25. "Kalian baik-baik ya sayang."

1.6K 250 78
                                    

Typo ignore.

Kalian lagi main petak umpet ya? Soalnya gak se rame biasanya :)
Aku juga mau ikutan ngumpet kalo gitu, alias up nya agak nyantuy hehe..

Alur di percepat, biar gak stuck, biar gk bosen juga meski sebenernya bosenin, datar kayak gda masalahnya hahaha. Datengin org ketiga mantap kayaknya :)

🚨🚨

"Una, serius mau ikut ke kantor?" Tanya Bima sekali lagi pada istrinya.

Una mengangguk semangat. "Serius, udah lama gak main kesana." Balasnya.

"Ngapain kesana? Mau ketemu siapa emang?" Tanya Bima menatap istrinya tajam.

"Ketemu Satya sama Fahmi." Balas Una mengabaikan tatapan tajam suaminya.

"Ngapain?" Tanya Bima langsung darah tinggi.

"Selow A, nanti darah tinggi panjang urusannya. Ya main biasa." Ucap Una santai.

"Gak ada main-main. Mereka nugas!" Jawab Bima tegas.

Una menatap suaminya kesal. "Yaudah, bodo amat." Jawabnya dan pergi begitu saja dari hadapan suaminya.

Kini, kehamilan Una sudah menginjak usia lima bulan. Keinginan atau lebih tepatnya mengidam masih sering Una rasakan.

Salah satunya hari ini, ingin ikut Bima ke kantor Polisi. Entah apa yang akan ibu hamil itu lakukan.

"Na mau kemana?" Tanya Bima saat melihat istrinya pergi begitu saja.

"Mau ngadu sama Bunda." Balas Una cepat sembari berjalan meninggalkan kamar.

Bima yang mendengarnya, langsung mengejar istrinya. Bima langsung mengangkat tubuh istrinya untuk kembali ke kamar.

Jika Sonia tahu keinginan menantunya tidak dituruti Bima, maka Bima yang akan menerima omelan hingga membuat kupingnya panas.

Sonia selalu bilang jika Una itu sedang mengandung benihnya, sudah pasti itu keinginan dari si jabang bayi.

Namun, terkadang Bima merasa curiga pada istrinya yang sering mengidam aneh-aneh.

Dulu saja, Una menyuruh Bima untuk push up seratus kali malam hari saat pukul sebelas malam. Atau pernah dulu, istrinya memaksa bertemu ketiga pria yang dulu mengejarnya.

Kadang Bima selalu berfikiran negatif jika istrinya sedang menjahilinya lewat embel-embel kata mengidam.

"Jangan kasih tau Bunda. Nanti telinga Aa merah." Pinta Bima.

"Ya salah Aa sendiri gak ijinin Una ikut, kan Una mau ikut." Balas Una langsung sembari melipat kedua tangannya di dadanya.

Bima merasa gemas sekali dengan istri cantiknya ini. Ingin rasanya Bima gigit pipi bulat istrinya.

Bima menghela napas kasar. "Yaudah boleh ikut, tapi jangan macem-macem!" Ucapnya setelah beberapa detik terdiam memikirkan permintaan istrinya.

Mata Una langsung berbinar. "Yes! Makasih Aa sayang!" Ujarnya dan mencium bibir suaminya.

"Udah ijin ke Bunda tapi?" Tanya Bima.

My Handsome Policeman ; ekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang