Chapter 18

261 35 20
                                    

Preview

"ada satu hal lagi yang dilakukan oleh Tuan Jiyong, bahwa sesungguhnya kematian ayahmu Nyonya Rose itu adalah ulah...

Jiyong" ucap Seunghoon.

"APA?!" kaget Rose.

Mino terdiam. Dia sudah tidak habis pikir dengan Appanya sendiri.

"kenapa.. Kenapa bisa? Apa salah Daddy pada Appa?!" teriak Rose.

Air matanya telah jatuh. Rose terduduk saking kagetnya dengan berita ini.

Mark dengan cepat memeluk eommanya tersebut.

"Eomma tenanglah" ucap Mark sambil mengelus punggung Rose.

Rose menangis terisak dipelukan Mark.

Chanyeol mendekat.

"bangunlah Rose, kau harus mendengar alasan kenapa ayah mertuamu membunuh Daddy mu" ucap Chanyeol yang membantu Rose berdiri.

Rose berdiri, tapi dia masih dalam posisi memeluk Mark.

"jadi alasan Tuan Jiyong membunuh ayahmu dikarenakan ayahmu menolak menjodohkanmu dengan Mino, karna ayahmu menyadari betapa buruknya sifat Jiyong, dia tidak ingin kau terluka" ucap Seunghoon.

"tapi.. Tapi.. Disurat wasiat Daddy, dia.. Hiks dia.. Dia menyuruhku untuk menikah dengan Mino" ucap Rose terbata.

"surat wasiat tersebut palsu, surat wasiat yang aslinya isinya adalah kau dijodohkan dengan Park Chanyeol, bukan dengan Song Mino" ucap Seunghoon.

Rose terkejut. Dia dengan cepat menatap Chanyeol. Chanyeol tersenyum hangat.

"itulah kenapa aku bisa menunggumu selama ini, aku harap kau mengerti, bukan karna surat wasiat ayahmu, tapi karna memang aku mencintaimu sejak dulu" ucap Chanyeol.

Rose semakin menangis terisak.

Jinu mendekat.

"kau tau kebenaran sebenarnya bukan, ayah mertuamu yang sangat kau banggakan itu adalah seorang pembunuh, aku harap kau mengerti mengapa aku bahagia dengan kematiannya, dan aku harap kau bisa melepaskan Mino untukku" ucap Jinu sambil menepuk pelan bahu Rose.

Rose masih menangis, dia bingung harus apa.

"Mark.. Mommy harus pulang, Mommy masih memiliki pekerjaan, jaga Eommamu yaa" ucap Jinu sambil mengelus rambut Mark.

"tenang Mommy, Mommy hati - hati ya, nanti Mark berkunjung kesana" ucap Mark.

Jinu mengangguk.

"aku pamit undur, karna aku rasa urusanku sudah selesai" ucap Jinu.

Mino menahan pergelangan tangan Jinu.

"maafkan aku, aku tidak bisa mengantarkanmu pulang, kau hati - hatilah" ucap Mino.

Jinu tersenyum.

"kau tenang saja, kau disinilah dengan mereka Mino" ucap Jinu.

Cup

Mino mengecup kening Jinu.

Rose memalingkan wajahnya agar tidak melihat hal tersebut lebih lama lagi.

Mark mengusap lengan Rose, menguatkan eommanya tersebut.

Akhirnya satu persatu orang disana sudah saling mengundurkan diri.

.
.
.

Jaemin berjalan dengan pelan disepanjang sungai Han. Perasaannya lega dan juga hampa.

Love, Lust and Ambition (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang