Sebelas - Klub Motor

31 3 0
                                    

Suatu kebetulan atau takdir mulai mempermainkan? - Revani Naureen

🌸🌸🌸

"Kak Mel serius ngajak Reva kesini?" tanya Reva kebingungan.

"Serius, Va. Ayo kita kesana?"

"Nggak ah, Reva malu. Reva kan baru pertama datang jadi takutnya bakal kikuk." tolak Reva.

"Beneran nggak papa, Va. Udah ayo, nanti kamu juga bakalan akrab sama teman-teman yang ada di sini." Melani belum menyerah membujuk Reva.

"Yakin nggak papa?"

"Seribu persen yakin."

"Nggak ada premannya kan?"

"Nggak bakal ada, Va. Komunitas ini resmi ada jajaran pengurusnya."

"Acara minum-minum?"

"Nggak bakal ada juga. Ada aturan komunitas yang nggak ngebolehin. Bawel amat dah!"

"Iya udah ayo."

"Gitu kek dari tadi."

Melani dan Reva berjalan menuju depan musium. Jalanan di tempat itu sangatlah ramai dengan banyaknya anak muda yang tengah berkumpul. Sepertinya jalanan tersebut dijadikan tempat perkumpulan berbagai macam komunitas. Ada komunitas pecinta hewan reptil, komunitas menulis, komunitas peduli pendidikan, dan yang paling mencengangkan adalah komunitas yang akan di datangi Reva, yaitu komunitas motor Honda CBR atau bisa dibilang klub motor.

Mereka berdua berjalan di tengah kerumunan. Sepanjang berjalan cukup banyak yang menyapa Melani. Reva hanya menundukkan kepalanya ketika Melani membalas sapaan dari teman-teman satu komunitasnya.

"Sejak kapan kakak ikut-ikutan klub kayak gini?" bisik Reva pada Melani.

"Sejak aku duduk di bangku SMA. Udah tanya-tanyanya ntar aja kalo uda sampai di depan sana." jawab Melani sambil mengacungkan tangannya ke arah depan musium.

Setibanya di sana ada tiga orang laki- laki orang yang tengah duduk di atas motor. Melani melambaikan tangannya begitu salah seorang dari mereka yang memakai jaket jeans menyadari keberadaan Melani.

"Berangkat jam berapa tadi?" tanya laki-laki itu sambil mengacak-acak rambut Melani.

"Apaan sih! Kebiasaan deh suka berantakin rambut! Dasar tikus!" omel Melani tidak terima.

"Dasar sapi!" balas laki-laki itu.

"Dasar monyet!"

"Rubah!"

"Kerbau!"

"Cukup! Kasian temen kamu tuh!" laki-laki itu akhirnya menyudahi percekcokan.

Reva yang mengamati hanya bisa geleng-geleng kepala sambil mengelus dada. Ternyata Melani lebih bar bar ketika berada di luar. Benar-benar pemandangan luar biasa.

"Oh ya saking semangatnya ngumpatin kamu sampai lupa ada dia di sini. Ini temen baru di tempat kerja yang sering aku ceritain." lanjut Melani sambil menunjuk ke arah Reva.

Memories Behind YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang