• 019 •

7.8K 1K 59
                                    

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!!

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen yaa~I'll be grateful for that!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan keluar dari kamar dalam kondisi yang... mengenaskan. Mukanya kusut, rambutnya sudah seperti singa. Dia pun masih memakai baju tadi malam.

Kepalanya penat, perutnya tidak enak. Dia lari ke kamar mandi memuntahkan semua sisa makanan juga alkohol yang ada di dalam perutnya. Setelah merasa agak mendingan barulah dia turun ke bawah.

Di meja makan sudah ada Renjun yang kondisinya tidak lebih baik dari dia. Jidatnya menempel di meja dengan kedua tangan terlentang lurus di atas meja. Haechan datang dan duduk di hadapan Renjun. Dia menirukan pose Renjun.

"Oh sudah bangun kau, Chan?"

"Ya menurutmu saja? Kalau aku belum bangun, siapa yang ada di sini sekarang? Hantu?"

"Masih pagi sudah sewot. Oh ya, Jeno tidak bisa menunggu hingga kau bangun. Dia sudah pergi ke rumah sakit jam 6 tadi. Ada operasi pagi ini jadi dia harus bersiap."

Haechan duduk tegap lagi dengan kedua matanya membulat.

"Maksudmu apa, Jaem?"

"Kau benar-benar tidak ingat, Chan? Jeno mengantarmu pulang dan tidur denganmu semalaman."

"APA?!"

"Tidak usah dramatis begitu. Jadi, apa kalian sudah melakukannya? Bagaimana Jeno? Apa service-nya bagus?"

Renjun bangun dan memukul belakang kepala Jaemin dengan kencang.

"Njun? Kalau aku geger otak bagaimana? Hobi sekali pukul-pukul kepala orang."

"Ya makanya kalau bicara itu difilter dulu! Eh tapi iya Chan, bagaimana semalam?"

"Yeee, ditanyain juga kan. Dasar."

Renjun hanya memutar bola matanya malas menanggapi Jaemin.

"Ya mana aku tahu! Aku tidak ingat apa-apa. Tapi tadi saat aku bangun, aku masih dengan baju lengkap. Itu artinya kita tidak melakukan apa-apa kan?" Kata Haechan dengan nada polosnya.

"Lee Jeno pengecut. Padahal kesempatan bagus tuh hehehe"

"Itu namanya gentleman, Jaem. Memangnya kau?! Main serobot." Ketus Renjun.

"Bagaimana aku menolak, Njun? Kau terlalu liar kalau sudah mabuk berat. Kau bahkan tidak membiarkanku berada di atasmu. Tapi, liarmu membuatku nikmat, Njun muehehehe" Balas Jaemin menunjukkan senyum nakalnya. Renjun melotot. Lagi-lagi kepalanya Jaemin jadi sasaran.

Kali ini Haechan yang memutar bola matanya malas. Pembicaraan Jaemin dan Renjun selalu seperti itu. Seperti membicarakan makanan saja.

"Kau tidak ingat sama sekali, Chan? Kenapa Jeno sampai mau tidur denganmu semalam?"

"Aku tidak tahu. Aku tidak ingat huhuu bagaimana ini? Aku harus bilang apa kalau bertemu Jeno nanti?"

"Kalau aku jadi kamu sih, Chan..."

Stuck With U - NoHyuck -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang