Seulgi terkejut karena suara teriakan Irene yang begitu keras. Ia menyimpan ponselnya lalu keluar dari ruangannya
“I-irene??” Suho terkejut karena ia melihat Irene yang sudah menatapnya tajam dan menangis.
“Kamu gak bisa jemput aku karena dia?!” Irene menunjuk wanita di samping Suho.
“A-aku bisa jelasin, Rene.” Suho menghampiri Irene lalu Seulgi dengan cepat menarik Suho keluar Kafe dan dia membawa pria itu ke belakang yang di mana tempat motornya terparkir.
BUGH! BUGH! BUGH! Seulgi memukuli Suho tanpa ampun.
“Bajingan!” Seulgi terus memukuli Suho sampai ia tersungkur di tanah.
“Gi! Udah, Gi!” Taeyeon menarik Seulgi agar tidak memukuli Suho lagi.
Seulgi menatap Suho dengan tatapan marah, sedangkan Suho sudah terkapar lemas dan takut menatap Seulgi.
“Gue mi-minta maaf, Gi,” sesal Suho.
Irene menghampiri Suho lalu ia berjongkok di sampingnya.
“I-irene maafin aku.” suho meraih tangan Irene kemudian dengan cepat Irene menepisnya. Plak! Lalu Irene menampar pipi Suho.
“Brengsek!” Lalu Irene pergi dari hadapan pria itu.
Seulgi menendang Suho. “Keparat!”
“Udah! Udah!” Teriak wanita yang bersama Suho lalu menghampiri pria itu yang sudah terkapar lemah dan menangis.
“Mending lo samperin Irene dulu, Gi. Urusan Suho biar gue aja,” ujar Taeyeon lalu Seulgi masuk ke dalam Kafe dan menghampiri sahabatnya yang sudah menangis.
Suasana Kafe tadi begitu rusuh karena ada kejadian Suho yang tertangkap basah oleh Irene. Sekarang suasana Kafe sudah kembali normal karena dibantu oleh Wendy. “Mohon maaf atas ketidaknyamanannya,” ucap Wendy ke para pelanggan lalu membungkukkan badannya.
Sedangkan Seulgi sedang menenangkan sahabatnya itu di dalam ruang karyawan.
“Suho jahat, Gi ....” Irene menangis di dalam dekapan Seulgi.
Seulgi mempererat pelukannya lalu mengusap kepala Irene. “Iya nangis aja kalau itu buat kamu tenang, Rene.”
Irene menangis makin menjadi sambil memukul pelan dada Seulgi.
“Luapin aja semuanya ke aku, Rene. Anggep aku Suho.”
“Jahat! Jahat!” Irene memukul keras bahu Seulgi sambil menangis.
Seulgi memejamkan matanya menahan sakit akibat pukulan Irene.
"Kuat juga pukulan kamu, Rene."
Seulgi merasa Irene sudah tenang dalam pelukannya lalu ia melepas pelukannya perlahan dan menatap mata Irene yang sudah sedikit membengkak akibat menangis.
Ia mengelus mata Irene lalu tersenyum ke arahnya. “Udah tenang, hm?”
Irene mengangguk lemah.
“Pinter. Ini kesempatan kamu buat nangis. Mau nangis lagi apa, gak? Karena aku gak mau liat kamu nangisin cowok brengsek kayak dia lagi,” ujar Seulgi.
Irene menggeleng. “A-aku gak mau nangisin dia lagi,” ucap Irene terisak sambil menatap mata Seulgi.
Seulgi tersenyum lalu mengelus rambut Irene.
“Makasih, Gi,” ucap Irene pelan.
“Makasih? Makasih buat apa, Rene?” Seulgi bingung.
"Kamu selalu ada buat aku, kamu selalu nenangin aku di saat kayak gini, a-aku ... Aku ….” ucapan Irene terpotong karena dia kembali menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flavor | seulrene ✓
Fanfiction"Rasa yang ku miliki sejak lama tidak bisa hilang begitu saja. Bahkan jelas-jelas kamu sudah dimiliki oleh orang lain." -Kang Seulgi "Maaf, aku cuma anggep kamu sahabat. Gak lebih." -Bae Joohyun ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ Bahasa semi baku Lokal Gender...