Chapter 8

274 39 65
                                    

"ngghhh"

"ahhhhh ahhhh"

"Minoohhh pelan ahh pelan"

Desahan Jinu tidak bisa ditahan kala Mino dengan cepat menggempur pusat kenikmatan Jinu.

Malam itu Mino bermain dengan sedikit kasar, dikarenakan suasana hatinya sedang tidak baik. Jinu tidak masalah sebenarnya, karna dirinya lah yang mengundang Mino untuk bermain disaat kondisi Mino seperti ini.

Plaaakk

"aahhhhh"

Plaakkk

"sstttt aahhhh"

Mino menampar butt Jinu membuat Jinu semakin bergairah.

"Babe kau semakin lama semakin membuatku gila ssshhhh" ucap Mino seperti kesetanan.

Dia terus bergerak maju mundur dengan posisi Jinu menungging.

"aahhh Minoohhh aahhh"

Jinu tidak kuasa menahan nikmatnya ini.

"Babe akuuu ahhh aku mau keluar" ucap Jinu.

"bersama babe"

Mino semakin cepat bergerak dan mereka keluar secara bersamaan.




Mereka berdua terengah - engah setelah bermain selama 5 jam full. Jinu lelah.

"aku lelah Mino" lirih Jinu.

"tidurlah baby" ucap Mino sambil mengecup kening Jinu.

"tapi badanku lengket semua, aku ingin mandi" ucap Jinu bergerak bangun dan mengambil bathrobenya yang sudah tak berbentuk dibawah lantai.

"baiklah kau mandilah duluan" ucap Mino yang ikutan bangun sambil memakai bathrobenya.

Jinu dengan perlahan berjalan menuju kamar mandi, arah belakangnya masih sangat sakit.

Disaat Jinu sudah masuk ke dalam kamar mandi, Mino mulai mengganti sprei yang mereka pakai dengan yang baru. Karna Jinu tidak suka kalau sprei nya kotor.

Jinu sudah membuka seluruh bathrobenya. Dan dia melihat dicermin bagaimana badannya penuh dengan hasil karya Mino. Jinu hanya tersenyum tipis.

"you're like a bitch" lirih Jinu pada dirinya sendiri.

Air matanya jatuh.

Jinu berjalan menuju shower dan menangis disana.

"kau pasti membenci Mommy mu ini kan nak hiks hiks" ucap Jinu.

"Mommy tidak bisa menjagamu, Mommy membiarkan kau pergi padahal Mommy sendiri belum pernah melihatmu hiks kau pasti membenci Mommy kan karna kelakuan Mommy yang seperti ini hiks"

Jinu akan seemosional ini dikala dia ingat anaknya yang sudah meninggal tanpa dia tau wajahnya, yang tidak pernah dia gendong walaupun sebentar saja.

.
.
.

Ting tong ting tong

"sebentar" teriak Taeyeon.

Ceklek

Taeyeon melihat Jaemin di depan pintu rumahnya.

"nana? Ada apa pagi - pagi kemari?" tanya Taeyeon.

"selamat pagi Nyonya, saya kemari membawakan Tuan Jiyong berkas - berkas yang harus ditandatangani, apa Tuan Jiyong ada dirumah?" jawab dan tanya Jaemin.

"ada, silahkan masuk" ucap Taeyeon.

"terimakasih Nyonya" ucap Jaemin dengan tersenyum manis.

Jaemin mulai duduk disofa rumah Jiyong. Sedangkan Taeyeon berjalan masuk ke dalam ruang kerja Jiyong.

Love, Lust and Ambition (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang