10. Goresan Lara

290 44 25
                                    

Jangan lupa untuk vote dan coment jika kalian suka sama cerita ini yaaa:)

Sebenarnya aku pengin kalian coment nggak hanya sekadar 'next' doang, sih, tapi ya udah nggak pa-pa.

Selamat membaca teman-teman❤️


10. Goresan Lara

Manusia lebih percaya hal yang dilihat, tanpa perlu mendengar apa yang sebenarnya terjadi.

"Saya sangat kecewa dengan kamu!"

Ruangan bercat kuning muda itu berubah mengerikan. Suara entakan bolpoin di atas meja terdengar amat menyeramkan. Sebuah meja menjadi jarak antara seorang siswa dengan dua orang guru paruh baya.

"Liat saya, Alder!" seru Bu Rida—wali kelas XII IPA-4.

Mata teduh itu sontak menatap ke depan. Aura di sekitar menjadi mencekam. Semuanya terasa dingin, lebih dari sikap Alder. Ia merasa saat ini ia sedang duduk di kursi pesakitan, dan siap dihukum mati.

"Semalam kamu minta surat izin dan mengantar Sweethella, tapi kenapa sampai jam pelajaran terakhir kamu tidak kembali?" tanya Bu Mira—guru Bimbingan Konseling.

"Maaf, Bu."

"Alder, apa akhir-akhir ini kamu ada masalah?" Nada bicara Bu Rida melembut. "Saya baru cek absensi, dan setiap harinya pasti ada jam pelajaran yang tidak kamu ikuti."

Lelaki itu hanya diam. Bola matanya terarah ke lembaran absensi harian. Tepat di kolom nama Alder Cakrawala terdapat banyak tinta merah. Memang, setiap guru yang mengajar di kelas akan melakukan absensi per jam pelajarannya.

Seorang gadis terpaku di ambang pintu. Telinganya masih berfungsi dengan baik, menangkap dengan cepat perbincangan di dalam ruangan. Ia menelan salivanya susah payah. Menerka segala sesuatu yang terjadi.

Suara ketukan pintu membuyarkan ketiganya. Atensi mereka beralih ke pintu ruang BK, tetapi tidak dengan Alder. Ia masih berkutat dengan lembaran putih itu.

"Pagi, Bu. Ibu memanggil saya?" tanya Thella, sopan.

"Iya, masuk," titah Bu Rida. "Sekarang jadwal saya mengajar di kelas XII IPA-1, tapi saya ada sedikit urusan. Jadi, saya berikan tugas untuk kalian. Sudah saya beri tanda di buku ini." Bu Rida memberikan buku paket tebal kepada Thella.

"Baik, Bu. Ada lagi?"

"Itu saja. Terima kasih."

Thella menunduk, dan izin keluar. Sebenarnya ada satu hal yang terlintas di pikirannya sejak tadi, Apakah Alder masuk BK karenanya? Karena Thella mendengar setelah mengantarnya pulang, lelaki itu tidak kembali ke sekolah.

Gadis manis itu mendengkus. Ia mundur beberapa langkah, dan berdiri di balik dinding ruang BK. Thella tahu ini konyol dan tidak sopan. Akan tetapi, ia sangat penasaran dengan kelanjutan nasib Alder.

"Oke, begini saja. Mengingat kamu sebelumnya tidak ada catatan dosa, saya tidak akan hukum kamu. Tapi kamu ingat! Sekali lagi kamu melanggar peraturan sekolah, apa pun itu saya tidak akan toleransi lagi. Saya akan memanggil orang tua kamu, Alder," putus Bu Mira.

Dari balik dinding, Thella menghela lega. Setidaknya ia memastikan bahwa Alder tidak dihukum karenanya. Thella memukul pelan wajahnya dengan buku paket, lalu kembali ke kelas.

***

Apa hal yang menyenangkan bagimu ketika sekolah? Jam istirahat, salah satunya. Maka tidak heran jika bel itu berbunyi, murid akan bersorak-sorai. Hal yang serupa juga terjadi pada murid SMA Nusa Indah.

Senyum Senja KalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang