Happy Reading.
______________________________________________Setelah Caitlyn menghubungi pemilik rumahnya dulu, siang ini ia akan pergi ke rumah tersebut. Hari ini banyak sekali yang harus ia kerjakan, maka dari itu pagi ini ia akan langsung ke rumah Zeline Anggaskara. Untuk memberi tahu keluarganya jika jasad Zeline ada di taman belakang sekolah.
Maesya yang akan menghantar Rafa, Aryo, dan Caitlyn pergi, mereka berjalan menuju rumah Zeline. Setibanya di sana mereka langsung mengetuk pintu, wanita paruh baya terlihat membuka pintu. Mereka dipersilahkan masuk.
"Ada apa, ya?" tanya wanita paruh baya itu yang Caitlyn yakini ibu dari Zeline.
"Ada sesuatu yang harus kami katakan masalah Zeline," jawab Maesya.
"Yasudah, kalian masuk terlebih dahulu." Mereka masuk ke rumah itu, setelah dipersilahkan duduk, mereka memulai menceritakan semua kejadian yang dialami Zeline.
"Zeline mengirim pesan, Zeline sayang kalian, maafkan aku yang tidak bisa membahagiakan kalian, Jasad zeline ada dibelakang sekolah." Caitlyn melirik Mama Zeline, guratan kesedihan terlihat jelas di wajahnya. Setelah sekian lama mereka berada di rumah Zeline, mereka melanjutkan perjalanan menuju pemilik rumah yang pernah tinggal di rumah Caitlyn dulu.
Dihadapan mereka rumah tidak ada satu tanaman pun di halamannya, Maesya memimpin jalan. Mengetuk pintu berkali-kali, akhirnya pintu di buka oleh wanita yang sudah tua Mereka dipersilahkan masuk.
"Ada apa?" tanya Wanita yang baru saja datang, Caitlyn menatap wanita itu, mirip sekali dengan yang ada di bayangannya kemarin.
"Kedatangan kami kesini ingin membicarakan masalah meninggalnya anak ibu." Wanita itu kaget, ia menggenggam erat tangannya.
"Tidak perlu di bahas, kalian pulang saja."
"Bu dengar 'kan kami terlebih dahulu." Caitlyn, Rafa dan Aryo hanya diam saja, mereka menyerahkan semuanya kepada Maesya.
"Dia sudah meninggal dari beberapa tahun yang lalu, untuk apa diungkit lagi?" Sepertinya akan susah jika seperti ini, Caitlyn berdiri ia harus membantu Maesya menjelaskan semuanya. Ia tidak mau terus dihantui anak itu, setelah ini ia ingin hidup bebas.
"Kami tau penyebab kematian anak ibu." Perempuan itu berhenti dari langkahnya, ia membalikkan tubuh kembali menghampiri Caitlyn.
"Apa penyebabnya?"
"Dia dibunuh, oleh Ayah dan pengasuhnya, anak ibu yang memberitahukannya kepada saya. Mungkin kalian tidak percaya, tapi, saya bisa melihat hantu."
"Tidak mungkin, kalian jangan pernah menuduh suami saya!" teriaknya.
"Kami tidak berbohong, bu, ini rekaman Cctv, saya tinggal di rumah ibu dulu."
Ibu itu menonton vidio tersebut, Caitlyn tahu CCTV di rumahnya masih menyimpan vidio lama. Ia harus mengambil vidio itu jika ingin memperkuat bukti.
Wanita itu memegang dadanya sesak, ia dibantu dengan nenek tadi, mungkin yang sudah merawatnya saat ia sakit. Seorang pria datang dari luar, ia menggunakan pakaian kantoran.
"Mama, kenapa?" Saat pria itu ingin memeluk wanita itu, tapi ditepis.
"Pergi kamu, pembunuh." Pria itu kaget, mereka menjauhkan wanita itu dari lelaki yang baru saja datang.
"Sebaiknya bapak pergi, kami sudah tahu kalau anda yang membunuh Rara, anak anda sendiri," tegas Maesya.
"Pasti kalian, 'kan? Awas kalian."
Pria itu melarikan diri dari mereka.
•••
Semua drama yang Caitlyn hadapi sudah selesai, sesuatu yang tidak pernah diharapkan dalam hidupnya sudah berakhir. Tidak ada lagi malam yang selalu dihantui hal-hal mistis, semua sudah Caitlyn hadapi.
Beberapa hari yang lalu sekolah ini mengadakan pengajian bersama, mendoakan korban kebakaran beberapa tahun yang lalu.
Caitlyn duduk dipinggiran lapangan, melihat Aryo dan Rafa yang sedang bermain basket. Caitlyn menatap atap sekolah, ia sangat merindukan seseorang, tapi mereka sudah berbeda alam. Yura datang dengan membawa minuman.
"Nih."
"Makasih."
"Semua masalah yang gue hadapi sudah selesai, terima kasih kalian sudah mau bantuin gue."
"Namanya juga sahabat." Mereka berpelukan, Caitlyn sadar selama ini ia terlalu egois. Ia tersenyum melihat Yura dan kedua sahabat lelakinya yang selalu menerima dirinya apa adanya.
Seseorang terlihat memperhatikan keasik 'kan mereka. "Semua belum selesai, Caitlyn."
~Tamat~Akhirnya tamat juga, oke sampai jumpa lagi, babay.
Salam hangat
Author
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Indigo[SELESAI]✔
KorkuMohon Follow terlebih dahulu sebelum baca "Aku udah nunjukin kalau apa yang ku katakan itu benar, tidak ada setan lah apa lah itu, aku udah bermain permainan yang kalian anggap bisa mendatangkan makhluk-makhluk gaib, tapi apa nyatanya gak ada sama s...