15. "Aa, ada yang nunggu"

2.1K 276 74
                                    

Typo ignore.

🚨🚨

"Udah jangan dipikirin Na" ujar Bima menatap istrinya

Una mengangguk pelan. "Una bingung A, kenapa A Wira bisa jadi buronan?" tanyanya

"Sebenernya itu masih jadi pertanyaan. Bukan kepolisian daerah kita, Aa dapet laporan dari kepolisian daerah Jawa Timur" jawab Bima

Una menatap suaminya. "Jawa Timur?" tanyanya terkejut

Bima mengangguk, "Iya. Jadi Aa masih selidikin" balas Bima tersenyum

Semalam, Una tidak bisa tidur karena memikirkan kakak nya yang menjadi buronan.

Semalaman juga Bima terus memaksa Una tidur, namun Una selalu menjawab tidak bisa tidur hingga akhirnya Bima harus menyanyikan sebuah lagu.

Tadinya ingin membacalan sholawat saja, tapi Una langsung sewot, katanya gak romantis, jadinya Bima terpaksa bernyanyi dengan suaranya yang pas-pasan, parahnya dengan keadaan mengantuk.

Pagi ini, Una masih sering melamun sampai Bima selesai mandi, memakai baju dan siap berangkat pun Una melamun.

"Inget, jangan ngelamun terus. Mending kamu cari kegiatan aja" ujar Bima mengingatkan

"Pergi kemana coba? Sama siapa juga? Disini Una sendirian A" balas Una kesal

"Malioboro kan deket Na, tinggal nyebrang dikit. Mau ditemenin saudara Aa?" tawarnya

"Emang Aa punya saudara disini?" tanya Una

"Punya, saudara nya gak deket-deket banget sih" balas Bima menggaruk tengkuknya sembari meringis

Una mengangguk, "Laki-laki perempuan?" tanyanya

"Laki-laki sebenarnya. Tapi dia sudah menikah" jawab Bima

"Boleh deh, Aa gak makan dulu? Disini Una gak bisa masak sih" ujar Una

"Yaudah nanti Aa suruh istrinya datang ke sini. Aa makan di luar aja Na. Kamu mau pesen makan aja?" tawar Bima

Makanan di hotel ini cukup mahal, jadi lebih baik Bima makan di luar saja nanti saat berangkat kerja.

"Makan bareng Aa aja, Aa bisa gak? Atau buru-buru? Lagi mau makan nasi kuning" jawab Una

"Bentar, Aa telpon Satya dulu" ujarnya dan mengeluarkan hp nya

Una membereskan kasur, sempat berdecak ketika melihat pakaian dalam dimana-mana.

Saat Bima sedang menelpon dengan jahilnya Una memukul pantat Bima keras.

"Aww!" ringis Bima

Una tertawa melihatnya, lalu berjalan ke arah koper.

Setelah selesai menelpon, Bima menghampiri istrinya.

"Tadi ngapain pukul pantat aku Na? Sakit anjir" ujar Bima mengelus pantatnya

Una mendelik, "Harus banget lempar pakaian dalem sembarangan??" tanyanya

My Handsome Policeman ; ekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang