• 010 •

8.2K 1K 64
                                    

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!

Jeno duduk bersandar di kursinya sambil memperhatikan botol obat yang berada di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno duduk bersandar di kursinya sambil memperhatikan botol obat yang berada di tangannya.

Tiba-tiba dia teringat lagi saat-saat di mana Haechan akan menghilang selama 30 menit atau lebih sehabis dimarahi oleh dia, walau belakangan sudah jarang dia dapati Haechan menghilang. Tetap saja itu menjadi beban pikirannya sekarang.

Sebenarnya ada apa dengan Haechan?

Tidak mampu memikirkan apapun, Jeno menyimpan botol obat milik Haechan tersebut lalu keluar dari ruangannya.

"Dokter Seo di mana?" Tanya Jeno pada Doyoung sambil melihat di sekitar IGD. Dia tidak bisa menemukan sosok Haechan di antara orang-orang itu.

"Haechan? Ku rasa dia sudah kembali ke ruangan dokter beberapa menit yang lalu."

"Baik, terima kasih perawat Kim."

Jeno keluar lagi dari IGD dan berjalan cepat ke ruangan dokter. Saat dia membuka pintu ruangan tersebut, dia melihat Haechan yang tengah menempelkan sisi kanan wajahnya di atas tumpukan buku.

Haechan tidak tidur. Dia hanya mengistirahatkan diri setelah beberapa konsultasi yang dia selesaikan hari ini. Ingin tidur tapi takut ponselnya berdering lagi. Sudah sekitar empat atau lima kali ponselnya berdering karena pasien darurat.

Mata Haechan terbelalak ketika botol obat yang sangat dia kenali diletakkan tepat di depan matanya.

"Kau menjatuhkannya tadi."

Haechan duduk tegap dan dengan sigap mengambil botol tersebut. Sayang, tangannya langsung ditahan oleh Jeno. Botol obat itu berada di tangan Jeno lagi.

"Escitalopram. Kenapa kau mengkonsumsi obat ini? Apa kau sakit?" Tanya Jeno sambil menarik kursi untuk duduk di dekat Haechan.

Haechan menunduk sambil menggigit bibir bawahnya. Dia juga meremat tangannya sendiri di bawah meja. Melihat hal tersebut Jeno mendekatkan kursinya ke arah Haechan dan menggenggam kedua tangan wanita itu.

"Mau cerita?"

Nada lembut Jeno membuat Haechan lemah. Rahasia Haechan yang selama ini dia simpan, haruskah dia ceritakan semua pada Jeno?

"Yayasan Haneul, milik Kakekku. Papaku direktur utama Rumah Sakit Pusat Haneul. Ku rasa kau sudah tahu mengarah kemana ceritaku ini, Jen..."

Jeno masih mendengarkan tanpa ada niatan untuk menginterupsi.

"Kau benar, semua yang kau katakan waktu itu padaku benar adanya. Aku tidak pernah melakukan CPR selama masa coass dan residen di rumah sakit pusat, aku bahkan belum pernah menyentuh pasien selama kerja di sana. Aku tidak pernah merasakan jaga malam. Aku..."

Selama menceritakan hal tersebut, kepala Haechan tertunduk, dadanya terasa sesak, air mata jatuh dengan derasnya hingga membasahi tangan mereka berdua. Jeno mengusap punggung tangan Haechan dengan jempolnya.

Stuck With U - NoHyuck -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang