• 016 •

7.1K 959 65
                                    

Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!!

Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~I'll be grateful for that!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan uring-uringan sepanjang hari. Jeno tidak terlihat di rumah sakit sejak pagi dan pria itu tidak mengabari Haechan sama sekali. Chatnya dari beberapa jam yang lalu pun tidak dibalas.

"Njun, apa aku ada salah?"

Haechan kini berada di ruangan Renjun. Dia bermain dengan kalender mini yang ada di atas meja sementara Renjun sibuk memeriksa kondisi pasien hamil yang dirawat inap di rumah sakit melalui komputernya.

"Mungkin Jeno lelah karena kau tak kunjung memberinya jawaban, Chan. Apalagi kau sudah sampai diperkenalkan dengan Ibunya. Kurang serius apalagi coba si Jeno?" Kata Renjun dengan matanya yang masih tertuju di layar komputer.

"Kau tahu masalahku, Njun... aku tidak bisa menerimanya sebelum aku menyelesaikan masalahku itu."

"Iya, jangan lama-lama. Jeno juga punya batas loh, Chan... jangan sampai dia menyerah karena kamunya terlalu lama."

Haechan menempelkan dahinya di atas meja lalu membuat suara-suara aneh. Renjun hanya mendecak kesal melihat temannya itu yang sudah seperti orang gila.

Getar ponsel membuat Haechan duduk tegap lagi. Dia sudah berpikir kalau Jeno yang meneleponnya. Ternyata bukan. Wajah Haechan berubah murung.

"Sekarang? Ya sudah... ketemu di sana. Iyaa, see you~"

Haechan menutup teleponnya dan menghela nafasnya sekali lagi.

"Njun, aku keluar sebentar ya."

"Dia di sini, Chan?"

"Iyaa... semakin cepat bertemu, semakin cepat juga masalah ini selesai. Aku tidak mau membuat Jeno menunggu lebih lama." Kata Haechan lalu berlari keluar dari ruangan Renjun.

" Kata Haechan lalu berlari keluar dari ruangan Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau yakin tidak mau langsung menerimanya, Jen?"

"Saya akan mempertimbangkannya dulu, prof..."

"Baiklah, kalau sudah membuat keputusan langsung hubungi saya ya."

Stuck With U - NoHyuck -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang