Chapter 1

558 141 125
                                    

🐾Happy Reading🐾

Malam yang cerah, banyak bintang bertabur indah di malam ini. Seolah suasana malam hari ini telah berkompromi dengan hati Dira.

Senyumnya sedari tadi tak luntur, ia tengah menunggu balasan pesan dari seseorang yang ditunggu-tunggu kabarnya oleh Dira. Memiliki orang spesial namun tak terikat suatu hubungan kini telah dirasakannya. 

"Dia kemana kok chatku gak diread sih, padahalkan dia online" murung, ia begitu labil dengan perasaannya. Satu detik lalu ia tersenyum bahagia karnanya, sedetik kemudian ia murung jua karna orang yang sama.

Gadis manis berhijab itu kini meletakan handphonenya di meja balkon, lalu ia masuk ke kamarnya untuk mengambil buku catatan Astronominya.

Ya Dira sangat menggemari benda langit dan juga suasana malam, yang tampak begitu indah dimatanya. Senyapnya malam kini tengah mendekapnya, ia termenung dengan pikirannya yang entah berkelana kemana.

Membuka buku catatan lalu memutar lagu galau, ya galau ala Dira.

Fakta unik tentang bintang.

Total jumlah rasi bintang bukanlah 12 melainkan 88 rasi Bintang. 

Seperti matahari dan juga bulan, rasi bintang pun mengalami terbit dan terbenam.

Munculnya rasi bintang selalu bergantian satu dengan yang lainnya. Berarti setelah aku dipertemukan dengan seseorang yang bukan takdirku, apakah ia jua akan seperti rasi bintang? Berdatangan silih berganti?.

Setelah berdebat dengan pikiran juga hati, akhirnya ia memutuskan untuk tidur karna ini sudah larut malam pun jua karna besok ia juga harus sekolah dan bangun pagi.

Jam dinding menunjukan pukul 22.30, ia bergegas mengambil wudhu sebelum tidur walaupun ia sudah sholat Isya, tetapi baginya berwudhu sudah menjadi rutinitas malamnya sebelum tidur. 

.

"Pagi Bunda, pagi Ayah" Dira dengan wajah cerianya menuruni anak tangga.

"Pagi sayang, yuk sarapan dulu" ucap Bunda sembari meletakan susu coklat untuk Dira.

"Pagi anak Ayah. Ohiya Bun, Ayah berangkat sekarang ya, sejam lagi meeting di mulai nih" Ayah sembari mendekat ke Bunda untuk berpamitan lalu beralih ke Dira.

"Anak Ayah, Ayah berangkat duluan ya jangan lupa sarapan dulu kalo perlu bawa bekal sekalian biar ga jajan sembarangan." 

Dira mencium punggung tangan Ayahnya, lalu Ayah mengelus lembut kepala Dira yang terbalut hijab sekolahnya.

"Iya Ayah hati-hati yah" ujar Dira melambai ke Ayahnya yang semakin menjauh dari pandangannya.

"Bun Dira minum susu aja ya, sarapannya aku jadiin bekal buat kesekolah ya."

"Loh kenapa, sarapan aja dulu, ntar kalo mau bawa bekal itu masih ada kok Dir."

"Engga deh bun, Dira buru-buru. Dira lupa kalo ini hari senin" ujar Dira dengan terburu-buru masukan nasi goreng buatan bundanya ke kotak bekal.

"Ih yaudah, hati-hati geulis"

"Iya Bun, Dira pamit ya" Dira dengan terburu menyalimi tangan Bundanya lalu bergegas menuju keluar rumah.

Korban Fakboi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang