Kring! Kring! Ponsel Irene berdering di saat wanita itu sedang tertidur nyenyak.
"Ah ... Siapa, sih?!" Kesal Irene lalu mengambil ponselnya.
Ia melihat Jennie yang menelpon pada jam satu malam.
Irene mengangkat telponnya.
"Lo ngapain sih nelpon jam se-"
"Seulgi kecelakaan."
Irene membelalakan matanya. "A-apa?!" Irene berteriak sambil menutup mulutnya dengan tangannya.
"Iya. Gue juga baru dapet kabar dari Lisa."
"Sekarang Seulgi di mana?!" Irene sudah tak bisa menahan tangisannya mendengar kabar bahwa sahabatnya mengalami kecelakaan
"Di rumah sakit deket Kafe mereka."
"Gue ke sana sekarang!" Irene mematikan telponnya lalu ia bergegas untuk berganti baju dan langsung pergi menuju rumah sakit di mana Seulgi dirawat.
Irene sedang mengendarai mobilnya menuju rumah sakit. Ia sudah menangis sejak Jennie menelponnya. Ia sangat khawatir pasa sahabatnya itu.
"Tunggu aku, Gi ...," ucap Irene sambil menangis.
Wanita itu sudah tiba dan ia berlari sepanjang koridor rumah sakit. Irene melihat di depan ruangan Seulgi sudah ada Bunda, Yeri, Moonbyul, Lisa, Jennie, Joy, dan Solar.
"Seulgi!" Irene berteriak lalu berlari untuk masuk ke dalam ruangan
"Rene!" Jennie menahan Irene yang ingin masuk.
"Gak boleh masuk dulu, Rene," ujar Jennie sambil memeluk sahabatnya itu.
"Se-seulgi ... Hiks ... Seulgi~" Irene menangis makin keras dipelukan Jennie.
Bunda dan Yeri ikut menangis melihat Irene yang sangat mengkhawatirkan Seulgi.
Bunda berdiri lalu menghampiri Irene yang sedang memeluk Jennie. "Irene ...."
Wanita itu menoleh ke arah Bunda Seulgi lalu memeluknya erat. "Bunda ... Seulgi, Bun ... Hiks." Irene menumpahkan semua air matanya dipelukan Bunda Seulgi.
Bunda mengelus punggung Irene untuk menenangkan sahabat dari anaknya itu. "Seulgi kuat kok, sayang," ujar Bunda sambil menahan tangisannya.
"A-aku takut Seulgi kenapa-kenapa, Bun."
Bunda melepaskan pelukannya lalu menghapus air mata Irene. "Tenang ya, Nak. Seulgi kuat, kok."
Irene masih terdiam menatap mata Bunda Seulgi.
"Rene, minum dulu." Moonbyul memberikan botol air mineral.
Irene tersenyum kecil ke arah Moonbyul lalu menerima pemberian dari pria itu.
"Duduk dulu, Rene." Solar menarik Irene untuk duduk.
Irene duduk lalu melihat Joy yang sedang melamun. Ia berbisik kepada Solar. "Joy kenapa?"
"Wendy juga kecelakaan bareng Seulgi," ucap Solar pelan.
Irene terkejut. "Terus Wendy gimana?"
"Wendy udah sadar, tapi masih di dalem."
"Seulgi?"
Solar menatap ke arah lain dan masih terdiam.
"Seulgi gimana, Lar?!" Irene menggoyangkan-goyangkan tangan Solar.
"Se-seulgi belum sadar dari dua jam yang lalu."
Deg.
Entah perasaan apa yang dirasakan oleh Irene sekarang. Ia sangat-sangat terpukul mendengar kabar Seulgi bahwa sahabatnya belum sadar selama dua jam. Ia akhirnya tidak bisa menahan tangisannya dan Solar segera memeluk sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flavor | seulrene ✓
Fanfiction"Rasa yang ku miliki sejak lama tidak bisa hilang begitu saja. Bahkan jelas-jelas kamu sudah dimiliki oleh orang lain." -Kang Seulgi "Maaf, aku cuma anggep kamu sahabat. Gak lebih." -Bae Joohyun ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ Bahasa semi baku Lokal Gender...