5.

2.8K 335 17
                                    

“HACIMM!!” Suara bersin Seulgi yang sangat begitu besar dan dia keluar dari kamarnya sambil menggosok-gosokan hidungnya.

“Bang, minum obat aja,” sahut Yeri yang sedang mengambil nasi.

Seulgi menoleh dan hanya mengangguk pelan. Lalu ia duduk di sofa depan TV. “Bunda mana, Dek?”

“Lagi antar pesanan.”

Bunda Seulgi mempunyai bisnis kue dan catering. Ia sering mendapatkan pesanan dari orang-orang jika ingin mengadakan acara. Bunda juga memiliki jumlah karyawan yang bisa dibilang lumayan untuk membantu usahanya.

Seulgi hanya mengangguk lalu menghampiri Adiknya yang sedang di meja makan. “Kamu gak sekolah?” Tanya seulgi yang melihat Yeri masih memakai baju rumah dan belum mandi.

Yeri menatap datar ke arah Seulgi. “Ini kan hari sabtu, Bang.” Yeri memutar bola matanya malas.

“Eh? Iya, ya?” Tanya Seulgi sambil mengolesi selai kacang di atas roti.

“Iya. Makanya jangan inget Kak Irene doang,” ledek Adiknya.

“Itu mah gak apa-apa, soalnya inget orang cantik.”

“Aku kan juga cantik, Bang,” kata Yeri sambil tersenyum manis.

Seulgi melihat Yeri lalu tersenyum. “Iya kamu cantik kayak Bunda. Adiknya siapa dulu, dong .…”

“Kak Wendy sama Kak Taeyeon,” ucap Yeri sambil menjulurkan lidahnya.

“Oh ... Gitu, ya. Bagus deh berarti uang yang buat kamu bisa Abang jajanin.”

“E-eh, bercanda Abang ….” Yeri menatap Seulgi dengan memasang wajah imutnya.

Seulgi hanya menggelengkan kepalanya lalu tersenyum melihat tingkah Adiknya yang begitu menggemaskan.

Sembari memakan rotinya, ia membuka pesan dari Irene.

Seulgi mematikan ponselnya lalu ia pergi menuju kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seulgi mematikan ponselnya lalu ia pergi menuju kamar mandi.

“Mau pergi, Bang?” Tanya Yeri.

Seulgi menggeleng.

“Lah, tumben mau mandi.”

“Irene mau ke sini”

“Serius?! Asik ... Main bareng Kak Irene.” Yeri senang sambil mengayunkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

Seulgi sudah selesai mandi tetapi Irene belum datang juga. Bahkan bunda Seulgi sudah berada di rumah setelah mengantarkan pesanan.

Seulgi keluar kamarnya lalu ia duduk di sofa dan menyalakan TV.

Bunda melihat Seulgi yang rambutnya basah setelah mandi. “Kamu mau pergi, Gi?” Tanya Bunda sambil menghitung uang hasil pesanan.

Seulgi menoleh. “Enggak, Bun. Irene mau main ke sini.”

Flavor | seulrene ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang