahh memang sosok malaikat. Para gadis bangsawan pun mendapatkan masing masing satu maid untuk membantu berganti baju.

Aku pun juga begitu. Aku mengganti gaunku dengan gaun yang dipinjamkan Athanasia. Benar benar terasa sekali gaun Putri Kerajaan nya ya.

Jennette [Suddenly I Became A Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang