Chapter 42

1.3K 262 3
                                    

Carax mendengus remeh melihat Anastacius yang tiba tiba muncul ke markas mereka berdua. Baru saja dua hari lalu, sekarang Anastacius datang lagi, benar benar hal yang langka.

Wajah pria bersurai hitam itu tampak sangat datar dan tak bersahabat.

"Malam malam seperti ini. Huh, tumbennya~", ujar Carax.

"......Dia membenciku", Anastacius menunduk. Tatapannya kosong, pikirannya masih tertuju dengan ucapan Jennette beberapa menit lalu.

Carax mengerut alis bingung, yang dimaksud Anastacius itu Jennette kan?

'Gadis itu mengatakannya secara langsung pada Anastacius? Wow', batin Carax.

Tangan Anastacius mengepal, dirinya kini dilanda kebingungan, keterkejutan, serta kesedihan. Hanya karena mendengar kalimat Jennette bisa membuatnya sesedih ini.

"Mengapa dia membenciku...?"

"Apa salahku....?"

"Aku sudah mencoba menjadi orang yang baik untuknya"

"Segalanya, aku sudah memberikan segalanya. Dia tetap membenciku?"

"Hahaha", Anastacius tertawa sumbang.

Carax memutar bola matanya jengah, "Kau menanamkan sihir hitam padanya, kau membuatnya merasakan kesakitan setiap hari. Itu adalah alasannya", ujarnya santai.

Anastacius mendongakkan kepalanya, menatap tajam Carax, "Sakit yang ia rasakan bukan karena diriku! Itu semua karenamu! Kau penyebabnya Carax!!", seru pria itu.

Tidak, Anastacius tidak mungkin berani menyakiti Jennette.

Anastacius tidak akan berani melukai anaknya.

Anastacius tidak akan berani melihat putrinya kesakitan.

Anastacius tidak akan berani melakukan hal buruk pada darah dagingnya.

Pada peningggalan terakhir ...... Dia.

"Yayaya, aku memang penyebab 80% dari semua kejadian yang menimpanya. Lalu? Kau dan aku, sama saja"

"Kau berbeda denganku! Aku bukan dirimu Carax!"

"Tentu saja kita sama. Kita sama sama ingin menggunakan gadis itu sebagai alat penghancur pada orang yang sangat kita benci. Bukankah begitu?", Carax menyeringai tipis.

"Aku tid-"

Plak

Pipi mulus Anastacius itu tiba tiba saja terkena tamparan keras dari Carax. Tatapan pria bersurai hijau itu sangat tajam menatap Anastacius.

"Apa? Apa yang mau katakan? Apa!?"

"Kau mau mengatakan kalau kau tidak ingin menggunakannya sebagai alatmu!? Itu yang ingin kau katakan!?", suara Carax meninggi.

Dia benar benar benci membuang buang tenaga untuk memarahi Anastacius yang keras kepala. Sudah terlalu banyak ia mengeluarkan tenaga untuk memarahi pria ini sebelum sebelumnya.

Tapi kalau bukan seperti ini mau pakai cara apa lagi?

Anastacius bukan orang yang bisa diperingati baik baik.

"Anastacius de Alger Obelia! Tidakkah kau sadar? Kau itu penjahat! Kau pengguna sihir hitam! Kau adalah orang yang melakukan segala hal tanpa memperdulikan orang lain!"

"Dimana Anastacius yang seperti itu? Apa dia telah menghilang? Apa dia sudah mati? Dimana dirimu yang dulu!?"

Tidak tau.

Jennette [Suddenly I Became A Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang