5. Merindukan Senja

521 136 135
                                    

Jangan lupa untuk vote dan coment jika kalian suka sama cerita ini yaaa:)

Sertakan kritik dan saran kalian.

Selamat membaca teman-teman❤️


5. Merindukan Senja

Ketika senja tiba, rindu mengikat. Ketika senja tenggelam, pedih menyapa.

Jam olahraga akan selesai dalam waktu sepuluh menit mendatang. Kemenangan diambil oleh kelas XII IPA-4. Semua murid sudah mengganti seragamnya dan kembali ke kelas, bersiap mengikuti pelajaran selanjutnya.

Berbeda dengan Alder, ia harus melaksanakan tugas dari Pak Beni untuk mengembalikan bola basket ke ruang perlengkapan. Lelaki itu mengambil satu per satu bola yang berserakan di lapangan, lalu dimasukkan ke dalam suatu jaring besar. Alder hanya sendiri. Tadinya ada Theo dan Jovian yang ingin membantu Alder, namun Alder menolaknya.

Kakinya yang panjang menuju ruang perlengkapan yang berada di lantai satu sudut kiri. Ruang itu berisi seluruh alat dan perlengkapan olahraga seperti; net, bola voli, tenis meja. Alder menggantungkan jaring itu ke dinding sembari melihat-lihat isi ruang perlengkapan yang sedikit berantakan.

"Yang ini ketinggalan."

Alder terdiam. Suara lembut itu kembali terdengar di telinganya. Ia seperti pernah mendengar suara ini sebelumnya. Malas menerka-nerka, Alder pun membalikkan badannya.

Seorang gadis dengan rambut terikat berdiri di hadapannya seraya mengulurkan sebuah bola basket. Senyum tipis tersungging di bibirnya. Ia masih mengenakan seragam olahraga.

Alder melempar tatapan datarnya pada Thella. Kenapa ia harus ketemu lagi dengan gadis ini? Alder mengambil bola itu sedikit kasar, lalu memasukkan ke dalam jaring.

"Kamu—"

"Masih ada keperluan?" Suara Alder menginterupsi, tak memberi kesempatan pada Thella untuk berbicara lagi.

Gadis bernetra cokelat itu menggeleng, membuat rambutnya yang terikat sedikit bergoyang. Jari-jemarinya saling beradu, menahan kegugupan.

"Balik," suruh Alder.

Thella membuka mulutnya hendak menanggapi perkataan Alder, namun hal itu ia urungkan. Bagaimana tidak? Sorot mata kelam milik Alder begitu mengintimidasi Thella. Membuat nyali gadis itu menciut.

Niat Thella yang ingin mengobrol dengan Alder pun gagal. Rasa penasaran dalam diri Thella kian memuncak, seiring dengan raut wajah Alder yang semakin datar. Thella menyerah. Ia pergi meninggalkan ruangan itu.

***

Rapat dadakan yang melibatkan seluruh guru SMA Nusa Indah membawa kabar bahagia untuk murid. Jika rapat bulanan diadakan, biasanya para murid akan dipulangkan. Namun tidak dengan kali ini, karena rapat berlangsung hanya satu sampai dua jam saja. Cara untuk mengatasi agar murid-murid tidak keluar kelas, para guru memberi  mereka tugas. Namun, di dalam kelas kurang lengkap rasanya jika tidak terdapat murid yang tidak acuh terhadap instruksi.

Setelah menyelesaikan tugas dan izin kepada Andra—ketua kelas XII IPA-1, Thella pergi ke perpustakaan. Bola matanya menyapu satu per satu susunan buku di rak. Jari telunjuk Thella bergerak menyentuh bahu buku.

Ia menemukan buku yang dicari, Simulasi Soal Ujian Nasional. Walaupun ini masih semester satu, namun tidak ada salahnya kan jika Thella mencari buku Ujian Nasional?

Setelah Thella mendapatkan buku tebal itu, ia pergi ke meja petugas untuk meminjam buku. Pandangannya menangkap satu rak yang berisi novel. Thella berpikir, nggak ada salahnya kan kalau membaca novel sebentar di sini?

Senyum Senja KalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang