9[Kenyataan yang tak dipercaya]

1 3 0
                                    

Happy Reading ______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading
______________________________________

Malam ini tidak ada bintang di langit, karena hujan tadi sore. Rafa terduduk di kamarnya melihat langit dari jendela kamar, jendela kamarnya yang berhadapan langsung dengan taman menambah keindahan rumah Rafa. Ia hanya diam memperhatikan pohon-pohon yang tumbuh di sekitar rumahnya.

"Rafa, udah malam kenapa masih dibuka jendelanya?" Wanita paruh yang baru saja masuk itu Mama Rafa, biasanya dipanggil Lina.

"Ma, sepertinya aku tau keturunan Refana." Bukannya menjawab pertanyaan Mamanya, ia malah membicarakan hal lain.

"Bagus, dong. Kita enggak perlu mencari tau lagi, kapan kamu akan memperkenalkan dia kepada Mama?" tanya Lina kepada Rafa, ia duduk di kursi yang berdekatan dengan jendela kamar Rafa. Sedangkan Rafa memperhatikan Mamanya.

"Sifatnya sama seperti Refana, Ma. Aku bingung mau memberitahunya bagaimana." Mama Rafa kaget mendengar penuturan Rafa, ia menghembuskan napasnya gusar.

"Mama tidak mau kejadian dulu terulang, lagi. Mama harap kamu bisa meyakinkan dia, kamu tau sakitnya Mama saat kejadian itu. Jika itu terjadi juga pada temanmu, kasihan kedua orang tuanya, Mama berharap lebih padamu, Nak." Setelah mengatakan itu, Lina keluar dari kamar anaknya. Rafa juga tidak ingin kejadian yang benar-benar seperti mimpi terburuk di hidupnya terjadi lagi.

Rafa sudah berusaha keluar dari keterpurukannya dulu, tapi, mengetahui segala fakta yang sudah lama ia curigai membuatnya ingin kembali pada lubang hitam yang berhasil merubahnya menjadi seseorang yang tidak peduli dengan Kehidupan orang lain.

Rafa mengambil foto yang ia jaga dan ia simpan serapi mungkin, seseorang yang sangat ia rindukan. Tawa, canda dan rintihan kesakitan itu selalu menghantui Rafa.

"Maafin gue yang enggak bisa ngejaga lo, kejadian lo enggak akan pernah terulang lagi oleh orang yang gue sayang." Rafa meletakan foto itu kembali di meja, ia beranjak menutup jendela, tapi terhenti ketika ia melihat siluet bayangan.

Rafa hanya memperhatikannya sejenak dan menutup jendela, ia duduk di tempat tidur yang selama ini menemaninya. Rafa membuka handphonenya tidak ada yang menarik untuk dilihat, kembali Rafa matikan handphonenya.

Bayang-bayang masa lalu kembali ia rasakan, seperti kaset rusak yang memaksa untuk ditayangkan.

"Gue mohon lo bertahan demi gue, lo enggak boleh pergi, maafin gue yang enggak bisa yakinkan lo." Suara lelaki itu terdengar begitu pilu.

"Ini semua salah gue, satu harapan gue jaga selalu Mama dan lo harus selalu sehat. Suatu saat akan ada seseorang yang seperti gue, cari dia, lindungin sebisa lo, jangan sampai hal ini terjadi lagi." Perlahan matanya tertutup.

"Kenapa suara itu selalu mengganggu gue, akhhh--" Rafa frustrasi ketika mengingat hal yang sama sekali tidak ia inginkan, sesuatu yang membuatnya menutup diri dari banyak orang.

Aku Bukan Indigo[SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang