Chapter 12

297 44 57
                                    

Hari ini Mark sudah diperbolehkan pulang setelah 5 hari dia dirawat dirumah sakit. Selama 5 hari itu juga Jinu mengurung dirinya diapartemennya. Doyoung sampai bingung bagaimana caranya membujuk kakaknya untuk tidak mengurung dan menangis dikamarnya.

Bahkan selama 5 hari ini juga Jinu mendiami Mino, kunjungan Mino ditolak. Jinu juga tidak ke rumah sakit untuk menjenguk Mark, dia belum siap.

Mino dan Rose merasa Mark menjadi pendiam setelah kecelakaan tersebut. Dia lebih banyak melamun.

Mark terdiam dikamarnya, dia tidak ada keinginan untuk melakukan apapun. Bahkan dia juga menolak kunjungan Haechan karna suasana hatinya sedang tidak baik.

Haechan mengerti, jadi dia tidak memaksa Mark menemuinya.

Ceklek

Rose masuk ke dalam kamar Mark, dia melihat Mark hanya melamun disamping jendela dengan memeluk gitar kesayangannya.

"Mark" panggil Rose sambil mengelus rambut Mark lembut.

Mark tidak menjawab.

"kamu kenapa sayang? Cerita dengan Eomma, apa kamu trauma karna kecelakaan itu?" tanya Rose lembut dengan duduk dihadapan Mark.

Mark hanya menggeleng.

Rose tersenyum pedih melihat Mark yang biasa ceria menjadi pendiam seperti ini.

"kamu tidak ingin bercerita dengan Eomma? Apa ada yang mengganggu pikiranmu sayang?" tanya Rose masih dengan membujuk Mark.

Rose benar - benar sangat khawatir dengan kondisi Mark.

"Eomma.. " panggil Mark lirih.

"apa sayang?" tanya Rose.

"apakah.. Apakah Eomma menyayangiku?" tanya Mark.

Rose mengernyit bingung.

"tentu saja Mark, Eomma sangat menyayangimu" jawab Rose.

"apabila suatu hari nanti Mark pergi dari Eomma, apakah Eomma akan sedih?" tanya Mark lagi.

Rose semakin bingung.

"kamu ingin pergi kemana heum? Kamu ingin meninggalkan Eomma? Kamu tidak akan kemana - mana sayang" jawab Rose.

Mark hanya tersenyum tipis.

Rose memeluk Mark dan mengelus rambut Mark.

"Mark Eomma sangat menyayangimu, jadi jangan pergi jauh - jauh dari Eomma yaa" ucap Rose.

Mark hanya bisa tersenyum lirih.

'maafkan Mark Eomma' batin Mark.

.
.
.

Hari ini Mark sudah memulai kegiatan bersekolahnya. Siang ini dia pulang dengan Haechan. Seperti biasa dia akan pulang dengan bus bersama Haechan.

"Chan, aku akan pergi ke apartemen paman Jinu" ucap Mark.

Haechan menoleh terkejut ke arah Mark.

"untuk apa? Kenapa mendadak sekali?" tanya Haechan.

"kau pasti tau alasanku Chan, kau pasti sudah melihat siapa yang mendonorkan darahnya untukku" jawab Mark.

Untuk kedua kalinya Haechan terkejut.

"Mark.. Kau.. Tau?" tanya Haechan pelan.

Mark hanya mengangguk.

"ini rahasia kita Chan, jangan pernah membocorkannya hingga waktunya tepat" ucap Mark.

Haechan tersenyum lebar.

Love, Lust and Ambition (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang