Sepuluh - Tawaran Kencan

32 8 3
                                    

Tak bisa ku pungkiri bahwa hatiku yang mendorong tingkah lakuku untuk menarik perhatianmu - Rivan Ashraf Syabani

🌸🌸🌸

Seusai kejadian Rivan mengantarkan Reva pulang, e-mail Reva mendadak dipenuhi pesan dari Rivan. Reva sengaja tidak memberikan nomor handphone-nya  pada Rivan. Sebagai gantinya ia menuliskan alamat e-mail miliknya. Pesan yang dikirim Rivan beragam, ada yang berhubungan dengan pekerjaan seperti buku panduan, data customer lengkap, dan juga rayuan-rayuan gombal seperti ini.

Dari        : rivan1905@gmail.com

Kepada  : revani.naureen@gmail.com

Hal paling membahayakan di dunia ini adalah ketika kamu terlalu imut dan banyak cowok yang godain kamu :(

Regards,

Calon Pacar Kamu

Reva memijit pelipisnya pelan. Baru saja ngasih alamat e-mail ia sudah mendapatkan banyak pesan-pesan nyeleneh. Bagaimana jika memberi nomor teleponnya? Pasti ia sudah diteror tidak karuan.

"Va, kamu kenapa?" tanya Melani tiba-tiba.

"Pusing aja, Kak baca data customer segini banyaknya." Reva berusaha mencari alasan.

"Perlu bantuan?"

"Sangat perlu. Reva harus mulai dari mana?"

"Dari customer yang tempo pembayarannya cash on delivery."

Melani menjelaskan tata cara penagihan customer yang tempo pembayarannya termasuk cash on delivery. Reva berusaha mencatat dan mendengarkan sebaik mungkin penjelasan Melani. Namun tiba-tiba Melani berhenti menjelaskan dan bertanya mengenai hal lain.

"Va, boleh nanya sesuatu?"

"Boleh-boleh aja, Kak."

"Rivan kemarin beneran nganter kamu sampai kos kan?"

"Iya, Kak. Reva langsung diantar pulang. Kenapa?"

"Dia minta nomor kamu?"

"Iya."

"Terus kamu kasih?"

"Enggak."

"Pantes."

"Kenapa emangnya?"

"Dia titip pesan suruh bilang ke kamu kalau jam tiga sore nanti ada  meeting sama vendor. Kalau kamu ngrasa belum nyaman mending nggak usah kamu kasih nomor kamu dulu. Jujur aku belum tahu karakter Rivan itu gimana."

"Serius, Kak?"

"Serius, Va. Sejauh aku kerja di sini, aku belum pernah tahu Rivan deket sama cewek yang ada di sini. Kalau yang deketin dia bejibun. Kayaknya cewek-cewek yang pada deketin nggak ada satupun yang diterima sama dia. Bahkan dia baru minta nomor handphone-ku aja kemarin waktu kepergok mau jalan sama kamu."

Reva semakin terheran-heran mendengarkan penuturan Melani. Sejujurnya ia tidak terlalu yakin dengan apa yang dikatakan Melani mengingat sikap Rivan seperti ABG yang baru saja kasmaran. Namun Reva masih enggan bercerita pada Melani. Ia ingin memastikan terlebih dahulu. Bisa saja Reva dibuat taruhan dengan karyawan lain atau hanya main-main saja.

***

Tepat pukul tiga sore Reva menunggu Rivan di depan pintu ballroom dengan banyak pertanyaan di dalam kepalanya. Ia teringat penuturan Melani. Bagaimana mungkin Rivan berbuat demikian padahal ia baru saja mengenal Reva?
Apakah Rivan benar-benar serius mendekati Reva? Atau hanya main-main? Tingkah laku Rivan benar-benar membuatnya pusing.

Memories Behind YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang