Preview
"bukankah telur mata sapi dengan kecap lebih enak?" tanya kompak Jinu dan Mark.
Haechan terdiam, dia merasa janggal.
Jinu dan Mark terkejut.
"wahh selera kalian sama jangan - jangan....
.. Kalian Memiliki ikatan batin yang sama" ucap Haechan yang membuat Jinu mengerem mendadak.
Ckiitt
"aww" ucap Mark dan Haechan.
"maaf maaf, paman hanya terkejut mendengar ucapanmu Haechan" sesal Jinu sambil melajukan mobilnya kembali.
"kenapa kau mengatakan hal tak masuk akal seperti itu?" tanya Mark dengan nada tidak suka.
Haechan paham dengan nada itu, tapi entah kenapa dia merasa hal ini janggal, ataukah ini hanya perasaannya saja.
"coba saja kau pikirkan, bukankah suatu kebetulan kalau kalian berdua sama - sama suka telor mata sapi dengan kecap, dan lagi kalian berdua juga memiliki alergi terhadap serbuk bunga, aku hanya mengutarakan apa yang ada dipikiranku Mark" jawab Haechan.
"itu hanya selera dan alergi yang umum, jangan bicara yang macam - macam Lee Haechan" ucap Mark kesal.
"ck kau tak seru Mark" dengus Haechan.
Jinu hanya terkekeh kecil melihat pertengkaran mereka ini. Dia menjadi ingat dulu dia juga seperti itu dengan Mino.
Ahhh dia merindukan Mino nya.
"paman.. Apa paman tidak memiliki pacar?" tanya Haechan.
Mark menatap tajam Haechan dari belakang, tapi Haechan tidak peduli.
"kenapa kau bertanya begitu?" tanya Jinu.
"tidak, aku hanya penasaran paman, paman cantik, baik, ramah seperti ini pasti banyak yang suka, apakah paman memiliki seseorang yang paman cintai?" tanya Haechan.
Diam - diam Mark mengagumi cara sosialisasi Haechan ini, secara tidak langsung dia bisa tau apakah paman Jinu ini benar kekasih Appanya, ataukah hanya tebakannya saja.
"dulu paman memiliki kekasih bahkan paman memiliki anak darinya" jawab Jinu.
Mark terkejut mendengarnya.
"dulu? Dan apakah anak paman seumuran denganku dan Mark?" tanya Haechan.
"ya dulu karna kita sudah berpisah Haechan, dan anak paman.. " jeda Jinu. Dia berat mengatakannya.
".. Dia sudah meninggal bahkan sebelum paman bisa melihat atau menggendongnya untuk pertama kalinya" jawab Jinu lirih.
Haechan dan Mark terdiam.
"maafkan aku paman, maaf aku sudah lancang bertanya" ucap Haechan tak enak hati.
"tak apa" ucap Jinu.
Hening kembali dimobil tersebut.
"nah Mark, kau sudah sampai" ucap Jinu.
"terimakasih paman, aku turun, bye Haechan" ucap Mark yang turun dari mobil Jinu.
Setelahnya Jinu dan Haechan pergi untuk mengantarkan Haechan pulang.
"kalian sangat dekat ya" ucap Jinu.
"kalau aku bilang Mark adalah kekasihku, apa paman percaya?" tanya Haechan.
Jinu hanya tersenyum.
"percaya" jawab Jinu.
"dia kekasihku, tapi kita harus menyembunyikannya dari siapapun, terutama kakeknya Mark, dia membenci hubungan seperti ini" lirih Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Lust and Ambition (END)
FanfictionKekecewaan, dosa, kasih sayang, kebencian, semua berada dalam satu rasa yang bernama CINTA.