• 001 •

18.7K 1.3K 55
                                    

Pastiin kalian vote dan tinggalin komen yaa~
I'll be thankful for that!

Pastiin kalian vote dan tinggalin komen yaa~I'll be thankful for that!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haechan hanya ingin seperti teman-teman residennya yang lain. Ingin ke tempat tidur pasien, memeriksa tanda vital pasien hingga memberi perawatan yang mereka butuhkan. Tapi selama 2 tahun lebih dia berada di rumah sakit pusat ini, Haechan belum pernah merasakan hal-hal seperti itu.

Tidak, dia tidak bodoh. Haechan termasuk dalam jejeran dokter yang lulus dengan nilai terbaik, cumlaude atau apalah yang mereka sebut itu.

Sayangnya, status dia sebagai anak dari Direktur Rumah Sakit dan cucu dari pemilik yayasan membuat Haechan menjadi kesayangan para petinggi Rumah Sakit, termasuk profesor-profesor kepala bagian dan dokter-dokter instruktur.

Setiap kepala bagian dan dokter senior melakukan visit, Haechan selalu menjadi yang pertama disapa, diberi senyuman lebar selanjutnya dia dibebastugaskan dari segala pekerjaannya sebagai residen hari itu. Bahkan sampai saat ini, Haechan belum pernah merasakan apa yang mereka namakan 'jaga malam'.

Dokter tapi bukan dokter. Begitulah kalimat yang selalu dia katakan pada dirinya sendiri.

Haechan muak. Ini tidak benar. Walaupun dia orang berpengaruh di rumah sakit tersebut, bukan berarti dia tidak bisa belajar. Dia juga ingin jadi dokter yang baik dan berkompeten layaknya teman-temannya yang lain.

Dia juga ingin merawat pasiennya sendiri, berbicara dengan mereka, menemani mereka di bed mereka. Tapi karena Haechan diperlakukan khusus seperti itu, pasien bahkan enggan untuk berbicara dengannya.

Haechan sedang melihat-lihat data pasien di layar komputer saat kepala bagian dan beberapa dokter senior melakukan visit.

Semua dokter spesialis, dokter residen dan coass berkumpul di dekat meja perawat di IGD.

"Selamat siang, Profesor!" Semuanya serempak memberi salam sambil membungkukan badan mereka dengan sopan.

"Selamat siang. Bagaimana keadaan IGD? Apa semuanya aman terkendali?"

"Ya, profesor. Dua pasien trauma sudah masuk ruang operasi, satu pasien dengan penyakit liver stadium akhir mengeluhkan ketidaknyamanan di bagian perut. Kami─"

Haechan tahu pria itu. Dia menyebutnya si Kakek pemabuk. Akibat kebiasaan minum alkoholnya itu dia akhirnya harus masuk ke IGD kemarin dan menjalani perawatan intensif. Kalau ingin selamat dia harus segera mendapat transplantasi liver.

Selagi dokter penanggung jawab memberi laporan, Haechan hanya melamun memikirkan si Kakek. Dia ada di IGD saat Kakek tersebut dibawa. Tubuhnya kurus tapi bagian perutnya mengalami pembengkakan.

"Haechan? Seo Haechan?"

Sebuah sikutan dari teman di sebelahnya membuat Haechan tersadar dari lamunannya.

Stuck With U - NoHyuck -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang