Mohon Follow terlebih dahulu sebelum baca
"Aku udah nunjukin kalau apa yang ku katakan itu benar, tidak ada setan lah apa lah itu, aku udah bermain permainan yang kalian anggap bisa mendatangkan makhluk-makhluk gaib, tapi apa nyatanya gak ada sama s...
Caitlyn masih berada di masa lalu, ia menatap Kaila yang terdiam di kamarnya. Seorang perempuan masuk kedalam kamar dengan membawa nampan makanan.
"Kak Kania!" kaget Kaila.
"Kamu belum makan, nih dimakan dulu nanti kamu sakit." Kaila tersenyum melihat perhatian kakaknya, setelah memberikan makanan kepada adiknya Kania berjalan keluar kamar. Ia menutup pintu, Kania menangis di depan pintu kamar Kaila. Dimatanya hanya terpancar sinar putus asa, Caitlyn masih memperhatikan wanita itu.
Tempat Caitlyn bergoyang ia sudah berpindah tempat pada sekolah kembali, Caitlyn mencari Kaila tapi tidak ketemu. Akhirnya ia berjalan melewati koridor menuju kelas Kaila, ia melihat Kaila menunduk sendirian di kelas. Ingin rasanya ia mengajak Kaila bercerita dan tertawa bersama.
Rina dan tiga temannya datang ke kelas, Caitlyn sudah merasakan sesuatu akan terjadi. Dan benar saja mereka membawa Kaila ke gudang di atas atap, Caitlyn merasa kasihan pada Kaila. Ia ingin menyelamatkan tapi tidak, ia tidak bisa melakukan apapun.
Tiba-tiba saja Rina menyiram Kaila dengan air kotor, ia menjambak rambut Kaila. "Gue benci lihat wajah cantik lo, gue benci kenapa engga gue!" teriak Rina.
"Rina aku mohon lepaskan aku ...." lirih Kaila terisak, ia sudah tidak tahan lagi dengan apa yang ia rasakan sekarang.
"Apa lo bilang? Lepaskan? Engga akan pernah, gue benci, lo selalu ambil apa yang gue punya. Lo ambil prestasi yang harusnya milik gue, lo cantik, cowok yang gue suka malah suka sama lo.
"Gue akan bikin wajah lo engga cantik lagi," ucap Rina sinis.
Kaila hanya bisa terisak takut, ia menunduk menahan sesak di dadanya. Tangan Kaila seperti berusaha mengambil sesuatu di saku seragamnya, ia mengeluarkan Nebulizer, Sebelum ia menghirup udara dari alat itu, Rina lebih dulu membuangnya. Kaila berusaha bernapas walau susah, Rina dan teman-temannya hanya memperhatikan penderitaan Kaila.
"Kasihan banget, sih. Engga bisa napas, ya," celetuk Rina kemudian ia tertawa begitu kencang bersama kedua temannya.
"T-tolong kembalikan," harap Kaila, ia turun dari kursi berusaha menggapai alat itu, tapi sayang Rina menjauhkan alat itu.
"Sarah, Anna, hancurkan," perintah Rina.
"Jangan... " lirih Kaila, tapi sayang mereka sudah menghancurkannya. Caitlyn merasa sangat marah, ia ingin mengambilnya dan memberikannya kepada Kaila. Hingga Kaila sudah tidak berdaya dan terjatuh, tidak terdengar lagi napas yang kesulitan. Hanya terdengar sunyi, mereka semua menatap Kaila bingung.
"Sarah, periksa dia."
Sarah maju dan memeriksa keadaan Kaila, ia kembalikan tubuhnya. Wajah Sarah menunjukan ekspresi takut dan tangannya gemetar. "Kenapa?" tanya Rina.