Epilog.

5.4K 360 13
                                    

Seulgi sedang berada di kampus bersama para sahabatnya. Ia tidak memasuki kelas karena dosen hari ini tidak bisa hadir.

“Kalau gitu gue gak dateng ke sini, anjir,” ujar Moonbyul lalu mengambil kotak rokok dari sakunya.

“Makanya .…” Wendy melihat Moonbyul. Plak! Ia memukul tangan Moonbyul.

“Jangan nyebat di sini, goblok. Lo mau di kepret satpam? Ayo ke taman aja.”

Akhirnya mereka semua pergi ke taman kampus.

Di sana tidak terlalu ramai karena sekarang sedang jam makan siang. Anak kampus pasti sedang mengisi perut mereka di kantin. Moonbyul langsung mengeluarkan kotak rokoknya lalu menyalakan korek apinya.

“Lo jadi minta restu ke Bokapnya Irene?” Tanya Moonbyul.

Seulgi menoleh. “Jadi.”

“Gila, gue gak nyangka kalian mau nikah,” ujar Lisa.

Seulgi tersenyum kecil sambil membayangkan dirinya dan Irene. “Belum, makanya nanti malem gue sama Bunda mau ke rumah Irene. Doain, ya.”

“Pasti kita doain, lah, Gi,” ujar Wendy dan diangguki oleh dua sahabatnya.

Sekarang Seulgi sedang berada di depan kelas Irene. Dia menunggu wanita itu sampai selesai kelasnya. Seulgi melihat sekelilingnya yang sepi lalu ia membuka aplikasi Instagram miliknya dan memposting sebuah foto.

 Seulgi melihat sekelilingnya yang sepi lalu ia membuka aplikasi Instagram miliknya dan memposting sebuah foto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seulgi tersenyum melihat postingannya sendiri lalu ia terkejut karena pintu kelas Irene terbuka. Ia melihat dosen yang sudah keluar lalu menunggu wanitanya.

Tak lama kemudian Irene keluar kelasnya bersama Jennie, Solar dan Joy.

“Eh, Seulgi,” sapa Solar.

Seulgi hanya tersenyum.

“Loh, kamu di sini, Gi?” Tanya Irene yang bingung karena pria itu sedang berdiri di depan kelasnya.

Seulgi mengangguk. “Iya, aku nunggu kamu.”

“Kapan ya Wendy kaya lo, Gi,” sahut Joy tiba-tiba.

“Di alam mimpi,” ujar Jennie dan mereka semua tertawa.

“Kamu dari tadi?” Tanya Irene.

Seulgi hanya mengangguk.

“Emang gak ada kelas?”

“Dosenku gak hadir.”

“Terus tiga kurcaci lo ke mana?” Tanya Jennie.

“Lagi godain cewek-cewek.”

Jennie, Solar dan joy terkejut. “SERIUS?!”

Seulgi mengangguk lalu tertawa pelan.

Tiga sahabat Irene itu langsung meninggalkan Irene dan Seulgi yang masih terdiam melihat kepergian mereka.

Flavor | seulrene ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang