2[toilet]

19 5 2
                                    

Happy reading______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading
______________________________________

Jam istirahat sudah berbunyi, Caitlyn dan sahabatnya sedang makan di kantin. Masalah Vidio yang di tunjukkan Caitlyn sudah berlalu, tapi Yura dan Aryo masih mencemaskan Caitlyn, bagaimana jika Caitlyn di ganggu?. Yura sedari tadi menggeleng-geleng 'kan kepala nya, berusaha menghilang 'kan pikiran yang mengganggunya sedari tadi.

Caitlyn melihat Yura yang hanya mengaduk-aduk makanan di hadapan nya, Caitlyn menginjak kaki Yura yang tepat di hadapan nya. Otomatis Yura langsung berteriak kesakitan, ia menatap Caitlyn kesal, tapi berbeda dengan Caitlyn yang tertawa bahagia.

"Lo ngapain ngaduk-aduk makanan, bukan nya di makan juga," ucap Caitlyn.

"Gue lagi gak mood makan."

"Emang makan harus mood ya?" tanya Caitlyn.

"Iya harus, buktinya gue."

"Udah-udah makan, jangan ribut kalian," ujar Aryo.

Bel masuk sudah berbunyi, keempat manusia itu berjalan keluar kantin. Mereka berjalan santai melewati koridor sekolah yang perlahan mulai sepi. Caitlyn tiba-tiba kebelet, ia segera berlari tanpa berkata apapun kepada sahabat nya. Mereka yang melihat hal tersebut, hanya geleng-geleng kepala saja, Caitlyn emang selalu seperti itu, jika ia menghilang tiba-tiba pasti kebelet.

Katanya jika sudah kebelet ia tidak bisa berbicara apa-apa lagi. Caitlyn sudah tiba di dalam toilet ia segera menuju bilik toilet, saat ia membuka pintu ternyata pintu nya terkunci dari luar, Caitlyn terus saja mencoba membuka nya tapi hasil nya sama tidak bisa di buka. Ia bingung padahal tadi hanya dirinya yang berada di toilet, kalau pun ada yang masuk pasti akan terdengar suara jejak kakinya.
Saat Caitlyn terdiam memikirkan agar bisa keluar, tubuh nya masih bersender di pintu tiba-tiba terjatuh karena pintu yang terbuka.

"Hm, pintunya rusak."

Setelah keluar dari bilik toilet ia segera ke westafel sekolah, ia mencuci wajah nya dengan air mengalir. Tapi listrik tiba-tiba mati otomatis air yang mengalir tadi pun mati. Caitlyn berdecak sebal, untung saja masih ada cahaya masuk dari luar. Caitlyn kembali melihat kaca, ia melihat di belakang nya ada seorang wanita cantik sedang berdiri dan tersenyum ke arah nya.

Caitlyn pun balik tersenyum lewat kaca westafel, saat tubuh Caitlyn berbalik ingin menyapa perempuan tadi. Secepat itu pula perempuan tadi menghilang dari tempat nya, Caitlyn berfikir mungkin ia berlari keluar toilet karena sudah selesai. Caitlyn pun berjalan meninggalkan toilet. Ia melewati koridor sekolah yang sepi, karena jam pelajaran setelah istirahat sudah di mulai.

Sebelum ke kelas Caitlyn mencari penjaga sekolah terlebih dahulu, setelah berkeliling akhirnya ia mendapatkan pak penjaga sekolah yang berada di belakang sekolah. Ia membelakangi Caitlyn, ia seperti sedang berbicara dengan orang, tapi sama sekali tidak ada manusia di hadapan nya. Hingga Ujang menunduk sedih dan mendongakkan kembali wajah nya melihat ke depan, tatapan nya seperti tatapan merasa bersalah dan ditinggal kan seseorang yang ia ajak berbicara.

Caitlyn masih memperhatikan gerak-gerik pak ujang, Caitlyn pun mulai melangkah kan kaki nya menuju pak Ujang duduk. Ia duduk tepat di hadapan pak Ujang.

"Pak Ujang." panggil Caitlyn, pak ujang tampak kaget dengan kedatangan Caitlyn bisa di bilang tiba-tiba.

"Neng Caitlyn ada apa?" tanya pak Ujang.

"Pintu toilet rusak pak, coba deh bapak benerin, Caitlyn cuman mau bilang itu aja ya, Caitlyn harus kekelas takut di marahi, dada pak."

Pak Ujang menatap kepergian Caitlyn dengan dahi berkerut.

"Padahal baru saja saya benerin pintu nya, masa rusak lagi?"

•••

Saat ini Caitlyn sudah pulang sekolah, ia mengendarai sepeda nya perlahan sembari menikmati semilir angin. Setiba nya ia di rumah, terlihat dari luar sangat sepi seperti tidak ada seorang pun didalam. Ia berjalan masuk, Caitlyn mengerutkan dahinya. Jarang sekali rumah nya sepi biasanya mama dan papa nya selalu menyambut Caitlyn ketika pulang sekolah.

Caitlyn hanya masa bodo ia berjalan menaiki anak tangga dengan perlahan, saat akan menginjakan tangga terakhir ada seseorang yang berlari di bawah. Caitlyn yang penasaran langsung saja berlari turun kembali. Saat ia sudah tiba di bawah tidak ada sama sekali yang berlari. Caitlyn berfikir mungkin itu hanya seekor kucing yang berlari.

Caitlyn kembali berjalan ke atas, setiba nya di kamar ia menatap boneka jailangkung yang terbaring di kasur nya. Caitlyn rasa tadi pagi sudah tidak ada lagi boneka nya. Caitlyn memegang boneka itu dan membuangnya ke luar balkon. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar Caitlyn.

Caitlyn menoleh kebelakang, ia berjalan menuju pintu. Saat ia buka tidak ada seorang pun di luar, Caitlyn berjalan menuju kamar mama dan papa nya. Pintu kamar terbuka tapi tidak ada mama dan papa nya, Caitlyn berfikir mungkin papa dan mama nya sedang ada urusan diluar. Ia kembali kedalam kamar berbaring, sebenarnya ia lapar tapi Caitlyn malas jika tidak makan bersama mama dan papa nya.

Tok..tok..tok..

Caitlyn kesal, siapa yang mengetuk pintu berulang-ulang kali, mengganggu saja. Caitlyn kembali menjalan kan kakinya melangkah menuju pintu. Saat di buka mama nya berdiri menatap Caitlyn.

"Mama baru pulang?" tanya Caitlyn.

Dira menyerngit, "Mama sama papa ada di bawah kok dari tadi."

"Tadi, waktu Cait pulang, mama sama papa gak ada di rumah, rumah sepi."

"Malahan kamu yang nyelonong aja, udah di panggilan juga, gak nyahut."

"Ih mana aneh, jelas-jelas tadi sepi kok."

"Kamu yang aneh."

"Mama, Cait, ayo makan dari tadi papa tunggu!" teriak papa Caitlyn.

"Ayuk ma." Caitlyn dan Dira berjalan beriringan menuju ruang makan, tiba di sana ternyata papa Caitlyn sudah kesal menunggu anak dan istrinya. Mereka mulai makan siang dengan lahap, begitu juga Caitlyn. Tapi tiba-tiba di belakang Caitlyn ada yang berlari.

"Kucing siapa sih, lari-lari."

Dira dan Aldi menatap Caitlyn bingung, di sekitar rumah tidak ada kucing berkeliaran. Kenapa Caitlyn menganggap ada kucing di rumah ini, sudah tau mama nya sangat alergi kucing. Caitlyn tidak menggubris ekspresi bingung mama dan papa nya. Ia tetap memakan seperti tidak ada yang terjadi.

Mama Caitlyn menatap ke arah suami nya, papa Caitlyn hanya mengangkat bahu tanda tidak tahu. Mereka kembali melanjutkan makan siang tanpa ada suara yang keluar. Hingga Caitlyn selesai terlebih dahulu, ia berpamitan untuk ke atas.

______________________________________

Haiii, Aku bukan indigo kembali di part 2.
Semoga kalian suka ya..
Maaf jika kurang seram, atau gak bagus.

Aku Bukan Indigo[SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang