Spesial Bonus #4

1.3K 221 17
                                    

"Itu terserah pada dirimu. Datanglah jika kau ingin"

Ucapan Claude kembali terngiang di benak Jennette. Pria yang ia sebut sebagai pamannya itu memberikan kebebasan dirinya memilih untuk datang atau tidak.

Selama satu bulan jarak waktu dimana Ijekiel mengirim undangan dengan hari pesta, pria berusia 28 tahun itu mengirim banyak surat permintaan maaf dan permohonan agar Jennette dapat hadir.

Ditambah dengan Athanasia yang merasa kasihan pada Ijekiel dan meminta Jennette agar menghadiri acara pernikahan tersebut.

Sebenarnya Athanasia sendiri pun ingin ikut, namun dua pria yang sangat mencintainya itu melarang dirinya. Tentu saja karena Athanasia sedang mengandung, mereka takut bahwa akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Selama satu bulan, hubungannya dengan Kent belumlah membaik. Kent pergi begitu saja ke Arlanta tanpa mengucapkan apapun.

Jika ditanya rindu atau tidak, tentu saja Jennette rindu. Namun ia masih tetap kesal dengan Kent karena tidak bisa menepati janjinya.

"Haahh...."

Pintu kereta terbuka, menampakkan pelayan yang sudah siap sedia, "Tuan Putri, kita sampai.", ujarnya.

Jennette pun berjalan keluar dengan bantuan pelayan itu. Ya, akhirnya ia memilih untuk menghadiri pernikahan Ijekiel.

Ia menatap mansion besar di hadapannya, mansion yang sudah lama sekali tak ia kunjugi.

Mansion Alphaeus.

Pernikahan Ijekiel dengan seorang Tuan Putri dari kerajaan sebelah bisa dibilang cukup sederhana. Apa karena Ijekiel menikah bukan dengan Putri pertama?

Sedikit informasi, Ijekiel menikahi Putri Olivia La Malvous, putri ke-7 dari kerajaan Malvous.

Ya apapun itu tidak ada hubungannya dengan Jennette. Yang akan ia lakukan hanyalah menampakkan wajah sebentar lalu segera kembali dan tidak lebih.

Perlahan Jennette berjalan masuk, dengan pelayan pria yang menuntunnya ke ruang acara. Sebuah gedung putih Alphaeus yang digunakan khusus untuk acara penting.

Jennette berjalan memasuki gedung itu, melangkahkan kakinya secara perlahan. Hatinya tak berhenti berdetak cepat, sungguh ia tidak tau bagaimana harus berekspresi di depan Ijekiel dan istrinya.

Haruskah ia tersenyum?

Atau haruskah ia berekspresi datar?

Pintu besar berlapis emas itu terbuka, menampakkan dengan jelas ratusan bangsawan yang sedang berada di bawah menikmati pesta. Manik zamrud Jennette juga menemukan kedua pemeran utama acara ini yang sedang berbaur dengan para undangan.

Seluruh pasang mata tertuju pada Jennette, banyak orang terkejut karena kedatangan Sang Tuan Putri ke pernikahan Ijekiel.

Gadis itu menghela nafas panjang, dengan langkah anggun ia menuruni tangga, mengabaikan seluruh pasang mata yang menatapnya bingung nan terkejut.

Ia menghampiri Ijekiel dengan istrinya, Olivia. Kedua orang itupun menunduk hormat pada Jennette.

"Segala keagungan dan berkat Obelia."

Jennette pun menundukkan sedikit kepalanya pula.

"Tuan Putri Jennette! Saya tidak menyangka anda sungguh datang ke pernikahan kami berdua! Anda tidak tau seberapa senangnya saya atas kehadiran anda!", ujar Olivia terpekik senang.

Ijekiel banyak bercerita bagaimana sifat manis Jennette, bagaimana polos dan cantiknya seorang Jennette. Olivia yang mendengar hal itu pun sangat penasaran dengan sosok Jennette. Karena selama ini ia hanya mendengar seluruhnya dari Ijekiel.

Jennette [Suddenly I Became A Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang