• 022 •

7.8K 961 37
                                    

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!!

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen yaa~I'll be grateful for that!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti kata Haechan, Jeno telah kembali normal. Dia bekerja seperti biasa, bercanda dengan teman-teman seperti biasa, dia memarahi dokter-dokter kalau mereka berbuat salah. Haechan juga, tanpa terkecuali.

"Sudah ku bilang kan untuk cek tanda vitalnya dulu sebelum melakukan pemeriksaan lanjutan. Lalu kenapa kau melewatkannya?"

Haechan terdiam. Dia tahu dia salah salah. Dia benar-benar lupa untuk memeriksa tanda vital pasien sebelum dilakukan pemeriksaan lanjutan. Tekanan darah pasien tinggi dan Haechan hampir salah diagnosa kalau saja Jeno tidak datang membantu. Sekarang dia yang kena semprot Jeno.

"Kau bekerja di sini sudah hampir 6 bulan dan masih saja melakukan kesalahan seperti ini. Aku benar-benar tidak habis pikir, Haechan. Jangan bicara denganku sebelum kau memperbaiki kesalahanmu. Aku juga mau kau membuat laporan dari kasus-kasus yang ada di IGD. Tulis tangan. Kau mengerti?!"

"Iya, Jeno..."

Jeno kembali ke ruangannya setelah menceramahi habis-habisan pacarnya itu.

"Jeno kenapa sih? Sensi sekali hari ini. Datang bulan?" Kata Yangyang. Dia sedaritadi berdiri di dekat mereka mendengarkan ocehan Jeno.

"Entahlah, Yang. Aku yang datang bulan, dia yang emosian." Jawab Haechan dengan wajahnya yang ditekuk ke bawah. Perutnya sudah sangat nyeri karena datang bulan ditambah Jeno yang memarahinya. Lengkap sudah penderitaannya hari ini.

"Kau tidak tahu kan kenapa dia tiba-tiba sensi, Chan?"

Itu Jaemin yang tiba-tiba muncul di antara mereka. Entah dari mana datangnya.

"Kenapa memangnya?" Haechan dengan bodohnya bertanya walau dia sudah tahu jawabannya apa.

"Karena dia tidak dapat jatah kalau kau datang bulan, Chan. Bagaimana sih kau ini? Masa itu saja tidak tahu."

Kan. Jaemin dan otak selangkangannya. Tidak bisa sehari saja pikirannya tidak menjurus ke sana. Selalu saja itu yang dia bicarakan. Haechan sudah hampir memukul kepala Jaemin saat itu tapi Yangyang menariknya pergi.

"Sudah mau menikah masih begitu saja pikirannya. Dasar Na porn Jaemin." Dumel Haechan.

Oh iya, Jaemin dan Renjun sebentar lagi akan menikah. Tentu saja pernikahan yang mewah seperti yang diingkan oleh Renjun. Mereka sudah melakukan pertemuan dengan keluarga sebulan yang lalu dan sekarang sudah dalam tahap persiapan. Pesta akan diselenggarakan di Seoul dalam 2 minggu. Renjun juga sudah tinggal di Seoul untuk mengurus pernikahan mereka sementara Jaemin tetap bekerja hingga H-1 minggu pesta mereka.

"Kalau ada Renjun pasti kepalanya sudah dipukul."

"Sudah, sudah. Sudah tahu Jaemin begitu masih saja diladeni. Bodoh."

Stuck With U - NoHyuck -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang