3

134 27 0
                                    

Yaa 'Asyiqol Musthofa

Absyir binailil muna

Qod roqoka susshofa

Wathoba wafdhul hana

Nuurul jamaali badaa

Min wajhi syamsil hudaa

Thoohalladzii biliqoo

Qod faazalam martaqoo

Min fadhlihi 'ammanaa

Waafi dzurool irtiqoo

min robbihi qod danaa

-::-



EMBUSAN angin gersang menyapa wajah Saad dan Hamas begitu mereka menjejakkan kaki keluar pesawat. Hamas menyipitkan matanya, berusaha memandang sekitar dengan baik setelah berpuluh menit tidur-tidur ayam di pesawat. Jam tangan di pergelangan tangan kirinya menunjukkan pukul dua siang.

Berbeda dengan Hamas, wajah Saad terlihat lebih cerah. Rasa antusias yang menghuni ruang hati Saad membuatnya begitu bersemangat untuk terus melangkah mengikuti rombongan yang berjalan mengikuti arahan Pak Ahmad.

"Kita udah sampe, Mas!" kata Saad, mengguncang lengan sahabatnya. Dan Hamas hanya ber-hm pelan setiap kali mendengar pernyataan Saad yang entah sudah ke berapa kalinya.

Sejak tadi, di dalam pesawat, Saad tak henti berseru padanya; "Udah mau sampe, Mas!" atau "Mas, bangun, Mas. Dikit lagi sampe!" dan lain sebagainya.

Dia paham, jiwa dan pikiran Saad sudah sejak tadi tiba di Masjid Nabawi, atau bahkan di Masjidil Haram. Tapi Hamas baru kali ini melihat Saad amat sangat bersemangat seperti sekarang. Seolah Saad begitu ingin bergegas terbang dan sampai di Masjid Nabawi.

"Madinah, Mas," kata Saad.

Hamas tertawa. "Iya sik, Ad. Santai, bentar lagi sampe Masjid Nabawi!" balasnya, tak kalah gemas.

Rombongan lain memilih untuk berjalan di lantai berjalan, atau travelator, agar lebih cepat. Sedangkan Hamas terpaksa mengikuti Saad yang memilih berjalan biasa sembari melihat-lihat pemandangan di luar kaca jendela besar. Ada banyak pesawat berjajar yang terlihat dari sana.

Di bagian imigrasi, langkah mereka terhenti.

Ada banyak orang mengantre di sana sebelum kedatangan mereka. Tapi bersyukur urusan imigrasi ini tidak memakan waktu terlalu lama. Sekitar pukul tiga siang, seluruh rombongan sudah lolos pemeriksaan pihak imigrasi.

"Assalamu'alaykum, Bapak dan Ibu," sapa Pak Ahmad begitu mereka sudah berada di lantai dasar. "Bagaimana penerbangannya tadi?"

Jawaban, "Alhamdulillaah, baik..." terdengar nyaris dari seluruh lisan peserta rombongan. Dan hal tersebut sukses membuat senyuman Pak Ahmad kian lebar.

"Alhamdulillaah," kata Pak Ahmad. "Mengingat sekarang jam tiga ya, Bapak Ibu, setengah jam lagi nanti masuk waktu Asar. Sebaiknya kita salat dulu di Masjid Bandara di luar sana. Sekalian jika Bapak atau Ibu hendak bersih-bersih. Untuk koper dan lain-lain, nanti biar kami yang urus. Semua naik ke bus, dan kita bisa langsung ke hotel."

"Bagikan kopernya di mana, Pak?" tanya seorang jamaah.

"Koper akan dibagikan di hotel. Nanti diletakkan di tiap-tiap kamar hotel," jelas Pak Ahmad. "Alhamdulillaah kami sudah dapat data Bapak Ibu sekalian, jadi nanti sudah ndak perlu repot lagi. Bisa langsung ganti pakaian dan istirahat sejenak. Menunggu waktu Magrib."

[✓] HAMASSAAD SAFARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang