Kling
Dorongan kecilku pada gagang pintu membuatnya terbuka sedikit. Aku masuk perlahan, entah kenapa jantungku terus berdetak semakin kencang.
Aku melirik sekeliling, Pak Tua itu sepertinya sedang terlelap. Lalu aku harus apa? Haruskah kubangunkan? Atau aku liat liat dulu buku sihir disini?
Kulihat Pak Tua itu mengerutkan kening dalam tidurnya, seperti sedang gelisah. Perlahan lahan ia membuka matanya, entah kenapa ia terkejut seakan seperti melihat setan saat melihatku berdiri tak jauh darinya.
"K-Kau...."
"S-Sihir...."
Ucapan Pak Tua itu terbata bata. Aku menghela nafas, ayolah Sia.
"Apa anda bisa melihat..... -"
".....sihirku?"
Pak Tua itu semakin terkejut dengan ucapanku, atau ia terkejut karena anak umur 7 tahun berucap serius sepertiku.
"Nak, sihir hitam ditubuhmu benar benar kecil. Namun kurasa itu akan bertambah besar seiring berjalannya waktu", ujar Pak Tua tersebut.
"Sedang apa kau kemari? Anak kecil sepertimu tidak seharusnya berada disini", lanjutnya.
"Anda...., apa anda tau sesuatu tentang sihir ku?", aku cukup ragu untuk menanyakan hal ini pada Pak Tua tersebut.
"Keluarlah, aku tak berniat memberimu informasi apapun", usir Pak Tua itu seraya mengibas ngibaskan tangannya ke arah pintu keluar.
"Apa anda menjual buku informasi tentang kasus sihir hitam sepertiku?", aku tidak berniat untuk keluar walaupun ia sudah mengusirku. Kalau begitu bukankah percuma aku datang kesini.
"Keluarlah!", Pak Tua itu meninggikan suaranya.
"Apa dampak terburuk dari sihir hitamku pada orang sekitarku?",
Bodo amat dengan ucapan dan penampilanku sekarang. Anak berumur tujuh tahun yang imut dengan baju berenda renda tampak seperti keluarga bangsawan, berbicara dengan gaya seperti ini.
Pak Tua itu menghela nafas kasar. Perlahan ia memgambil tongkat di samping sofa nya dan mulai berjalan tertatih tatih. Anehnya, ia menjatuhkan beberapa buku di salah satu rak. Aku mendekatinya untuk melihat lebih jelas.
Oh! Dibelakang buku buku yang Pak Tua tersebut terdapat sebuah kotak. kecil, berdebu dan usang.
"Uhuk Uhuk", ia terbatuk batuk saat debu debu bertebaran selepas buku buku itu terjatuh.
"Ambilah dan bawakan padaku", perintah Pak Tua itu dan duduk kembali pada sofanya.
Aku pun mengikuti perintah Pak Tua tersebut. Benar benar berdebu, seperti sudah disimpan dan tidak pernah diambil dalam jangka waktu yang lama.
Aku membawa kotak tersebut dalam pangkuanku dan duduk di bawah sofa, tepatnya di sebelah Pak Tua tersebut. Pak Tua itu memberikanku sebuah kunci.
Aku mengerti dan langsung membuka kotak itu dengan kunci yang diberikannya.
Sebuah buku....
dan liontin?
Liontin yang benar benar indah, berwarna metalic dengan batu emerald kecil sebagai hiasannya.
Dan buku ini juga sangat aneh, bukan seperti buku buku sihir yang Carniche berikan padaku. Buku ini mempunyai sampul berwarna merah dengan tulisan 'Dongeng Anak'.
"Buku itu, menjelaskan semua yang kau cari", ujar Pak Tua.
Aku memandangnya dengan tatapan terkejut. Sejak kapan dongeng anak menceritakan tentang sihir hitam?
KAMU SEDANG MEMBACA
Jennette [Suddenly I Became A Princess]
FanficSia merupakan salah satu penggemar terbesar cerita "Suddenly I Became A Princess", menceritakan sebuah gadis korea miskin yang bereinkarnasi menjadi tuan putri Athanasia di novel romantis berjudul Lovely Princess. Namun di cerita Lovely Princess Ath...